JAKARTA, KOMPAS – Komite Pemilihan PSSI menanti kepastian waktu kongres tahunan sebelum memulai tahapan pemilihan ketua umum dan jajaran komite eksekutif di induk sepak bola Tanah Air itu. Jadwal tahapan pemilihan pengurus baru PSSI itu menjadi simpang siur setelah FIFA berkeberatan soal dimajukannya kongres tahunan pada November mendatang.
Padahal, agenda memilih pengurus baru PSSI pada November mendatang merupakan ketetapan yang dihasilkan pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Ancol, Jakarta, 27 Juli lalu. Namun, lewat surat balasannya yang dialamatkan ke Sekretaris Jendral PSSI, FIFA menyarankan agar kongres tahunan itu digelar Januari 2020 atau sesuai rencana awal yang dirumuskan di dalam rapat komite eksekutif PSSI sebelumnya.
Untuk itu, meskipun bersifat independen, Komite Pemilihan (KP) PSSI belum dapat melaksanakan tahapan pemilihan seperti sosialisasi pendaftaran bakal calon ketua dan wakil ketua umum PSSI. “KP memang telah menggelar sejumlah pertemuan dengan pihak sekretariat PSSI terkait tahapan pemilihan yang dimulai dengan sosialisasi. Namun, itu belum bisa dimulai. Kami menunggu jadwal pasti kongres tahunan, apakah November atau Januari” ujar Budiman Dalimunthe, anggota Komite Pemilihan PSSI, dihubungi Senin (12/8/2019).
Menurut Budiman, pihaknya sebetulnya tidak mempermasalahkan kongres tahunan itu akan digelar November atau Januari mendatang. Satu-satunya perbedaan, ungkapnya, KP PSSI maupun para bakal calon pengurus PSSI, akan memiliki waktu lebih longgar dalam verifikasi administrasi atau tahapan lainnya jika kongres digelar awal 2020.
“Bayangkan, jika setiap dari 700-an anggota PSSI mengajukan satu nama bakal calon ketua, belum lagi wakil ketua umum dan 12 anggota exco (Komite Eksekutif). Ada berapa ribu nama yang harus kami verifikasi jika mereka mengusulkan nama-nama berbeda. Jadi, bagi kami, akan lebih enak jika itu digelar Januari mendatang. Waktunya bisa lebih panjang. Namun, jika pun harus digelar November, kami tetap harus siap,” tutur Budiman.
Menanggapi hal itu, PSSI lewat Direktur Media dan Promosi Digital Gatot Widakdo berkata, surat balasan FIFA soal jadwal kongres tahunan itu akan dibahas di dalam rapat exco PSSI. Hasil rapat itu kemudian akan disampaikan ke seluruh anggota PSSI. “Dalam pekan ini rapat itu (exco) digelar,” ungkapnya.
Mencalonkan diri
Meskipun tahapan pemilihan itu belum dimulai, sejumlah nama telah memberanikan diri mengikuti pencalonan ketua umum PSSI. Mereka ini salah satunya CEO Nine Sport Arif Putra Wicaksono (38). Pria yang aktif sebagai promotor dan memiliki relasi luas dengan federasi dan klub-klub mancanegara seperti Ajax Amsterdam dan AC Milan itu, menjanjikan industri sepak bola yang jauh lebih baik di Tanah Air.
Menurut Arif, peluang investasi dan berkembangnya sepak bola di Indonesia sangatlah besar. Namun, karena sejumlah masalah yang berulang-ulang akibat mismanajemen di PSSI, peluang itu kurang dioptimalkan. “Saya punya program kongkret memajukan sepak bola di Tanah Air, salah satunya sister club. Sudah ada 24 klub dunia, seperti Ajax dan Milan, yang tertarik program ini. Program ini bisa mengembangkan talenta muda dan manajemen sepak bola klub-klub di Indonesia,” ujarnya dalam pertemuan dengan media, kemarin, di Jakarta.
Arif sebetulnya pernah mengajukan diri sebagai bakal calon ketua umum PSSI pada 2016 silam. Namun, namanya dicoret KP PSSI karena dianggap tidak memenuhi syarat lima tahun aktif di lingkungan sepak bola PSSI. “Saat ini, syarat itu seharusnya tidak lagi menjadi masalah. Saya sudah terlibat dalam pengembangan sepak bola sejak 2013 dengan menggelar klinik latihan dan uji tanding mendatangkan timnas Belanda saat itu,” tuturnya.
Arif berharap programnya bisa menyentuh para pemilik suara PSSI, khususnya klub-klub profesional. “Proposal saya adalah menyejahterakan mereka. Saya telah lama berkarier di sepak bola. Seperti arahan Presiden Jokowi, saatnya lembaga-lembaga dipegang profesional. Kita harus mulai memutus lingkaran lama,” tuturnya.
Selain Arif, ada dua nama lainnya yang mencuat dalam bursa bakal calon ketua umum PSSI. Keduanya adalah Komisaris Jenderal (Pol) Mochamad Iriawan (mantan Kepala Polda Metro Jaya), dan Rahim Soekasah (CEO Brisbane Roar).