Dua jalan tol yang melewati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo, bakal memiliki enam gerbang untuk akses keluar-masuk di wilayah DIY.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Dua jalan tol yang melewati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo, bakal memiliki enam gerbang untuk akses keluar-masuk di wilayah DIY. Keberadaan enam gerbang tol tersebut diharapkan bisa mendukung pengembangan ekonomi kawasan sekitarnya.
“Enam titik gerbang tol itu seluruhnya berlokasi di Kabupaten Sleman,” kata Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi, di kompleks Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (15/8/2019).
Seperti diberitakan, pemerintah berencana membangun sejumlah jalan tol yang melewati wilayah DIY, antara lain Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo. Tol Bawen-Yogyakarta akan menghubungkan Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan DIY, sementara Tol Yogyakarta-Solo bakal menghubungkan wilayah DIY dengan Kota Solo, Jawa Tengah.
Saat ini, trase atau jalur Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo telah disepakati. Berdasarkan rencana pemerintah, titik masuk tol Yogyakarta-Solo di DIY ada di daerah Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman. Dari wilayah itu, jalan tol tersebut direncanakan dibangun dengan konstruksi melayang (elevated) di atas jalur lingkar luar (ringroad) utara Yogyakarta ke arah barat.
Setelah itu, jalur Tol Yogyakarta-Solo akan bertemu dengan jalur Tol Bawen-Yogyakarta. Menurut rencana, sebagian jalur Tol Bawen-Yogyakarta juga akan dibangun secara melayang di atas kanal irigasi yang dikenal dengan nama Selokan Mataram.
Gatot menjelaskan, ruas Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo yang melewati wilayah DIY tidak terlalu panjang. Panjang ruas Tol Bawen-Yogyakarta yang melalui DIY hanya sekitar 10 kilometer (km), sementara panjang ruas Tol Yogyakarta-Solo yang lewat di DIY sekitar 7 km. Oleh karena itu, jumlah gerbang tol di wilayah DIY juga tidak terlalu banyak.
Menurut Gatot, berdasarkan hasil kajian, disepakati ada enam gerbang tol di wilayah DIY. Berdasarkan rencana pemerintah, gerbang-gerbang tol itu berlokasi di sejumlah kecamatan di Sleman, seperti Kalasan, Depok, Ngaglik, dan Gamping.
Jadi, lokasi sekitar gerbang tol itu harus disiapkan jadi pusat-pusat ekonomi.
Gatot memaparkan, keberadaan enam gerbang tol itu penting untuk mendorong perekonomian di kawasan sekitarnya. Oleh karena itu, dia berharap, para pelaku ekonomi di DIY bisa memanfaatkan keberadaan gerbang-gerbang tol tersebut untuk mengembangkan usahanya.
“Keberadaan gerbang tol itu agar jalan tol tidak terpisah dengan titik-titik pusat ekonomi. Jadi, lokasi sekitar gerbang tol itu harus disiapkan jadi pusat-pusat ekonomi,” kata Gatot.
Terkait rencana pembangunan jalan tol itu, Gatot juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ulah para spekulan tanah. Gatot juga menyatakan, pemerintah pasti akan memberi ganti untung yang layak bagi pemilik lahan yang terdampak pembangunan jalan tol.
“Saya mengimbau masyarakat jangan tergiur dengan iming-iming yang macam-macam dari spekulan. Yakinlah bahwa ganti untung dari pemerintah jauh lebih tinggi dari NJOP (nilai jual objek pajak),” ungkap Gatot.
Dampak ekonomi
Sementara itu, pengamat ekonomi Edy Suandi Hamid menyatakan, pembangunan jalan tol bisa memberikan manfaat bagi perekonomian DIY. Sebab, dengan adanya jalan tol, mobilitas wisatawan ke DIY dari berbagai kota akan menjadi lebih mudah. “Jadi, saya kira sudah tepat ketika dibuat tol dari Solo ke Yogyakarta kemudian sampai Semarang,” katanya.
Edy menuturkan, untuk memaksimalkan dampak ekonomi dari pembangunan jalan tol, DIY harus bisa mengembangkan daya tarik agar para pengguna jalan tol juga singgah di berbagai lokasi di provinsi tersebut. “Yogyakarta tidak boleh hanya dilewati, tapi harus menjadi tempat transit dan tempat tujuan perjalanan dari para pengguna jalan tol,” kata Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta itu.
Edy menambahkan, penentuan gerbang keluar-masuk jalan tol juga penting untuk mendukung pengembangan ekonomi di berbagai wilayah DIY. Oleh karena itu, gerbang-gerbang tol tersebut harus dibangun di dekat pusat-pusat ekonomi, misalnya destinasi wisata dan pusat oleh-oleh.