JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Papua tetap berkomitmen menggelar Pekan Olahraga Nasional atau PON yang akan bergulir pada 20 Oktober-2 November 2020. Pembatalan PON bukanlah opsi, karena Papua ingin menjadikan PON sebagai titik balik kemajuan pembangunan daerah. Untuk itu, Pemerintah Pusat diharapkan mendukung penuh penyelenggaraan pekan olahraga yang rencananya dibuka oleh Presiden Joko Widodo itu.
”Bagi kami orang Papua, PON adalah harga diri. Ajang ini bisa jadi momen kebangkitan pembangunan di Papua. Untuk itu, kami dengan dukungan sejumlah pihak akan berupaya PON ini tetap digelar tepat waktu,” ujar Alexander KY Kapisa, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua seusai Rapat Persiapan PON 2020 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (22/8/2019).
Rapat itu dipimpin langsung oleh Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto. Hadir pula perwakilan KONI Pusat, Pemprov Papua, dan cabang-cabang yang akan berpartisipasi pada PON 2020.
Alexander mengatakan, Papua terus berusaha menyelesaikan pembangunan 56 arena. Delapan arena sudah rampung, antara lain Stadion Utama Papua Bangkit di Kabupaten Jayapura, arena atletik serta bola basket di Timika. Sisanya ditargetkan rampung paling lambat Mei 2020.
Arena-arena itu tersebar di sejumlah lokasi, seperti Kota Jayapura, Kabupaten Jaya Wiaya, Merauke, dan Biak. Cara itu diharapkan bisa memicu pembangunan yang merata di Papua. ”Lokasi arena-arena itu sudah tidak akan berubah lagi. Kalau masih berubah, itu justru akan membuat penganggaran berubah lagi,” katanya.
Hambatan
Sejauh ini, lanjut Alexander, hambatan terbesar adalah keterbatasan waktu, geografis, dan sumber material pembangunan yang nyaris semuanya dari luar Papua. Pembangunan Stadion Utama Papua Bangkit misalnya, hampir semua material untuk membangun stadion itu, asalnya dari luar Papua hingga luar negeri. ”Dengan waktu yang sudah tak lama lagi, kami harap juga ada dukungan dari pihak-pihak terkait, terutama pemerintah pusat,” tuturnya.
Terkait keamanan, menurut Alexander, pihaknya bersama TNI/Polri akan terus berusaha mendekati akar rumput agar suasana kondusif. ”Kami berusaha menjaga citra kami sebagai tuan rumah. Untuk itu, kami akan berupaya memastikan para tamu (kurang lebih 17.000 orang) yang datang bisa nyaman dan aman selama di Papua,” ujarnya.
Gatot mengutarakan, melalui Inpres No 10/2017 tentang Dukungan Penyelenggaraan PON dan PEPARNAS 2020, pemerintah pusat akan memberikan dukungan penuh untuk kesuksesan PON Papua. Paling tidak, pemerintah akan memberikan dukungan anggaran yang besar untuk PON 2020 dibandingkan PON 2016.
Untuk PON 2016, pemerintah hanya memberikan anggaran penyelenggaraan sekitar Rp 100 miliar. Untuk PON 2020, pemerintah akan memberikan anggaran penyelenggaraan Rp 328 miliar dan anggaran peralatan Rp 191 miliar.
Bahkan, pemerintah melalui TNI Angkatan Laut dan BUMN akan membantu mendistribusikan peralatan untuk PON 2020. Pasca PON, peralatan itu akan dihibahkan untuk Papua. ”Ini semua bentuk perhatian yang besar pemerintah pusat untuk Papua. Kami tidak ingin Papua berupaya sendirian dalam menyiapkan PON 2020,” kata Gatot.
Sering dipantau
Dari pengurus induk cabang olahraga, mereka berharap pemerintah pusat maupun daerah memfasilitasi perwakilannya untuk lebih intens ke Papua. Sebab, sejauh ini, banyak cabang yang tidak tahu bagaimana perkembangan dan kualitas pembangunan arena yang ada.
Contohnya dari cabang rugbi tujuh. Delegasi teknis sekaligus Wakil Ketua I PB PRUI (rugbi) Yudha Ramon mengatakan, pihaknya baru dua kali datang ke Papua, yakni pada akhir 2017 dan pada bulan ini. Bahkan, kunjungan terakhir itu dilakukan atas inisiatif PB PRUI dan anggaran sendiri.
Kunjungan menjadi penting karena terkadang laporan proses pembangunan yang ada tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Arena rugbi tujuh misalnya., ternyata lapangan yang dibangun berukuran seperti lapangan sepak bola. Padahal, lapangan rugbi tujuh jauh lebih panjang.
”Kalau nanti arena yang jadi tidak sesuai standar, yah kita akan kehilangan semangat dari PON itu sendiri. Kita kan ingin PON jadi wadah pembinaan atlet menuju pentas internasional. Tapi, kalau dari awal mainnya di arena yang tidak berstandar, bagaimana mereka siap ke pentas internasional,” tutur Yudha.
Plt Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Yuni Poerwanti menyampaikan, pihaknya akan memfasilitasi cabang agar bisa mendapatkan informasi mengenai proses dan kualitas pembangunan arena PON 2020 secara berkala. ”Sesungguhnya ini tugas KONI Pusat. Namun, karena KONI Pusat lagi tiarap, kami akan turun tangan untuk membantu,” ujarnya.