Penembakan di Wamena, Status Siaga Satu Diberlakukan
›
Penembakan di Wamena, Status...
Iklan
Penembakan di Wamena, Status Siaga Satu Diberlakukan
Pasca-penembakan di Wamena, status keamanan di Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, diberlakukan siaga satu. Belum diketahui sampai kapan status siaga satu tersebut diberlakukan.
Oleh
FABIO LOPES
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Pasca-penembakan di Wamena, status keamanan di Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, diberlakukan siaga satu. Belum diketahui sampai kapan status siaga satu tersebut diberlakukan.
Penembakan terjadi dalam insiden kontak senjata antara tim patroli gabungan dan lima anggota kelompok kriminal bersenjata Jumat (23/8/2019). Dalam insiden ini satu anggota kelompok kriminal bersenjata tewas tertembak.
Kepala Kepolisian Resor Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (23/8/2019) mengatakan, status di Wamena saat ini siaga satu.
Polisi masih mengejar empat anggota KKB yang diduga menjadi pelaku penembakan di Wamena. Mereka berhasil kabur setelah kontak senjata di Pasar Jibama.
Diketahui kontak senjata ini bermula saat tim patroli gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan Pemda Jayawijaya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada lima anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pasar Jibama dengan membawa dua senjata laras panjang dan tiga senjata laras pendek.
Saat tim ke Pasar Jibama, lima anggota KKB itu melarikan diri ke sebuah mobil di sekitar pasar. Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda mencoba mendekati lima anggota tersebut untuk bernegosiasi dengan jarak sekitar tiga meter.
Kelompok ini tak mau menyerah dan melepaskan tembakan hingga melukai satu anggota polisi dan petugas keamanan pasar. Tim patroli akhirnya melepaskan tembakan ke arah mobil. Empat anggota KKB berhasil melarikan diri. Sementara satu anggota KKB bernama Yusia Wandik tewas karena terkena tembakan di kaki dan perut.
"Saat ini kami masih menyisir lokasi persembunyian empat anggota KKB yang diduga menjadi pelaku penembakan tersebut. Diduga mereka masih berada di wilayah Wamena, " ungkap Tonny.
Ia menuturkan, diduga lima anggota KKB yang terlibat dalam kontak senjata di Pasar Jibama adalah anggota dari pimpinan KKB di daerah Nduga, Egianus Kogoya.
"Beberapa hari lalu, kami mendapat informasi Egianus Kogoya menyatakan akan memasuki daerah Wamena untuk menebar teror. Kemungkinan insiden di Pasar Jibama adalah upaya kelompok tersebut untuk menunjukkan eksistensinya," tutur Tonny.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja telah menginstruksikan seluruh jajaran Polres Jayawijaya untuk bersiaga pasca-penembakan di Pasar Jibama Wamena.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Cpl Eko Daryanto menegaskan, TNI akan bersinergi dengan kepolisian untuk berpatroli secara rutin di Wamena.
"Kegiatan ini sangat penting untuk mengantisipasi adanya serangan kelompok tersebut. Kemungkinan mereka masuk ke Wamena karena semakin terdesak dengan kehadiran TNI di Nduga, " kata Eko.
Sebelumnya kelompok Egianus menyerang dua anggota TNI Angkatan Darat perjalanan dari Habema, Kabupaten Jayawijaya ke Nduga pada 16 Agustus 2019 pukul 15.30 WIT. Prajurit Satu Panji terkena tembakan di lengan bagian kiri dan Prajurit Kepala Anumerta Sirwandi meninggal dunia karena tertembak di paha kiri tembus pinggang.
Dalam 20 bulan terakhir ada 39 korban jiwa akibat serangan kelompok kriminal separatis bersenjata di sejumlah daerah Papua. Jumlah korban tewas tersebut terdiri dari korban meninggal dunia sebanyak 23 warga sipil dan 16 aparat keamanan dari pihak TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 13 orang.
Juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambon saat dihubungi menyatakan OPM memang terlibat dalam aksi penembakan dua anggota TNI AD tersebut di Habema.
"Kelompok Egianus yang menyerang kedua anggota TNI tersebut. Kami akan terus menyerang aparat keamanan yang bertugas di daerah pegunungan tengah Papua, " kata Sebby.
Berjalan kondusif
Sementara itu aksi unjuk rasa warga yang menolak masalah kekerasan dan rasis terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang pada Jumat pagi berjalan kondusif.
Kepala Polres Sarmi Ajun Komisaris Besar Paul Ishak mengatakan, jumlah pengunjuk rasa dalam aksi penolakan masalah kekerasan dan rasis terhadap mahasiswa asal Papua sekitar 60 orang.
"Aksi unjuk rasa puluhan warga berpusat di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sarmi. Mereka menyampaikan aspirasi dengan damai, " tutur Paul.
Kabid Humas Polda Papua Barat Ajun Komisaris Besar Mathias Krey menyatakan informasi tiga warga tewas tertembak dalam aksi unjuk rasa di Fakfak pada Rabu (21/8/2019) lalu tidak benar.
"Informasi tersebut hoaks. Dari hasil klarifikasi di lapangan, tidak ada tiga warga yang tewas tertembak. Situasi di Fakfak, Manokwari dan Sorong telah kondusif, " tambahnya.