Bayi Kembar Siam Adam dan Malik Pulang dengan Gembira
›
Bayi Kembar Siam Adam dan...
Iklan
Bayi Kembar Siam Adam dan Malik Pulang dengan Gembira
Bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan dan rangkaian tindakan medis selama sembilan bulan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan, akhirnya bisa pulang ke rumah dalam keadaan sehat, Senin (26/8/2019). Bayi bernama Adam Silitonga dan Malik Silitonga kembali ke rumahnya di Desa Manalu Purba di pedalaman Kabupaten Tapanuli Utara.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS - Bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan dan rangkaian tindakan medis selama sembilan bulan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan, akhirnya bisa pulang ke rumah dalam keadaan sehat, Senin (26/8/2019). Bayi bernama Adam Silitonga dan Malik Silitonga kembali ke rumahnya di Desa Manalu Purba di pedalaman Kabupaten Tapanuli Utara.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada tim dokter, perawat, dan RSUP H Adam Malik yang telah berhasil melakukan operasi pemisahan dan merawat anak kami selama sembilan bulan," kata Nurida Sihombing (25) ibu Adam dan Malik didampingi ayah kedua bayi Juliadi Silitonga (29).
Pemulangan bayi Adam dan Malik dilakukan dalam acara yang dihadiri Direktur Utama RSUP H Adam Malik Bambang Prabowo, Ketua Tim Pemisahan Adam-Malik RSUP H Adam Malik Prof dr Guslihan D Tjipta SpA(K), perwakilan Dinas Kesehatan Sumut, dan Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Utara Alexander Gultom.
Nurida mengatakan, setelah acara tersebut, mereka langsung membawa kedua anaknya ke rumahnya di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, yang berjarak 340 kilometer di Selatan Kota Medan.
Adam dan Malik lahir di RSUD Sibolga pada 22 November 2018 melalui operasi sesar. Bagian perut keduanya menempel satu sama lain. Kembar siam itu kemudian dirujuk ke RSUP H Adam Malik dan mulai dirawat di rumah sakit pemerintah pusat itu pada 27 November 2018.
Operasi pemisahan pun dilakukan pada saat bayi berumur delapan bulan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangannya yang baik.
RSUP H ADAM Malik sangat berbahagia bisa merawat dan melakukan operasi bayi kembar siam dengan baik. (Bambang Prabowo)
Bambang mengatakan, RSUP H ADAM Malik sangat berbahagia bisa merawat dan melakukan operasi bayi kembar siam dengan baik. Rumah sakit tersebut sudah tiga kali melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam. "Dalam dua kali operasi pemisahan bayi kembar siam, tim kami dibantu dokter ahli dari rumah sakit lain. Kali ini, semua tim medis berasal dari RSUP H Adam Malik," kata Bambang.
Bambang mengatakan, operasi pemisahan bayi itu merupakan bentuk kehadiran pelayanan mereka untuk Sumut. Biaya perawatan dan operasi seluruhnya ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan RSUP H Adam Malik.
Guslihan mengatakan, hasil pemeriksaan tim medis, kondisi kesehatan Adam dan Malik sangat baik. Berat badannya masing-masing 10 kilogram dan 9 kilogram. "Yang penting asupan gizi keduanya ketika sudah dirawat di rumah harus tetap dijaga," katanya.
Guslihan menuturkan, bayi tersebut sebelumnya menyatu di bagian perut sepanjang 4,2 sentimeter. Kesulitan terberat adalah memisahkan dua organ hati yang menempel. Selain itu, ada pembuluh darah yang menyilang antara satu bayi dengan yang lainnya. "Akan tetapi, seluruh rangkaian operasi pemisahan berjalan lancar," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Utara Alexander Gultom mengatakan, mereka berterima kasih kepada RSUP H Adam Malik. "Kedua bayi ini berasal dari sebuah desa di pedalaman Tapanuli Utara. Di sana tidak ada sinyal telepon. Kami bahkan mengetahui adanya bayi kembar siam dari daerah kami setelah mereka dirawat beberapa bulan di RSUP H Adam Malik," katanya.
Kedua bayi ini berasal dari sebuah desa di pedalaman Tapanuli Utara. Di sana tidak ada sinyal telepon. (Alexander Gultom)
Alexander mengatakan, untuk dapat menuju Desa Manalu Purba, hanya ada jalan darurat yang hanya bisa dilalui sepeda motor dan mobil dengan empat roda penggerak.
Juliadi mengatakan, di desanya ia bekerja sebagai buruh tani penyadap karet. Namun, selama anaknya dirawat di RSUP H Adam Malik, ia tinggal di rumah kontrakan di sekitar rumah sakit. Ia pun bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor di Medan untuk membiayai hidup keluarganya selama di Medan. Juliadi pun jadi tukang tambal ban saat malam hari.
Juliadi mengatakan, ia tidak mengeluarkan biaya apa pun untuk perawatan dan operasi anaknya.