Seperti apa wajah bulan? Barangkali cuma Neil Armstrong dan Edwin Aldrin yang punya jawaban. Armstrong menyebut, di muka Bumi ada bentang alam yang katanya mirip permukaan Bulan, yakni Kota La Paz di Bolivia.
Oleh
M SUBHAN SD
·3 menit baca
Walaupun catatan sejarah menyebutkan Neil Armstrong dan Edwin Aldrin adalah orang-orang pertama yang berhasil mendarat di bulan dengan pesawat Apollo 11 pada 20 Juli 1969, banyak orang masih penasaran tentang kebenaran cerita tersebut. Ah, biarlah itu menjadi catatan pembuktian para ilmuwan di kemudian hari.
Sebetulnya seperti apa wajah bulan? Apakah pucat seperti peribahasa ”wajahnya pucat pasi seperti bulan kesiangan”? Ataukah justru ”cantik berseri-seri seperti bulan purnama”?
Barangkali cuma Armstrong dan Aldrin yang punya jawaban. Nah, rupanya Armstrong pernah memberikan informasi wajah bulan seperti apa. Di muka bumi ada bentang alam yang katanya mirip permukaan bulan.
Armstrong menunjuk sebuah lokasi di kota La Paz, Bolivia. Letaknya tak jauh dari pusat kota. Mungkin sekitar 10 kilometer. Jadi gampang diakses dengan transportasi umum, bus, taksi, atau kereta gantung/skylift Mi Teleferico yang khas di La Paz.
Itulah Valle de la Luna atau Moon Valley alias Lembah Bulan. Sebetulnya bukan sekadar lembah, melainkan lebih pas disebut labirin lembah.
Valle de la Luna merupakan formasi tanah liat dan batu pasir, yang terjadi akibat erosi dan angin yang menerjang kawasan pegunungan tersebut.
Bentuknya seperti menara meruncing ke atas yang bermunculan di permukaan tanah. Tidak rata, bergelombang, berupa tonjolan-tonjolan, dan tidak beraturan.
Ya, berbentuk stalakmit. Formasi tanah liat, pasir, bebatuan yang merupakan proses alam pegunungan itu menciptakan komposisi warna yang unik, mulai warna krem, kemerahan, hingga ungu. Gradasi warna itu akibat kandungan mineral yang ada di lembah Valle de la Luna.
Menyusuri Valle de la Luna seperti bukan menyusuri permukaan bumi pada umumnya. Melintasi lorong-lorong stalakmit sambil melongok ke lubang-lubang di antara stalakmit itu memberikan suasana unik dan mengesankan.
Bahkan bentuknya pun unik-unik. Sampai ada yang dinamai El Buen Abuelo (Kakek yang Baik) karena bentuknya seperti kepala manusia dan mengenakan topi.
Stalakmit tanah liat bercampur batu kerikil tersebut terlihat cukup kuat meskipun jika dikorek-korek agak mudah lepas. Mungkin saja karena cuaca dan curah hujan tidak sebanyak di Indonesia, formasi tanah liat dan batu pasir itu mampu bertahan. Maka, tak heran stalakmit-stalakmit itu bahkan takkan runtuh jika dinaiki sekalipun.
Di Valle de la Luna juga tampak pepohonan perdu tumbuh. Paling mencolok adalah kaktus yang beragam spesiesnya, termasuk jenis kaktus San Pedro yang terkenal digunakan dalam pengobatan tradisional.
Selain tumbuhan, lubang-lubang di antara stalakmit itu menjadi sarang hewan seperti kadal atau viscacha yang mirip kelinci (seperti persilangan kelinci dan rubah). Viscacha berlarian keluar-masuk di antara lubang-lubang di stalakmit tersebut.
Berdiri di Valle de la Luna para pengunjung juga bisa menikmati sepotong pemandangan kota La Paz yang memiliki kontur wilayah bergunung-gunung dengan ketinggian 3.200-3.600-an meter di atas permukaan laut (mdpl). Kira-kira setinggi puncak Gunung Semeru. Sejauh mata memandang tampak rumah-rumah dan gedung-gedung bertingkat bertengger di lereng-lereng dan puncak-puncak gunung.
Untuk menyusuri Valle de la Luna ada dua jalur. Jalur singkat sekitar 15 menit berjalan kaki dan jalur panjang sekitar 45 menit. Karena sudah ada treknya, termasuk jembatan kayu dan beberapa pagar kayu pembatas.
Namun, tentu saja kalau Anda mengunjungi Valle de la Luna tak perlu terburu-buru. Apalagi perjalanan ke Valle de la Luna adalah ”perjalanan ke bulan”.
Perlu eksplorasi situasi dan suasana. Apalagi jika harus mengambil banyak sesi foto-foto. Karena itu, setidaknya luangkan waktu kira-kira 1-1,5 jam supaya bisa agak santai menikmati Valle de la Luna. Hanya saja, perhatikan setiap langkah Anda karena pagar pengaman sangat terbatas.
Jam buka tempat wisata ini pukul 08.00 hingga 17.30. Kalau berkunjung ke Valle de la Luna pada siang hari, jangan lupa bawa topi sebab, meskipun udara terasa dingin, sinar matahari juga terasa panas. Dingin-panas bercampur saat melakukan perjalanan ke bulan di Valle de la Luna.