Manajer Manchester City Pep Guardiola dan staf pelatihnya berlari kegirangan saat striker Gabriel Jesus dengan dramatisnya mencetak gol di injury time babak kedua laga kontra Tottenham Hotspur, Sabtu (17/8/2019) malam. Stadion Etihad yang disesaki pendukung City pun bergemuruh. Mereka mengira telah menang atas rivalnya itu.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MANCHESTER, MINGGU — Manajer Manchester City Pep Guardiola dan staf pelatihnya berlari kegirangan saat striker Gabriel Jesus dengan dramatisnya mencetak gol di injury time babak kedua laga kontra Tottenham Hotspur, Sabtu (17/8/2019) malam. Stadion Etihad yang disesaki pendukung City pun bergemuruh. Mereka mengira telah menang atas rivalnya itu.
Sukacita itu langsung berganti kecemasan, ketika wasit ternama asal Inggris, Michael Oliver, tidak menggubris perayaan ataupun mengesahkan gol itu. Ia sibuk mendengarkan alat di telinganya. Sejurus kemudian, Etihad menjadi hening. Guardiola terperangah dan puluhan ribu fans City menutup wajahnya dan geleng-geleng kepala, seolah tidak percaya.
Suasana emosi di stadion itu langsung berubah 180 derajat ketika Oliver memutuskan menganulir gol itu menyusul intervensi video wasit (VAR), teknologi yang dipakai di Liga Inggris pada musim baru 2019-2020.
Menurut wasit VAR, gol itu tidak sah karena bola didapati menyentuh lengan bek City, Aymeric Laporte, sebelum ditendang Jesus. Skor pun tidak berubah. City ditahan 2-2 Spurs, salah satu pesaing utama City di Liga Inggris saat ini.
Guardiola, yang biasanya terlihat kalem, tidak mampu menyembunyikan kemarahan dan kekecewaannya saat diwawancara Sky Sports seusai laga itu. Untuk kedua kalinya tahun ini, VAR ”merampas” sukacita timnya atas Spurs. Pada duel di perempat final Liga Champions Eropa, April lalu, City juga dirugikan oleh VAR.
Gol Raheem Sterling di menit injury time saat itu juga dianulir VAR karena off-side. ”Deja vu, sama persis. Gol kami saat itu (di Liga Champions) juga dibatalkan VAR. Apa lagi yang harus saya katakan? Masalah (VAR) ini juga terjadi sebelumnya di Wolves (melawan Leicester City) dan juga kita lihat pada Chelsea (laga Piala Super Eropa) dengan kontroversi kiper Adrian. Mereka harus memperbaiki ini (VAR),” tutur Guardiola seusai laga itu.
Kekesalan manajer asal Spanyol itu bukan semata karena VAR menganulir gol Jesus. Ia menilai wasit VAR tidak konsisten menerapkan aturan dalam insiden dijatuhkannya Rodri, gelandang City, di kotak penalti Spurs pada babak pertama.
”Sungguh luar biasa itu bukanlah dianggap penalti oleh VAR. Namun, mereka justru menilai sebaliknya di akhir laga (insiden gol Jesus),” ujar Guardiola penuh kesal.
”The Citizens” sebetulnya tampil dominan pada laga itu. Seperti biasanya, penguasa tiga gelar domestik musim lalu itu tampil ofensif dan menguasai bola. Mereka sempat unggul dua kali lebih dulu dan menciptakan total 30 tembakan. Dua pemain City, Kevin De Bruyne dan Raheem Sterling, tampil brilian dalam laga itu. Sebaliknya, Spurs hanya menghasilkan tiga tembakan, dengan dua di antaranya berujung gol.
Jatuh cinta
Tak heran, dalam rekaman video di media sosial, para pemain Spurs merayakan hasil imbang itu dengan kegirangan dan nyanyian keras di kamar ganti, bak juara. Musim ini, tim berjuluk ”Lili Putih” itu memang menargetkan mampu menyaingi City dan Liverpool dalam perburuan trofi juara Liga Inggris. Mereka telah berinvestasi besar dengan membeli sejumlah pemain baru seperti Tanguy Ndombele dan Ryan Sessegnon.
Spurs kini ada di peringkat keempat, sedangkan City ketiga menyusul hasil imbang itu. ”Saya jatuh cinta kepada VAR,” komentar Manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino dengan candaan saat ditanya tentang VAR yang dianggap menguntungkan timnya pada laga kontra City itu.
Terlepas kontroversi itu, Steve Nicol, pengamat Liga Inggris, justru memuji kehadiran VAR di laga City kontra Spurs. Menurut dia, wasit VAR dan Oliver telah seratus persen bertindak benar dengan menganulir gol Jesus.
”Gol itu memang tidak sah karena ada kejadian handsball sebelum itu terjadi. Itu adalah aturan. Maka itu, saya berterima kasih pada VAR atas putusan itu,” ujar mantan pemain Liverpool itu di ESPN.
Menurut Nick Miller, jurnalis Liga Inggris di ESPN, butuh lebih dari sekadar VAR untuk menggagalkan upaya City meraih tiga trofi Liga Inggris beruntun. Ia menila, tim itu memiliki materi pemain yang lebih kuat dari rival-rival lainnya seperti Liverpool dan Spurs. ”Mereka tampil sangat baik sejauh ini. Mereka mungkin bakal juara dengan margin (poin) yang lebih besar ketimbang musim lalu,” ujarnya. (AFP/REUTERS)