Raih Juara di Malaysia, Novendra Diharapkan Terus Konsisten
›
Raih Juara di Malaysia,...
Iklan
Raih Juara di Malaysia, Novendra Diharapkan Terus Konsisten
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pecatur muda Indonesia, Internasional Master Novendra Priasmoro (2.474) berhasil meraih gelar juara catur standar Malaysia Terbuka 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, 11-19 Agustus. Dari sembilan babak, pecatur berusia 20 tahun itu meraih tujuh kemenangan dan dua kekalahan. Dengan raihan itu, Novendra diharapkan semakin matang dan konsisten dalam bermain.
Pada babak terakhir, Minggu (19/8/2019), Novendra berhadapan dengan pecatur Indonesia lain, IM Yoseph Theolifus Taher (2.460). Bertarung dengan rekan senegara, ternyata tidak membuat pecatur binaan United Tractors itu bisa bermain dengan mudah. Ia justru takluk dari Taher di laga tersebut.
Novendra yang memainkan bidak hitam dua kali membuat kesalahan strategi. Kesalahan pertama pada langkah ke-14. Inisiatifnya mendorong bidak F7-F5 justru menguntungkan Yoseph untuk melakukan empat kali pertukaran beruntun.
Hal itu menyebabkan Novendra mendapatkan bidak tumpuk lemah pada lajur C. Bidak tumpuk yang berada di petak C5 itu akhirnya jatuh pada delapan langkah kemudian.
Kesalahan strategi yang lebih fatal, terjadi ketika Novendra menempatkan gajah ke petak H6 pada langkah ke-24. Ancaman skak satu langkahnya ke petak E3 terlalu mudah untuk ditangkis lawan. Saat bersamaan, letak gajah H6 miliknya riskan karena mudah diserang.
Benar saja, tujuh langkah kemudian, gajah di H6 itu terperangkap dan lenyap. Sejak itu, kekalahan tinggal menunggu waktu saja. Pada langkah ke-40, Novendra menyerah dalam posisi ketinggalan dua bidak, sedangkan bidak putih yang sudah sampai petak H6 bakal promosi menjadi menteri.
Kekalahan Novendra membuatnya menempati posisi pertama dengan tiga pecatur lain yang memiliki nilai 7. Namun, mereka belum semuanya saling berhadapan sehingga tie-break pertama berupa hasil head to head tidak bisa diterapkan.
Panitia pun menggunakan tie-break kedua, yakni banyaknya partai menang selama sembilan babak. Novendra unggul di sistem itu. Dia meraih tujuh menang dan dua kalah. Pesaing terdekatnya hanya pecatur Malaysia IM Yeoh Li Tian (2.528) yang enam kali menang, dua kali remis, dan satu kali kalah. Selain juara, Novendra pun berhasil menambah 9,6 poin rating.
Bagi Novendra, ini kemenangan pertamanya di Malaysia. Secara keseluruhan, ini gelar bergengsi keempat yang diraihnya dalam dua tahun terakhir, setelah juara di Thailand Terbuka 2018, Kejuaraan Asia Yunior 2018 di Mongolia, dan Kejuaraan First Saturday 2019 di Hungaria. ”Kemenangan ini saya persembahkan untuk HUT Indonesia ke-74,” ujarnya.
Membaik
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan, permainan Novendra cukup baik dalam kejuaraan ini. Sebab, selisih antara menang dan kalah (7-2) mencapai plus lima. Bagi pecatur, raihan plus dua sudah bagus asal tidak pernah kalah.
Untuk kali ini, Novendra kalah dua kali tetapi menangnya jauh lebih banyak. Adapun Novendra sempat meraih kemenangan beruntung dari babak ketiga hingga kedelapan. ”Di catur, dia bisa menang beruntun itu sudah spesial sekali. Jadi, kami cukup puas dengan penampilan Novendra kali ini,” kata Kristianus yangf juga Manajer Tim United Tractors.
Akan tetapi, Novendra tidak boleh cepat puas apalagi langsung besar kepala. Menurut pelatih GM Andrei Kovalev seperti yang disampaikan Kristianus, Novendra sejatinya masih belum displin dalam berlatih. Soal maupun teori yang diberikan dalam latihan belum meresap dan mendarah daging sehingga belum berjalan sepenuhnya.
Itu terlihat pada kekalahan pertama Novendra pada babak kedua Malaysia Terbuka 2019. Urutan langkah pembukaannya justru terbalik sehingga bisa dihukum lawannya. Hal itu bisa terjadi karena teori pembukaan yang bersifat hafalan belum benar-benar dipahami.
Novendra juga belum konsisten. Ia kadang bisa bermain sangat baik di suatu kejuaraan, tetapi bisa sangat buruk di kejuaraan lain atau berikutnya. Contohnya sebelum tampil di Malaysia Terbuka 2019, ia tampil buruk di Kejuaraan Asia Kontinental 2018 di Filipina maupun Kualifikasi Piala Dunia Catur 2019 di Mongolia. ”Di dua kejuaraan itu, ia sempat kalah tiga kali beruntun. Itu menunjukkan mentalnya belum kuat ketika menerima kekalahan,” tutur Kristianus.
Penampilan Aditya
Berkebalikan dengan Novendra, pecatur belia Indonesia Kandidat Master (CM) Aditya Bagus Arfan (2.228) justru bermain kurang optimal di kejuaraan tersebut. Pecatur berusia 13 tahun itu hanya berada di peringkat ke-36 dengan raihan 5 poin.
Hasil itu membuat Aditya kehilangan 79,6 poin rating. Aditya sebenarnya hanya mengalami dua kalah, empat remis, dan tiga menang. Namun, hasil remis itu didapatnya dari lawan yang punya poin rating jauh lebih rendah. Ia pun mendapatkan pengurangan poin rating maksimal hingga 16,8 poin rating setiap kali remis.
”Aditya masih belum stabil. Waktu Kejuaraan Asia Yunior 2019 di Solo, Jawa Tengah kemarin, dia main bagus sekali. Saat itu, kami sempat menilai Aditya sudah berkembang sangat pesat. Namun, di sini, dia justru terlihat mundur lagi. Manuver-manuver buah caturnya masih sering boros tempo. Terus, dia suka takut sendiri sehingga langkah-langkahnya jadi pasif,” ungkap Kristianus.
Anggota Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya menyampaikan, secara keseluruhan, pihaknya gembira dengan capaian Novendra kali ini. Hasil ini penting untuk membangkitkan kepercayaan diri Novendra karena sempat bermain kurang baik sepanjang tahun ini. ”Kami berharap dia bisa segera kembali ke penampilan terbaiknya dan segera menambah poin rating sampai 2.500, supaya bisa segera memakai gelar GM,” pungkasnya.