Lebih dari dua dekade tampil di Grand Slam AS Terbuka sejak debutnya pada 1998, Serena Williams meraih kemenangan ke-100 di turnamen ini dengan mengalahkan petenis China, Wang Qiang.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
NEW YORK, SELASA — Serena Williams menjalani debut di turnamen Grand Slam pada AS Terbuka 1998 dalam usia 16 tahun. Di turnamen itu, Serena meraih gelar Grand Slam yang pertama, setahun kemudian. Dua dekade berlalu, pada Selasa (3/9/2019) malam waktu setempat atau Rabu pagi WIB, Serena mengumpulkan kemenangan ke-100 di turnamen yang membesarkan namanya tersebut.
Kemenangan itu didapat dengan penampilan sempurna pada perempat final yang disaksikan sejumlah pesohor seperti penyanyi Vanessa Williams, aktris Queen Latifah, serta pegolf Tiger Woods. Menjadi satu-satunya tunggal putri juara Grand Slam yang tersisa di delapan besar, Serena mengalahkan wakil China, Wang Qiang. Di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York itu, Serena menang 6-1, 6-0.
Pertandingan tersebut hanya berlangsung 44 menit, menjadi yang tersingkat dalam nomor tunggal sejak hari pertama turnamen pada 26 Agustus. Wang, petenis putri China pertama yang tampil pada perempat final AS Terbuka sejak 2014, tak mampu mengimbangi permainan Serena.
Dominasi enam kali juara AS Terbuka itu salah satunya diperlihatkan melalui poin yang diperoleh. Pada persaingan dalam 13 gim, Serena memenangi 12 gim dan mendapat 50 poin, sedangkan Wang merebut 1 gim dengan hanya 15 poin. Artinya, Wang hanya mendapat rata-rata satu poin pada setiap gim.
Serena juga meraih 25 winner yang tak sekalipun didapat Wang. Tujuh poin di antaranya melalui permainan net. Sebanyak lima kesempatan mematahkan servis juga berhasil dikonversi menjadi poin.
Penampilan itu mengantarkannya pada semifinal untuk melawan unggulan kelima, Elina Svitolina (Ukraina). Svitolina, yang baru kali ini tampil pada semifinal AS Terbuka, mengalahkan Johanna Konta (Inggris), 6-4, 6-4.
Sesaat setelah Serena memenangi poin terakhir, di Stadion Arthur Ashe terdengar pengumuman, ”Serena Williams mencapai kemenangan ke-100 di AS Terbuka dan akan tampil di semifinal untuk ke-13 kalinya”. Tulisan ”Kemenangan ke-100 Serena” juga terpampang di layar yang berada di stadion.
”Saya tak pernah berpikir akan mendapat kemenangan ke-100. Ini sangat spesial, apalagi mengingat penampilan pertama di sini saat berusia 16 tahun. Ini juga menjadi Grand Slam pertama yang saya juarai. Semua ini tercapai karena kerja keras,” kata Serena dalam wawancara di hadapan penonton di lapangan.
Menjalani debut di AS Terbuka pada 1998, Serena bertahan hingga babak ketiga. Setahun kemudian, dia juara ketika berusia 17 tahun dengan mengalahkan Martina Hingis di final.
Setelah itu, Serena menambah gelar juara pada 2002, 2008, 2012, 2013, 2014. Pada 2018, setahun setelah melahirkan putri pertamanya, Olympia, Serena tampil di final. Namun, dia dikalahkan Naomi Osaka (Jepang) yang untuk pertama kalinya menjuarai Grand Slam.
Jika juara, dia akan menyamai prestasi Margaret Court, mantan petenis Australia, sebagai petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak, yaitu 24. Perjalanan Serena menuju gelar ke-24 selalu tertahan sejak dia menjuarai Australia Terbuka 2017.
Musim terbaik
Namun, Serena harus terlebih dulu melewati Svitolina yang mengalahkannya pada pertemuan terakhir mereka di Olimpiade Rio de janeiro 2016. Svitolina juga menjalani musim terbaiknya pada 2019. Dia mencapai perempat final Australia Terbuka dan semifinal Wimbledon.
”Semifinal nanti akan menjadi pertandingan berat. Svitolina tampil sangat baik pada musim ini, dia mencapai semifinal Wimbledon,” kata Serena.
Sama seperti Serena, Svitolina juga menilai akan menghadapi tantangan sangat besar di semifinal. ”Dia adalah juara sejati. Akan sangat sulit untuk mengalahkannya,” ujar kekasih petenis Perancis, Gael Monfils, itu.
Tunggal putri AS Terbuka kali ini akan menjamin, setidaknya, satu finalis baru di ajang Grand Slam. Dua tiket semifinal lain pada paruh atas undian diperebutkan oleh Belinda Bencic (Swiss), Donna Vekic (Kroasia), Bianca Andreescu (Kanada), dan Elise Mertens (Belgia).
Kehadiran mereka juga memastikan akan ada juara berbeda pada empat Grand Slam musim ini, sama seperti dua musim terakhir. Osaka menjadi juara pada Grand Slam pembuka, Australia Terbuka, disusul Ashleigh Barty (Perancis Terbuka), dan Simona Halep (Wimbledon).
Kondisi yang sama terjadi pada dua musim terakhir. Para juara pada 2018 adalah Caroline Wozniacki (Australia Terbuka), Halep (Perancis Terbuka), Angelique Kerber (Wimbledon), dan Osaka (AS Terbuka). Adapun pada 2017, gelar Grand Slam diraih oleh Serena (Australia Terbuka), Jelena Ostapenko (Perancis Terbuka), Garbine Muguruza (Wimbledon), dan Sloane Stephens (AS Terbuka). (REUTERS)