Drama Ulangan Ducati dan Honda
Podium teratas di Austria masih dikuasai para pebalap Ducati selama empat tahun berturut-turut. Marc Marquez dan Honda dipaksa mencoba lagi pada tahun depan untuk meruntuhkan dominasi tersebut.
SPIELBERG, MNGGU - Dominasi Ducati di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, belum tergoyahkan melalui kemenangan dramatis Andrea Dovizioso, pada balapan Minggu (11/8/2019). Sejak sirkuit tersebut kembali masuk kalendar MotoGP pada 2016, tim pabrikan asal Italia itu selalu menguasai podium teratas.
Belum ada pebalap dari pabrikan lain yang mampu menggoyahkan dominasi Ducati sejak 2016 itu, termasuk sang juara dunia dari tim Repsol Honda, Marc Marquez. Padahal, pebalap asal Spanyol itu sudah mengambil banyak pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya dan memiliki modal besar pada tahun ini, yakni menguasai posisi start terdepan.
Namun, Dovizioso yang start dari posisi ketiga sudah sangat memahami karakter sirkuit yang merupakan perpaduan trek-trek panjang dan tikungan. Dengan Ducati Desmosedici-nya, Dovizioso kembali menciptakan drama yang berakhir dengan senyum pahit Marquez dan seluruh kru Repsol Honda.
Di trek-trek panjang, Dovizioso bisa memanfaatkan tenaga besar motornya untuk menempel Marquez. Pertarungan pun banyak terjadi pada tikungan pertama usai trek panjang. Dovizioso dan Marquez beberapa kali saling mendahului. Teknik pengereman keras yang presisi sangat dibutuhkan kedua pebalap tersebut dalam pertarungan ini.
Pada putaran terakhir, Marquez masih memimpin dan tampaknya bisa meruntuhkan dominasi Ducati di Austria untuk pertama kalinya. Namun, puncak drama terjadi pada tikungan terakhir menjelang garis finis. Saat itu Dovizioso mencoba menyalip dari sisi dalam dan Marquez tampak kesulitan menguasai roda belakangnya yang sedikit slip.
“Menjelang masuk ke tikungan terakhir, saya sedikit merasa ragu. Namun, itu adalah tikungan terakhir dan saya harus mencobanya. Saya melakukan hal-hal gila dan sering kali berhasil,” kata Dovizioso seperti dikutip Motorsport. Ia merasa sangat yakin karena pernah melakukan hal yang sama.
Kejadian itu terjadi di sirkuit dan tikungan yang sama pada 2017. Saat itu Marquez mampu menyalip Dovizioso, tetapi terlalu kencang dan motornya melebar. Momentum itu dimanfaatkan dengan baik oleh Dovizioso untuk mengambil alih posisi terdepan dari sisi dalam. Pada 2017, Dovizioso finis terdepan di Austria.
Sejak finis kelima pada 2016, Marquez dan Honda terus mengevaluasi dan menyetel kemampuan motor RC213V untuk bisa menaklukkan sirkuit di Spielberg tersebut. Upaya itu belum berhasil pada 2018 ketika Marquez kembali tampil di peringkat kedua dan pebalap Ducati saat itu, Jorge Lorenzo, tampil sebagai juara. Pada balapan kemarin, Lorenzo yang kini tergabung di tim Repsol Honda tidak tampil karena cedera. Ia juga sedang dikabarkan akan hengkang dari Honda dan kembali ke Ducati.
Pertanda
Tikungan terakhir di Austria memang menjadi mimpi buruk bagi Marquez. Pada saat menjalani kualifikasi, Sabtu (10/8/2019), Marquez sebetulnya sudah mendapatkan pertanda. Ia mengalami kesulitan pada tikungan terakhir sehingga target waktu yang ia inginkan tidak tercapai.
“Saya mencoba mencapai waktu 1 menit 22 detik tetapi saya mengalami kesulitan pada tikungan terakhir, motor saya terlalu melebar,” ujar juara dunia MotoGP lima kali itu.
Tikungan terakhir itu, sepertinya akan menjadi kunci Marquez mematahkan dominasi Ducati di Austria pada musim depan. Meski ada kesalahan, Marquez semakin kompetitif di Austria dan kemarin mencatat waktu terbaik, yaitu 1 menit 23,027 detik. Oleh karena itu, pebalap LCR Honda Castrol, Cal Crutchlow, sampai menyebut Marquez seperti ilusionis Harry Houdini.
Masalah kendali motor saat memasuki tikungan itu juga dipengaruhi olejh pilihan ban. Tidak seperti Dovizioso yang menggunakan ban kompon lunak, Marquez menggunakan ban kompon sedang. Ban kompon lunak menawarkan kecepatan dan lebih bisa mencengkeram aspal, tetapi lebih cepat aus terutama di trek seperti Red Bull Ring. Marquez pun tidak memiliki kontrol yang lebih baik dibandingkan Dovizioso di tikungan.
“Saya tetap gembira bisa finis di peringkat kedua. Dovizioso menjalani balapan dengan luar biasa,” ujar Marquez. Dari hasil balapan seri ke-11 di Austria ini, Marquez masih kokoh di puncak klasemen dengan 230 poin. Sementara Dovizioso masih berada di peringkat kedua dengan 172 poin. Marquez masih bisa tenang dengan keunggulan 58 poin.
Adapun peringkat ketiga di seri Austria ini direbut oleh pebalap tim Petronas Yamaha, Fabio Quartararo. Pebalap asal Perancis ini sebenarnya mampu memanfaatkan pertarungan sengit antara Ducati dan Honda untuk mengambil posisi terdepan pada awal lomba.
Namun, dalam sejarah Grand Prix Austria, Yamaha selalu kesulitan untuk bersaing. Posisi terdepan Quartararo pun hanya berlangsung singkat karena Dovizioso dan Marquez bisa melesat dan semakin sulit terkejar. Sementara Quartararo harus mempertahankan posisi agar tidak terkejar oleh pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, yang finis di urutan keempat.
Strategi penggunaan ban menjadi masalah bagi Quartararo. “Tim memilih ban berkompon lunak dan ini tidak mudah karena saya masih belum berpengalaman menyesuaikan setelan ban,” ujar pebalap berusia 20 tahun itu. (AFP)