Pelatih Belanda Ronald Koeman pun memotivasi anak asuhnya. Ia meminta pemainnya tetap berada dalam permainan dan tidak memberi Jerman banyak ruang serta mengontrol bola dengan lebih baik.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
HAMBURG, SABTU — Kemenangan 4-2 tim nasional Belanda atas tuan rumah Jerman dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup C di Volksparkstadion, Hamburg, Sabtu (7/9/2019) dini hari, menunjukkan kebangkitan tim berjulukan ”Oranye” tersebut. Setelah tertinggal pada babak pertama, mereka mampu tampil spartan dan tanpa mengenal lelah di babak kedua.
Di depan pendukungnya, Jerman tampil menggebu-gebu di babak pertama. Alhasil, mereka mampu membuka skor lewat gol Serge Gnabry setelah memanfaatkan bola muntah Lukas Klostermann, yang gagal diantisipasi Jasper Cillessen. Gol tersebut semakin memacu tim ”Panser”, julukan timnas Jerman, untuk menambah keunggulan.
Akan tetapi, Jerman gagal memanfaatkan sejumlah peluang menjadi gol. Sebaliknya, Belanda terus berusaha mencari gol lewat serangan cepat, tetapi mereka gagal menembus pertahanan Jerman yang solid. Babak pertama menjadi milik Jerman.
Pelatih Belanda Ronald Koeman pun memotivasi anak asuhnya. Ia meminta pemainnya tetap berada dalam permainan dan tidak memberi Jerman banyak ruang serta mengontrol bola dengan lebih baik.
Tekanan demi tekanan terus dilakukan Belanda terhadap tim Jerman yang terlihat sudah kelelahan di babak kedua. ”Kita harus terus maju dan kita akan mendapatkan peluang. Di babak kedua, Jerman terlihat lebih lelah dan kami memanfaatkan itu,” kata Koeman.
Hasil kerja keras itu membuahkan hasil. Belanda mampu menyamakan kedudukan melalui gol Frenkie de Jong dan mengembalikkan keadaan lewat gol bunuh diri Jonathan Tah. Jerman sempat menyamakan kedudukan lewat gol penalti Toni Kroos.
Enam menit kemudian, Belanda merespons melalui gol debutan Donyell Malen. Pemain Liverpool Georginio Wijnaldum mengunci pertandingan lewat gol yang diciptakannya pada menit ke-91.
Pertandingan ini menjadi momen kebangkitan Belanda setelah gagal lolos ke Piala Eropa 2016 di Perancis dan Piala Dunia 2018 di Rusia. Sesungguhnya mereka dapat mengakhiri puasa gelar sejak 1988 dengan menjuarai Liga Nasional Eropa. Namun, mimpi tersebut gagal terwujud setelah dikalahkan Portugal dengan skor 1-0 di partai final.
Kemenangan ini juga membuka harapan Belanda untuk mengejar poin Irlandia Utara dan Jerman. Tim ”Oranye” masih berada di peringkat ketiga dengan 6 poin dari tiga pertandingan. Sementara Irlandia Utara berada di puncak klasemen dengan 12 poin disusul Jerman dengan 9 poin. Kedua tim telah memainkan empat pertandingan.
Belanda juga berhasil membalas kekalahan 3-2 yang mereka terima dari Jerman di ajang yang sama saat bertanding di Amsterdam. Saat itu, Nico Schulz menjadi pahlawan Jerman berkat gol yang ia ciptakan pada menit ke-90.
Diakui lebih bagus
Pelatih Jerman Joachim Loew melihat timnya bermain di bawah level yang biasa mereka mainkan dan mengakui Belanda tampil lebih bagus dengan terus menekan pemainnya. ”Kami bermain di bawah level keterampilan dan kemampuan kami. Belanda terus menekan dan akhirnya kami bermain bola lambung. Bukan itu rencana kami,” ujarnya.
Di saat Belanda bangkit, Jerman justru mengalami penurunan. Setelah lolos ke semifinal Piala Eropa 2016, tim Panser gagal lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. Mereka juga terlempar ke kasta kedua Liga Nasional Eropa.
Setelah kekalahan dari Belanda, Loew pun ingin segera memperbaiki timnya untuk menghadapi sang pemimpin klasemen, Irlandia Utara, Selasa (10/9/2019). ”Sekarang kami perlu menganalisis permainan dan menarik kesimpulan,” ujarnya. (REUTERS/AFP)