Kejelian pelatih Belanda Ronald Koeman membaca kelemahan pertahanan Jerman membawa tim Oranye mengalahkan tuan rumah, 4-2, pada laga Grup C kualifikasi Piala Eropa 2020.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
HAMBURG, SABTU - Tim nasional Belanda beruntung memiliki pelatih Ronald Koeman, yang menjadi modal berharga lolos ke putaran final Piala Eropa 2020. Kejelian Koeman membaca permainan lawan dan mengubah taktik mengantar Belanda menang atas Jerman 4-2 pada laga kualifikasi Grup C di Volksparkstadion, Hamburg, Sabtu (7/5/2019) dini hari WIB.
Koeman dan anak asuhnya awal sudah memahami bahwa Jerman bukan lawan yang mudah untuk ditaklukkan, apalagi mereka berstatus tamu pada laga tersebut. Koeman juga masih ingat bagaimana Jerman mampu mengalahkan tim ”Oranye” 3-2 pada pertemuan pertama ajang kualifikasi ini di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Maret lalu.
Prediksi Koeman pun menjadi kenyataan ketika mereka tidak mampu menguasai permainan pada awal laga. Bahkan, Jerman unggul lebih dulu melalui Serge Gnabry pada menit ke-9. Apa yang bisa dilakukan mantan pelatih Everton itu selama babak pertama adalah membaca strategi lawan.
Koeman kemudian mengetahui Jerman memiliki titik lemah di kanan pertahanan yang dijaga Matthias Ginter dan mulai banyak menyerang melalui sektor itu pada babak kedua. Ginter dapat ditaklukkan jika terus ditekan oleh pemain-pemain yang memiliki kecepatan.
Ketika Belanda mulai menitikberatkan serangan di satu sektor, pemain Jerman lainnya terpancing untuk ikut membantu Ginter. Hasilnya, Belanda bisa memiliki ruang kosong di sisi tengah. ”Jika anda melihat bagaimana kami mencari ruang kosong dan memanfaatkannya, itu sangat berkelas,” ujar Koeman seperti dikutip De Telegraaf.
Ruang kosong itu pun dimanfaatkan gelandang Belanda Frenkie de Jong untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Belanda kemudian bisa unggul 2-1 ketika bek Jerman Jonathan Tah melakukan gol bunuh diri akibat gagal mengantisipasi bola saat terjadi kemelut di depan gawang. Jerman kemudian menebus kesalahan tersebut melalui tendangan penalti yang sukses dieksekusi Toni Kroos.
Pola serangan yang sama dari Belanda itu pun membuahkan dua gol lagi yang tercipta dari kaki pemain pengganti Donyell Malen dan Georginio Wijnaldum. Malen (20), pemain yang menjalani debutnya di timnas senior merasa sangat bahagia. ”Ini impian semua anak di dunia, saya tidak tahu mau berkata apa,” ujar pemain PSV Eindhoven tersebut.
Pernah terjadi
Jerman pernah merasakan kejelian Koeman dalam membaca permainan ketika kedua tim itu bertemu pada fase grup Liga Nasional Eropa, akhir November 2018. Saat itu, Koeman meminta bek Virgil van Dijk untuk maju sebagai striker ketika Belanda tertinggal 1-2. Bek Liverpool itu lalu berhasil mencetak gol pada menit ke-90 sehingga laga berakhir dengan kedudukan imbang 2-2 dan Jerman terdegradasi ke Liga B, kasta kedua Liga Nasional Eropa.
Pelatih Jerman Joachim Loew pun mengakui Belanda lebih hebat pada laga kemarin. “Kami bermain di bawah kemampuan kami yang sebenarnya. Saya merasa kami tidak bisa mengendalikan permainan,” ujarnya seperti dikutip Bild.
Dengan kekalahan ini, Jerman bertahan dengan sembilan poin di peringkat kedua, sedangkan Belanda berada di peringkat ketiga dengan enam poin. Namun, Belanda baru menjalani tiga laga dan Jerman sudah menjalani empat laga. Puncak klasemen Grup C masih dikuasai Irlandia Utara dengan 12 poin.
Laga berikutnya pun akan sangat menentukan posisi klasemen karena Jerman akan bertemu Irlandia Utara, Selasa (10/9/2019) dini hari WIB. Pada waktu yang sama, Belanda akan bertandang ke Estonia. (AFP/REUTERS)