Roger Federer harus mengakhiri perjalanannya di AS Terbuka 2019 setelah dikalahkan oleh petenis Bulgaria, Grigor Dimitrov. Federer pun belum mampu menambah koleksi 20 gelar Grand Slam-nya.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
NEW YORK, SELASA — Upaya Roger Federer untuk menjuarai Grand Slam Amerika Serikat Terbuka sejak 2008 kembali gagal. Pencapaiannya pada tahun ini hanya selangkah lebih baik dibandingkan dengan 2018 ketika tersingkir pada babak keempat.
Federer, juara AS Terbuka 2004-2008, disingkirkan Grigor Dimitrov pada perempat final di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Selasa (3/9/2019) malam atau Rabu siang WIB. Dalam laga selama 3 jam 12 menit, Federer kalah 6-3, 4-6, 6-3, 4-6, 2-6. Ini menjadi kemenangan pertama petenis Bulgaria itu atas Federer dari delapan pertemuan.
Dengan kekalahan ini, Federer kembali gagal menambah 20 gelar Grand Slam-nya. Setelah terakhir kali menjuarai AS Terbuka pada 2008, hasil terbaiknya di Flushing Meadows adalah final pada 2009 dan 2015.
Melawan Dimitrov, yang akan berhadapan dengan Daniil Medvedev (Rusia) pada semifinal, Federer meminta private medical timeout pada jeda antara set keempat dan kelima. Maestro tenis asal Swiss itu menjalani perawatan di bagian dalam stadion untuk punggung dan lehernya yang sakit.
Ini adalah momen untuk Grigor, bukan untuk tubuh saya.
Dimitrov mengatakan, menghadapi Federer, dia berusaha keras untuk bertahan pada setiap perebutan poin, termasuk dalam mengembalikan pukulan Federer yang menyulitkan. Dia juga menerapkan taktik memainkan reli panjang untuk membuat Federer kelelahan. ”Gerakan Federer mulai terlihat melambat. Ini pertandingan best of five sets, apa pun bisa terjadi,” tutur Dimitrov.
Pada awal kemunculannya pada persaingan papan atas dunia, Dimitrov mendapat julukan ”Baby Federer” karena gaya mainnya mirip dengan peraih 20 gelar Grand Slam itu. Dia mencapai semifinal Wimbledon 2014 dan AS Terbuka 2017 serta menempati peringkat ketiga dunia pada November 2017.
Namun, setahun kemudian, dia mulai kesulitan bersaing dan terlempar dari posisi 10 besar dunia. Saat ini, petenis berusia 28 tahun itu berada pada peringkat ke-78, peringkat dunia terendahnya sejak 2012. Mantan kekasih Maria Sharapova itu menjadi semifinalis Grand Slam dengan peringkat dunia terendah sejak Rainer Schuettler (Jerman) tampil pada semifinal Wimbledon 2008 ketika berperingkat ke-94 dunia.
Kekalahan Federer sebenarnya telah terlihat sejak tampil pada babak-babak awal. Pada dua babak pertama, dia selalu kehilangan set pertama sebelum memenangi pertandingan dalam empat set. Dua babak berikutnya dimenangi dengan straight sets, tetapi semua kemenangan didapat dengan unforced error lebih banyak dari lawannya.
Saat mengalahkan petenis peringkat ke-190 dunia, Sumit Nagal (India), misalnya, Federer 57 kesalahan, sedangkan Nagal hanya 32. Melawan Dimitrov, Federer membuat 60 unforced error, lebih banyak dari 45 yang dibuat lawannya.
”Itulah yang terjadi. Saya sudah berusaha sebaik mungkin, berjuang dengan semua yang saya miliki, dan hasilnya seperti itu,” ujar Federer.
Kekalahan Federer dan Novak Djokovic pada babak keempat membuat ”Big Three” tinggal menyisakan Rafael Nadal. Petenis unggulan kedua tersebut akan menjalani perempat final melawan Diego Schwartzman (Argentina) pada Rabu malam waktu setempat atau Kamis siang WIB.
Tiket semifinal lainnya di paruh bawah undian diperebutkan oleh Gael Monfils (Perancis) dan Matteo Barrettini (Italia). (REUTERS)