Tokoh Lintas Agama Kehilangan Sosok Maimoen Zubair
›
Tokoh Lintas Agama Kehilangan ...
Iklan
Tokoh Lintas Agama Kehilangan Sosok Maimoen Zubair
Tokoh lintas agama kehilangan sosok KH Maimoen Zubair. Ulama asal Rembang, Jawa Tengah, ini dianggap meninggalkan teladan positif bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tokoh lintas agama kehilangan sosok KH Maimoen Zubair. Ulama asal Rembang, Jawa Tengah, ini dianggap meninggalkan teladan positif bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen banyak memberikan pernyataan yang menyejukkan bagi banyak pihak.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Monsinyur Ignatius Suharyo menyampaikan belasungkawa atas kepergian Mbah Moen. ”Beliau telah meninggalkan warisan yang sangat berharga kepada bangsa, negara, dan masyarakat. Salah satu warisan yang pasti akan dikenang adalah nasihat agar kita selalu berusaha berbuat baik,” kata Suharyo dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/8/2019), kepada Kompas.
Suharyo memandang bahwa teladan Mbah Moen adalah watak khas bangsa Indonesia. Karena itu, dia mengharapkan teladan seperti itu dapat diperjuangkan dan dirawat. ”Sugeng tindak, Mbah Moen,” kata Suharyo.
Pernyataan duka juga disampaikan Pendeta Gomar Gultom, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Atas nama gereja-gereja di Indonesia, Gomar Gultom menyampaikan dukacita atas berpulangnya Mbah Moen.
Menurut Gultom, Mbah Moen adalah sosok kiai yang patut menjadi teladan bagi ulama dan tokoh agama yang ada di Indonesia. Dari ragam hiruk pikuk kontestasi politik dan agama, beliau selalu hadir dengan keteduhan.
”Kepergian beliau tidak hanya kehilangan bagi Partai Persatuan Pembangunan ataupun Nahdlatul Ulama (NU), tidak juga hanya kehilangan bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia,” kata Gultom.
Mustasyar Pengurus Besar NU yang juga pendiri PPP itu meninggal pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 di Mekkah, Arab Saudi. Ulama kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928, ini meninggal dunia pada usia 90 tahun.
Ucapan duka juga datang dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Melalui akun Twitter @HaedarNs, Haedar menyampaikan dukacita atas wafatnya KH Maimoen Zubair.
”Beliau merupakan tokoh yang berkiprah dalam perjuangan politik keumatan untuk kebangsaan. Sosok yang gigih sampai usia lanjut, tidak kenal lelah berkontribusi dalam pergumulan politik nasional,” kata Haedar.
Begitu pun Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah kehilangan tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat. Menurut dia, Mbah Moen merupakan salah satu tokoh yang gigih memperjuangkan nilai keislaman yang disesuaikan dengan budaya Indonesia.
”Kami sungguh berduka atas kepergian beliau. Bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh dengan sikap kebersahajaan. Semoga teladan beliau bisa diteruskan para kader bangsa,” ucap Helmy.