Berkisar 25-30 tahun silam, jauh sebelum era mobil-mobil MPV ”sejuta umat”, Suzuki Carry adalah salah satu mobil keluarga yang paling digemari di negeri ini. Padahal, sejatinya mobil tersebut tidak didesain untuk menjadi sebuah MPV tulen.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
Berkisar 25-30 tahun silam, jauh sebelum era mobil-mobil MPV ”sejuta umat”, Suzuki Carry adalah salah satu mobil keluarga yang paling digemari di negeri ini. Padahal, sejatinya mobil tersebut tidak didesain untuk menjadi sebuah MPV tulen.
Suzuki Carry berbodi station wagon yang ngetop pada akhir era 1980-an hingga dekade 1990-an pada dasarnya adalah rekayasa karoseri yang dilekatkan pada platform sasis mobil niaga. Sejak awal kelahirannya dan sesuai namanya, Carry adalah mobil angkutan barang yang berbentuk pikap.
Adalah Soebronto Laras, kini menjabat Presiden Komisaris PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), yang pada pertengahan 1970-an memperkenalkan mobil ini kepada masyarakat Indonesia. Tepatnya pada 1976, Suzuki berkode ST10 itu menjadi mobil pertama buatan Suzuki Motor Corporation yang dipasarkan di Tanah Air, bersama mobil hatchback Suzuki Fronte.
Meskipun kecil dengan mesin 2 tak, mobilnya mampu mengangkut satu ton cengkeh naik-turun perkebunan.
”Kami perkenalkan di Manado, Sulawesi Utara, saat terjadi panen besar-besaran cengkeh di sana. Kami masuk ke sana untuk memperkenalkan pola angkutan modern dan langsung disambut antusias karena meskipun kecil dengan mesin 2 tak, mobilnya mampu mengangkut 1 ton cengkeh naik-turun perkebunan,” ungkap Soebronto saat peluncuran Suzuki Carry generasi terbaru di ajang Indonesia International Motor Show di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, 25 April 2019.
Setelah perkenalan pertama itu sukses, lanjut Soebronto, pihaknya mencoba memperkenalkan Suzuki Carry ini untuk angkutan penumpang di perkotaan alias angkot. Kala itu, angkutan perkotaan masih didominasi bus, opelet, atau bemo.
Pada 1977, masuklah generasi kedua Carry dengan kode ST20. Mobil ini lebih dikenal luas sebagai Suzuki Truntung, karena suara mesin 2 tak-nya berbunyi ”trun-tung-tung-tung..”. Model ini mulai mendapat rekayasa karoseri menjadi minibus dan angkot.
Selanjutnya, Carry pun menjadi salah satu legenda dalam sejarah otomotif Indonesia dengan kemunculan Suzuki Carry ST100 (juga dikenal dengan sebutan Carry 1000), Suzuki Carry Extra, dan Suzuki Carry Futura. Jejak-jejaknya masih bisa dilihat hingga kini dengan masih beroperasinya angkot berbasis Suzuki Carry Extra atau Carry Futura di pinggiran kota.
Belakangan, pada dekade 2000-an, bersamaan dengan kemunculan MPV-MPV tulen berharga terjangkau, Suzuki mengembangkan khusus MPV-dalam bentuk Suzuki APV. Mobil ini memiliki versi pikap dengan nama Suzuki Mega Carry.
Fokus niaga
Hingga akhirnya pada tahun ini PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memperkenalkan generasi terbaru Suzuki Carry. Dilihat dari bentuk luarnya, terasa bagaimana mobil ini benar-benar dirancang untuk keperluan angkutan niaga.
Simak saja garis-garis desainnya yang sangat sederhana dan tidak berusaha menjadi ”cantik”. Susah membayangkan reinkarnasi terbaru Suzuki Carry ini akan kembali disulap menjadi mobil keluarga di tengah membanjirnya model-model MPV 7 tempat duduk dengan desain-desain modern dari hampir semua pabrikan asal Jepang dewasa ini.
