Romelu Lukaku tak lagi diinginkan di Manchester United. Sementara Pelatih Inter Milan Antonio Conte sangat menginginkannya. Ditambah lagi, Lukaku hanya ingin pindah jika klub yang jadi pelabuhannya adalah Inter Milan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
MILAN, JUMAT — Inter Milan berhasil merekrut penyerang asal Belgia, Romelu Lukaku, jelang penutupan bursa transfer musim panas Liga Inggris yang jatuh pada Kamis (8/8/2019) pukul 23.00 WIB.
Lukaku menjadi pemain yang sangat diinginkan Manajer Inter Milan Antonio Conte sebagai ujung tombak timnya untuk menggantikan posisi Mauro Icardi yang sering membuat masalah. Conte adalah pengagum berat Lukaku.
Ia pernah mencoba memulangkan Lukaku ke Chelsea dari Everton ketika masih melatih klub London tersebut, tetapi gagal.
Transfer ini berjalan cukup alot karena Manchester United (MU) tidak ingin menjualnya dengan harga murah sekalipun Lukaku tak lagi menjadi pemain penting bagi ”Setan Merah”. Hingga pada akhirnya, beberapa jam menjelang penutupan jendela transfer musim panas Liga Inggris, MU melepas Lukaku dengan harga 75 juta euro (sekitar Rp 1,1 triliun).
Lukaku memecahkan rekor transfer Inter Milan yang sebelumnya dipegang oleh penyerang Italia, Christian Vieri, ketika dibeli dari Lazio dengan harga 46,48 juta euro (sekitar Rp 738 miliar) pada 1999.
Kedatangan Lukaku di Inter pun disambut sukacita oleh penggemar yang sudah menunggu di bandara. ”Lukaku adalah milik kita,” teriak para suporter Inter.
Lukaku juga antusias dengan kepindahannya ke Inter karena, jika memang harus pindah klub, hanya Inter yang diinginkannya. ”Inter adalah satunya-satunya klub yang saya inginkan. Aku di sini untuk membawa ’Nerazzurri’ kembali ke puncak,” ujar Lukaku.
Berlarut-larutnya negosiasi transfer membuat Lukaku bermasalah dengan MU. Ia belum pernah dimainkan 1 menit pun sepanjang pramusim karena dibekukan oleh Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer. Sebagai gantinya, ia berlatih bersama klub pertama dalam karier sepak bola seniornya, Anderlecht.
Selama di Inggris, Lukaku pernah bermain untuk West Bromwich Albion, Chelsea, Everton, dan MU. Selama berkarier di MU, ia hanya mencetak 42 gol dalam 96 pertandingan di semua kompetisi.
Catatan tersebut cukup buruk untuk pemain yang dibeli dengan biaya 84,7 juta euro (sekitar Rp 1,3 triliun) pada 2017 dari Everton. Performanya itu pula yang membuat posisinya di MU tergusur penyerang muda Inggris, Marcus Rashford.
Raihan gol Lukaku di klub berbanding terbalik ketika bermain untuk tim nasional. Pemain 26 tahun tersebut menjadi pencetak gol terbanyak Belgia sepanjang masa dengan raihan 48 gol yang dibuatnya dalam 81 pertandingan.
Transfer Lukaku dipuji legenda MU, Gary Neville. Ia menilai keputusan MU untuk menjual Lukaku ke Inter sudah tepat.
Menurut dia, Lukaku bukan pemain yang tepat untuk MU. Selain itu, Lukaku bersikap tidak profesional setelah berselisih dengan Solskjaer dan rekan setimnya, Paul Pogba. Berat badan Lukaku juga selalu bertambah selama bermain untuk MU sehingga penampilannya tidak maksimal.
”Dia mengakui bahwa dia kelebihan berat badan. Dia lebih dari 100 kilogram. Dia akan mencetak gol dan bermain baik di Inter Milan, tetapi sikap tidak profesionalnya akan menular,” ujar Neville dalam akun Twitter-nya.
Meski demikian, kepindahan Lukaku ke Inter Milan di saat-saat akhir jelang penutupan transfer sesungguhnya merugikan bagi MU. Sebab, mereka tak lagi memiliki waktu untuk menemukan penggantinya. Kini, MU hanya memiliki Rashford yang berposisi sebagai penyerang tengah.
Akan tetapi, uang yang didapat MU dari penjualan Lukaku dapat mengurangi uang yang telah dikeluarkan, sebesar 159 juta euro (sekitar Rp 2,5 triliun), untuk belanja pemain baru. Dana tersebut digunakan untuk membeli tiga pemain, yakni Harry Maguire, Aaron Wan-Bissaka, dan Daniel James. (AFP/REUTERS)