PB Djarum tetap akan memantau bakat pebulu tangkis muda lewat turnamen dan kerja sama dengan sejumlah klub bulu tangkis.
Oleh
Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS - Meski telah memutuskan untuk menghentikan pencarian bakat melalui audisi umum mulai 2020, PB Djarum tetap melanjutkan pencarian bakat dan pembinaan atlet. Mereka akan memaksimalkan pemantauan bakat lewat turnamen.
”Arahan untuk saya, tahun depan tidak ada audisi umum, dan belum tahu berubahnya seperti apa. Untuk pencarian bakat tahun depan kami akan memaksimalkan pemantauan lewat turnamen, ada juga beberapa klub yang telah bekerja sama dengan PB Djarum,” kata Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi, usai penutupan audisi umum di Purwokerto, Selasa (10/9/2019).
Fung mengatakan, tanpa audisi umum di daerah, bibit atlet berbakat terutama dari luar Jawa lebih sulit dimonitor dan terjaring. ”Adik-adik atlet yang masih di Pulau Jawa tidak terlalu terasa dampaknya. Tetapi, mereka yang dari Sumatera atau Sulawesi, untuk bisa datang ke Kudus itu lebih jauh, biayanya juga lebih mahal,” katanya.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Ahmad Budiarto mengatakan, penghentian audisi ini menjadi keprihatinan semua pihak karena regenerasi atlet secara nasional dapat terganggu. Peran swasta membina atlet dari dasar diperlukan karena pemerintah tidak ada dana menyelenggarakan audisi seperti ini.
Sejauh ini, dukungan pemerintah pada PBSI baru sekitar 15 persen dari kebutuhan total sekitar Rp 100 miliar per tahun. ”Mau tidak mau, regenerasi harus berjalan. Kita perlu mencari terobosan lagi, bagaimana regenarasi dan pembibitan dapat berjalan dengan baik,” tuturnya.
Di tempat terpisah, pebulu tangkis nasional Kevin Sanjaya Sukamuljo juga menyayangkan jika audisi sampai harus berhenti. Peraih medali emas ganda putra Asian Games 2018 bersama Marcus Fernaldy Gideon ini adalah produk audisi umum tahun 2007, setelah gagal lolos setahun sebelumnya.
”Audisi ini awal mula mimpi menjadi atlet bulu tangkis dunia. Kalau sampai berhenti, satu wadah untuk mewujudukan harapan itu hilang. Efeknya ke regenerasi atlet, 10-15 tahun ke depan baru terasa,” ujar Kevin.
Dia mengharapkan, audisi tetap berjalan seperti biasa dan kedua pihak mendapat solusi terbaik.
Motivasi
Terkait pembinaan atlet muda, Fung mengatakan motivasi atlet berubah siring waktu. Dorongan untuk menjadi atlet sekitar 30 tahun lalu berasal dari dalam diri atlet, tetapi kini lebih banyak dari orang tua. ”Dulu orang tua malah sering melarang anaknya bermain bulu tangkis. Dengan perubahan zaman, kini kebanyakan orang tua justru mau anaknya jadi atlet bulu tangkis dunia,” paparnya.
Dampaknya, kadang anak setengah terpaksa untuk berlatih. Pembina dan pelatih pun perlu bekerja lebih keras membangkitkan semangat anak itu untuk berprestasi. “Seorang pelatih harus mengarahkan cara berpikir atlet supaya punya pemikiran seorang juara, kedua melatih badannya maupun skill-nya, terakhir adalah bagaimana menyentuh hatinya supaya dia punya kesadaran sendiri untuk selalu meningkatkan kemampuannya,” paparnya.
Dari audisi Purwokerto, sebanyak 26 anak meraih super tiket untuk mengikuti final audisi di Kudus. Sebanyak 12 peserta lolos dari turnamen di kategori U-11 dan U-13 putra dan putri, serta 14 atlet pilihan tim pencari bakat.
Peserta peraih super tiket adalah Bunga Kirana Larasati, Afizzah Rahmadhani (U-11 Putri) Balqis Azzahra Kayla Hasan, Elvira Putri Dwi Aprillian (U-13 Putri), Khafi Tirtasena, Ariel Abraham Arifianto, Zikri Annail Radity, dan Andhina Fadhil Pratama (U-11 Putra). Muhammad Hilman Andriansyah, Faizal Pangestu, Matias Rupe Pascapa, dan Akmal Zaidan Pamuji (U-13 putra).
“Dari audisi ini, saya belajar lebih berani dan mengasah mental. Saya ingin jadi atlet bulutangkis dunia,” kata Faizal yang mengidolakan Kevin.
Adapun peserta yang lolos dari pilihan Tim Pencari Bakat adalah Hasna Yusria Qanita, Hanun Nisrina Ismat, Ketty Rudianto, dan Hasna Farras Azzah Atsilah (U-11 Putri). Sasi Kirana, Ardita Widi Astuti (U-13 Putri). Aswin Bhagaskara Yusharma, Muhamad Derajat Maulana, Darma Sutanto Budi, Machmur Nurrahman, dan Raditya Danish Rahardian (U-11 Putra). Farrel Devta Abhirama, Farrel Akbar Ghifari, Bintang Dwi Prakoso (U-13 Putra). (IYA)