Walaupun rekayasa karoseri masih dimungkinkan, bahkan ikut dipamerkan dalam IIMS 2019, tetapi seluruhnya dalam bentuk-bentuk fungsional, seperti ambulans, mobil boks, mobil toko (moko), dan tentu saja, angkot.
”Dengan hadirnya All New Suzuki Carry ini, Suzuki kembali ke awal kehadiran kami untuk fokus di kendaraan niaga lagi. Saat ini pangsa pasar kami sudah di atas 50 persen dan akan kami tingkatkan terus menjadi 60 persen, atau sekitar 5.000 unit mobil per bulan,” kata Dony Saputra, Direktur Pemasaran Roda 4 (4W Marketing Director) PT Suzuki Indomobil Sales, di Yogyakarta, Selasa (18/6/2019).
Hendra Kurniawan, Presiden Direktur PT Sumber Baru Mobil selaku main dealer Suzuki di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Banyumas, dan Kedu, juga mematok target pangsa pasar 60 persen di wilayahnya. ”Saat ini kami menargetkan penjualan 200 unit New Carry tiap bulan,” kata Hendra.
Dony berada di Yogyakarta untuk mengikuti acara uji kendara All New Suzuki Carry ini bersama awak media, termasuk Kompas, 18-19 Juni lalu. Dalam uji kendara ini, awak media diajak menjajal langsung All New Suzuki Carry dengan mengangkut berbagai barang di medan nyata.
Membuktikan langsung
Disediakan empat Suzuki Carry pikap dari varian tertinggi, yakni varian AC/PS, yang sudah dilengkapi power steering, penyejuk udara (AC), dan fitur hiburan dengan dua pengeras suara. Setiap mobil diisi 2-3 jurnalis untuk membuktikan langsung kelegaan kabin pada pikap terbaru ini.
All New Suzuki Carry ini tersedia dalam dua pilihan bak, yakni bak biasa (flat deck) dan bak ekstra lebar (wide deck). Setiap pilihan tersedia dalam trim standar dan trim AC/PS.
Semua dibekali mesin bensin empat silinder berkode K15B dengan kapasitas 1.5 liter (1.462 cc) dan transmisi manual 5 percepatan. Di atas kertas, mesin yang berteknologi DOHC 16 valve ini mengeluarkan tenaga maksimum 97 PS pada putaran mesin 5.600 rpm, dan torsi puncak 135 Nm pada 4.400 rpm.
Semua varian juga sudah dilengkapi sistem pengaman immobilizer. Hendra mengatakan, fitur keamanan ini menjadi salah satu andalan untuk menjaring pelanggan. ”Fitur ini sangat membantu mereka karena bisa menjamin keamanan kendaraan sehingga tidak perlu lagi biaya asuransi,” ujarnya.
Unit yang diuji Kompas membawa muatan penuh berupa potongan-potongan kayu bakar dan kotak-kotak pengangkut sound system. Lembar spesifikasi menyebutkan, daya angkut New Carry ini mencapai 1 ton.
Dengan muatan penuh, kami diajak menyusuri jalan-jalan perdesaan di kawasan Kaliurang, Yogyakarta, baik jalan aspal maupun jalan tanah berbatu-batu.
Tongkat persneling yang menempel di dasbor mobil membuat tempat duduk lega dan cukup diduduki tiga orang dewasa. Walaupun akan lebih nyaman saat hanya diisi dua orang dewasa. Kursi pengemudi juga bisa dimaju-mundurkan, sehingga memberi posisi duduk yang cukup nyaman untuk mengemudi.
Kopling terasa ringan dan tenaga mesin juga masih cukup untuk membawa pikap bermuatan penuh ini mendaki tanjakan-tanjakan panjang di kawasan Kaliurang. Hanya perlu penyesuaian tersendiri untuk membiasakan pada karakter tongkat persneling yang langkahnya cukup panjang untuk bergeser dari satu gigi transmisi ke gigi berikutnya.
Namun, secara umum, dengan dimensi dan kapasitas angkut yang lebih besar, Carry siap melanjutkan legenda sebagai raja pikap di Indonesia.