MANCHESTER, SELASA – Manchester United memecahkan rekor transfer bek termahal dunia dengan memboyong Harry Maguire dari Leicester City. Kehadiran bek berusia 26 tahun itu diharapkan MU mampu meniru jejak Liverpool yang melesat semenjak berinvestasi besar di lini pertahanan.
Maguire dibeli MU dengan harga fantastis, 80 juta poundsterling atau setara Rp 1,4 triliun. Nilai transfer itu menjadikannya bek termahal di dunia, melampaui rekor Virgil van Dijk yang diboyong Liverpool dari Southampton seharga Rp 1,3 triliun pada Januari 2018. Maguire sekaligus menjadi pemain Inggris Raya termahal kedua setelah Gareth Bale yang dibeli Real Madrid Rp 1,5 triliun pada 2013.
Pertanyaannya, pantas kah Maguire dihargai semahal itu oleh MU? Bek yang belum pernah meraih trofi penting sepanjang karirnya itu sebetulnya merupakan pilihan kedua “Setan Merah” setelah gagal memboyong bek 19 tahun Ajax Amsterdam, Matthijs De Ligt, yang dibeli Juventus. Banyak pihak meyakini, Maguire tidak lebih hebat dari De Ligt maupun Van Dijk yang dibeli lebih murah.
Maguire dianggap pembelian panik MU mengingat jendela transfer musim panas di Inggris akan ditutup pada Kamis (8/8/2019) ini, sehari menjelang kick of Liga Inggris musim 2019-2020. MU mulai kehabisan pilihan setelah incaran mereka lainnya, bek Napoli Kalidou Koulibaly, memilih bertahan di klubnya saat ini.
Yang pasti, MU sangat membutuhkan kehadiran Maguire untuk mengatasi masalah pertahanan mereka yang sangat rapuh. Di Liga Inggris musim lalu, MU kebobolan 54 gol dari 38 laga. Hal itu menjadikan mereka tim dengan pertahanan terburuk dari sembilan tim teratas di liga itu musim lalu. Buruknya kinerja pertahanan itu tidak terlepas dari ketiadaan bek tangguh berkarakter kuat.
Setelah perginya Rio Ferdinand ke Queen Park Rangers pada 2014, lalu pensiun semusim kemudian, MU tidak lagi punya sosok pemimpin di lini belakang. Prestasi mereka pun meredup sejak itu. Sejumlah bek baru, seperti Eric Bailly dan Victor Lindelof, didatangkan usia manajer Sir Alex Ferguson pensiun, nyaris bersamaan dengan akhir karier Ferdinand di MU. Namun, tidak satu pun yang mampu mengisi peran yang ditinggalkan mantan kapten MU itu.
Jonathan Wilson, kolumnis sepak bola Inggris, berkata, Maguire memiliki sejumlah kapasitas sebagai “Ferdinand baru” di MU. Usianya cukup matang dan memahami sepak bola Liga Inggris dengan sangat baik. Ia juga dikenal punya karakter sebagai pemimpin dan sangat tenang menjaga pertahanan timnya, baik di Leicester City maupun timnas Inggris.
Menonjol
Menurut BBC, kinerja Maguire sangat menonjol, terutama pada dua musim terakhir. Ia tercatat sebagai bek tengah dengan tekel terbanyak di Liga Inggris, yaitu 148 kali. Jumlah itu jauh melampui koleksi Van Dijk dengan 102 tekel. Dalam hal duel udara, ia hanya kalah dari Van Dijk, bek Liverpool yang masuk nominasi penerima penghargaan Ballon d’Or. Maguire memenangi 71 persen perebutan bola di udara, adapun Van Dijk 74 persen.
“Maguire memang tidak bisa dikatakan sebagai bek terbaik dunia saat ini. Itu serupa dialami Van Dijk ketika pertama kali hijrah dari Southampton ke Liverpool. Namun, setelah 18 bulan, Van Dijk tampil sensasional. Maguire dapat mengikuti jejak Van Dijk, meskipun prosesnya tidak bisa instan,” tulis Mark Ogden, pengamat sepak bola Inggris di ESPN.
Keunggulan Maguire itu membuatnya dipercaya sebagai bek andalan timnas Inggris di era Gareth Southgate. Bek yang kerap mencetak gol dari sepak pojok itu membawa “Tiga Singa” lolos ke semifinal Piala Dunia Rusia 2018. Bersama bek sayap muda Aaron Wan-Bissaka, Maguire mewakili upaya peremajaan dan revolusi MU bersama manajer Ole Gunnar Solskjaer. Musim 2019-2020 akan menjadi musim penuh pertama tim itu bersama Solksjaer.
“Maguire adalah pemain top. Kami sebetulnya tertarik dengannya, tetapi tidak mampu memboyongnya. Dia tangguh di bola-bola atas, cepat, dan mampu mengontrol bola dengan baik. Dia punya banyak kualitas. Dengannya, MU bisa dikatakan menjadi penantang juara (di Liga Inggris),” ungkap Manajer Manchester City Pep Guardiola yang memuji langkah Setan Merah merekrut Maguire seperti dikutip The Guardian.