Uskup Manokwari-Sorong Ajak Masyarakat Pupuk Kerukunan
›
Uskup Manokwari-Sorong Ajak...
Iklan
Uskup Manokwari-Sorong Ajak Masyarakat Pupuk Kerukunan
Uskup Manokwari-Sorong Mgr Hilarion Datus Lega Pr mengajak umat Katolik di pedalaman Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, terus memupuk kerukunan dan persaudaraan sesama umat, termasuk non-Katolik. Kebersamaan dan kerukunan menjadi modal besar untuk memajukan daerah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
BINTUNI, KOMPAS — Uskup Manokwari-Sorong Mgr Hilarion Datus Lega Pr mengajak umat Katolik di pedalaman Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, terus memupuk kerukunan dan persaudaraan sesama umat, termasuk non-Katolik. Kebersamaan dan kerukunan itu menjadi modal besar untuk memajukan daerah yang kaya sumber daya alam.
Pemimpin umat Katolik di Papua Barat itu melakukan kunjungan ke Kabupaten Teluk Bintuni sejak Minggu (25/8/2019) hingga Jumat (30/8/2019) besok. Ia mendatangi sejumlah kampung di pedalaman kabupaten tersebut untuk melihat dari dekat kehidupan masyarakat, baik ekonomi maupun sosial.
”Jaga selalu persatuan dan kerukunan, baik dengan sesama umat Katolik maupun dengan umat Kristen Protestan dan saudara-saudara kita yang Muslim,” kata Hilarion di Kampung Barma, Distrik Mayado. Di kampung itu, gedung gereja Katolik, gereja Kristen Protestan, dan masjid berdiri berdekatan.
Sepanjang perjalanan sekitar 80 kilometer dari Bintuni, ibu kota kabupaten, ke Barma, terdapat perkampungan yang tidak hanya dihuni oleh masyarakat asli Papua. Di sana terdapat masyarakat transmigran asal Pulau Jawa serta perantau dari Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Sulawesi Selatan yang tinggal membaur.
Ia mengajak tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama agar berkolaborasi memajukan daerah tersebut. Selain dukungan dari pemerintah daerah, gereja secara khusus memberikan andil yang sangat besar untuk memajukan pedalaman tanah Papua mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi.
Ferdi Usfinit, tokoh pemuda setempat, mengatakan, kerukunan di wilayah pedalaman itu sangat terjaga dengan baik. Saat aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di beberapa wilayah di tanah Papua selama beberapa hari terakhir, kondisi di pedalaman tetap sejuk. ”Warga tidak terprovokasi. Semua di sini bersaudara,” katanya.
Warga tidak terprovokasi. Semua di sini bersaudara.
Wilayah Teluk Bintuni sangat kaya akan hasil pertanian palawija dan buah-buahan serta hasil perkebunan seperti pala. Tanaman itu tumbuh di sisi jalan. Selain itu, di wilayah seperti Distrik Tembuni, terdapat potensi minyak bumi yang sudah dikelola sejak zaman Belanda. Setelah diambil alih perusahaan Indonesia, penambangan sempat terhenti dan kini kembali lagi.
Sayangnya, sebagian besar jalan masih berupa tanah dan hanya bisa dilewati mobil bergardan ganda dan sepeda motor tinggi. Kubangan lumpur hingga lebih dari 1 meter. Banyak kendaraan yang terjebak di dalam kubangan lumpur. Saat hujan, beberapa kali tidak bisa dilewati kendaraan.
Papua Barat kondusif
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, kondisi keamanan di Papua Barat kondusif pascademonstrasi warga terkait ujaran bernada rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur. Kendati demikian, sejumlah warga yang bukan asli Papua mengaku ketakutan dengan adanya demo menuntut kemerdekaan yang dilakukan di Jayapura hingga berujung ricuh pada Kamis ini.
Dikhawatirkan, kondisi itu meluas ke wilayah lain di tanah Papua. ”Banyak penjual bensin eceran takut jualan. Mereka takut orang-orang membeli bensin dan membakar rumah mereka di pinggir jalan,” kata Alisa, penjual bensin di Bintuni.