Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, gorengan memperparah peradangan usus besar dan meningkatkan pertumbuhan tumor usus besar.
Oleh
Subur Tjahjono
·3 menit baca
Dokter sering menyarankan pasiennya untuk menghindari konsumsi gorengan berlebihan karena buruk untuk kesehatan. Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, gorengan memperparah peradangan usus besar dan meningkatkan pertumbuhan tumor usus besar.
Penelitian itu berjudul ”Minyak Panas Memperparah Peradangan dan Tumorigenesis Usus Besar Terkait Kolitis pada Tikus”. Hasil penelitian dimuat dalam jurnal Cancer Prevention Research yang juga dipublikasikan Science Daily, 23 Agustus 2019. Penelitian dilakukan Jianan Zhang dan tim ilmuwan Universitas Massachusetts, Amerika Serikat.
Untuk percobaan mereka, para peneliti menggunakan sampel minyak canola. Kue falafel digoreng pada suhu 163 derajat celsius dalam alat penggoreng komersial standar di sebuah restoran di Amherst, Massachusetts. ”Minyak canola digunakan secara luas di Amerika untuk menggoreng,” kata Jianan Zhang, seperti dikutip Science Daily .
Dalam abstrak penelitian disebutkan, menggoreng adalah metode memasak dan pengolahan makanan yang populer di dunia. Akibatnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng dikonsumsi secara luas oleh masyarakat umum dan penting secara praktis untuk lebih memahami dampak kesehatannya. Sampai saat ini, efek dari konsumsi minyak goreng pada kesehatan manusia tidak dapat disimpulkan sehingga sulit untuk menetapkan rekomendasi atau pedoman diet.
Dalam penelitian ini, tim ilmuwan menunjukkan bahwa pengolahan makanan dengan minyak goreng di bawah kondisi praktik komersial yang baik memperparah radang usus besar atau kolitis dan tumorigenesis usus besar pada tikus. Selain itu, minyak goreng juga merusak fungsi penghalang usus, meningkatkan translokasi lipopolisakarida dan bakteri dari usus ke dalam sirkulasi darah, serta peningkatan peradangan jaringan.
”Akhirnya, untuk mengeksplorasi senyawa potensial yang terlibat dalam aksi minyak goreng, kami mengisolasi senyawa polar dari minyak goreng dan menemukan bahwa pemberian senyawa polar memperburuk kolitis pada tikus,” ujarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian diet minyak goreng memperparah penyakit radang usus dan tumorigenesis terkait penyakit radang usus pada tikus. Efek ini dapat dimediasi oleh senyawa polar dalam minyak goreng.
”Orang dengan radang usus besar atau kanker usus besar harus mewaspadai hasil penelitian ini” kata Jianan Zhang.
Didukung oleh dana dari Departemen Pertanian AS, para peneliti melihat efek dari diet pada peradangan usus besar, pertumbuhan tumor usus besar, dan kebocoran usus, menemukan bahwa diet minyak goreng memperburuk semua kondisi. ”Tumornya meningkat dua kali lipat dari kelompok kontrol ke kelompok studi,” kata Guodong Zhang, peneliti lain dari Universitas Massachusetts.
Untuk individu dengan atau rentan terhadap penyakit radang usus, mungkin ide yang baik untuk mengurangi makan gorengan.
Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, para peneliti berharap pemahaman yang lebih baik tentang dampak kesehatan dari minyak goreng akan mengarah pada pedoman diet dan kebijakan kesehatan masyarakat.
”Untuk individu dengan atau rentan terhadap penyakit radang usus, mungkin ide yang baik untuk mengurangi makan gorengan,” kata Guodong Zhang.