Keracunan Makanan Massal, Dua Warga di Dharmasraya Meninggal
›
Keracunan Makanan Massal, Dua ...
Iklan
Keracunan Makanan Massal, Dua Warga di Dharmasraya Meninggal
Setidaknya 62 warga Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat, keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam acara wirid yasin mingguan. Dua warga meninggal dan puluhan lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sedikitnya 62 warga Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat, keracunan seusai mengonsumsi makanan dalam acara wirid yasin mingguan. Dua warga dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya masih dirawat di rumah sakit akibat kejadian ini.
Korban keracunan yang meninggal bernama Mimah (45) dan Jati Aswarti (56). Keduanya meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Dareh, Dharmasraya, Sabtu (10/8/2019). Mimah meninggal pada Sabtu dini hari, sedangkan Jati pada Sabtu siang.
Sekretaris Nagari Siguntur Alfa Edison Nur, Sabtu malam, mengatakan, warga diduga keracunan sehabis menyantap lontong sayur dalam acara wirid yasin di rumah anggota pengajian, Kamis (8/8/2019) malam. Namun, sebagian besar warga baru sadar keracunan sehari kemudian.
”Seusai wirid, sebagian peserta mengaku sakit perut dan mencret. Namun, karena tidak curiga, peserta menganggap penyakit mag mereka kambuh. Baru sadar keracunan Jumat, saat bertemu di puskesmas untuk berobat,” ujar Edison saat dihubungi dari Padang.
Edison mengatakan, dirinya bersama istri dan anaknya juga sakit perut karena ikut mengonsumsi lontong sayur itu meskipun tidak parah. Menurut dia, rasa gulai lontong dengan campuran gulai nangka, rebung, dan lobak itu agak anyir, tidak seperti biasanya.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska, seusai mengunjungi korban, Sabtu malam, mengatakan, sekitar 30 warga masih dirawat di RSUD Sungai Dareh. Umumnya pasien sudah memasuki tahap pemulihan dan telah melewati masa kritis.
”Hampir separuh pasien besok sudah boleh pulang. Kondisi pasien semuanya sadar, cuma ada beberapa yang masih mengeluh agak sakit di perut. Rumah sakit sudah memberikan pengobatan optimal,” tutur Sutan Riska.
Sutan Riska turut prihatin dengan keracunan massal ini. Ia berjanji, semua biaya pengobatan korban ditanggung Pemerintah Kabupaten Dharmasraya.
Sutan Riska menjelaskan, kepolisian dengan dinas terkait sudah mengambil sampel makanan yang diduga sebagai pemicu keracunan. Untuk kepastian penyebab, ia menunggu hasil pengujian laboratorium.
Agar kejadian tidak terulang, Sutan Riska mengimbau warga untuk lebih waspada dalam mengolah makanan. Kebersihan dan cara pengolahan yang tepat harus diperhatikan.
”Ibu-ibu yang mengurus makanan dalam setiap kegiatan di rumah, apa pun bentuknya, harus lebih hati-hati. Kami dari dinas kesehatan serta dinas koperasi dan perdagangan akan mengecek bahan makanan yang dijual di pasar,” ujar Sutan Riska.