Djarum Hentikan Program Audisi Bulu Tangkis Mulai 2020
›
Djarum Hentikan Program Audisi...
Iklan
Djarum Hentikan Program Audisi Bulu Tangkis Mulai 2020
Audisi bulu tangkis di Purwokerto diikuti lebih dari 900 peserta. Audisi yang dilakukan klub bulu tangkis Djarum ini akan dihentikan sementara mulai 2020.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Djarum tetap meneruskan program audisi bulu tangkis yang digelar tahun ini. Namun, mulai tahun 2020 program untuk memberikan beasiswa bulu tangkis kepada anak-anak di Indonesia tersebut akan dihentikan sementara.
Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Purwokerto, Sabtu (7/9/2019) menyampaikan, audisi bulu tangkis tahun 2019 ini tetap digelar meski sempat terjadi polemik dari sejumlah pihak karena dugaan potensi iklan produk tembakau serta eksploitasi anak saat audisi.
Untuk mengatasinya, pada saat audisi, peserta tidak lagi mengenakan kaus bertuliskan ”Djarum Badminton Club” serta menghilangkan kata ”Djarum” pada judul audisi menjadi ”Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019”.
”Kami sudah berkali-kali menjelaskan bahwa Djarum Badminton Club adalah klub olahraga. Audisi umum PB Djarum adalah kegiatan olahraga, bukan promosi rokok,” kata Yoppy.
Hal itu disampaikan saat konferensi pers Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 seri Purwokerto. Sebanyak 914 peserta mendaftarkan diri pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang digelar Bakti Olahraga Djarum Foundation di GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, 8-10 September 2019.
Atas polemik tersebut, lanjut Yoppy, pihaknya akan menghentikan sementara audisi umum pada 2020 sampai batas waktu tidak ditentukan. ”Kalau seluruh tulisan Djarum harus ditanggalkan, kami tidak mau karena kami sudah berkali-kali jelaskan, kami bukan produk tembakau,” ucapnya.
Audisi umum ini dinilai berkontribusi besar bagi penjaringan atlet muda berbakat, terlebih bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
”Peminat bulu tangkis itu, kan, banyak sekali yang lahir dari kalangan keluarga kurang mampu. Dengan adanya audisi di daerah-daerah, tentu ini lebih tersalurkan, bakatnya bisa terlihat dan terjaring. Impian untuk sampai ke sana pun terbantu,” tutur Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti, yang hadir pada acara tersebut.
Sebelumnya, audisi seri pertama digelar di Bandung. Audisi di Purwokerto difokuskan pada dua kelompok usia, U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13, kelompok putra dan putri. Hingga Sabtu pukul 16.00, sebanyak 673 peserta telah mendaftar ulang. Pendaftaran masih dibuka hingga Minggu pagi.
Menurut Susy, penghentian sementara audisi umum itu membuat regenerasi atlet akan terganggu. ”Yang pasti, bakat-bakat ini tidak sebanyak yang sekarang ini ada. Pembinaan ini juga tidak akan lancar,” lanjutnya. Padahal, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyiapkan dan membina atlet unggul berprestasi.
Berkelanjutan
Sekretaris Jenderal PP PBSI Ahmad Budiarto menyebutkan, pihaknya berharap audisi bisa tetap berjalan karena audisi adalah salah satu cara dan metode bulu tangkis Indonesia bisa terus berkelanjutan. PB Djarum adalah salah satu kontributor utama atlet di Pelatnas PBSI.
”Sampai sekarang, lebih dari 40 persen pemain pelatnas itu dari PB Djarum yang didapatkan dari seleksi audisi. Saya tidak bisa membayangkan ke depan akan seperti apa. Sampai sekarang ini bulu tangkislah yang selalu memberikan kebanggaan buat negara dan bangsa,” tuturnya.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, ada atau tidak adanya audisi, PB Djarum tetap akan melakukan pembinaan atlet seperti biasa. ”Apa pun keadaannya, tidak akan menghilangkan komitmen, gairah, dan gelora kami untuk selalu mencari bibit dan melapis atlet-atlet kita yang ada di pelatnas,” ucapnya.
Hadir pada acara ini sejumlah legenda dan pemain bulu tangkis senior, antara lain Christian Hadinata, Lius Pongoh, Yuni Kartika, Liliyana Natsir, Hastomo Arbi, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Alan Budikusuma.
Setelah seri Purwokerto, audisi akan dilanjutkan ke Surabaya, Solo Raya, Kudus, dan Surabaya.