Kemenangan atas Meksiko, 4-0, pada laga persahabatan membuat Argentina bisa bernapas lega. Kegagalan pada Copa America 2019 masih menghantui tim asuhan Lionel Scaloni ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
TEXAS, RABU — Tim nasional Argentina sudah bisa tersenyum setelah membekap Meksiko, 4-0, pada laga persahabatan di Stadion Alamodome, San Antonio, Texas, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2019) pagi WIB. Kemenangan ini menjadi angin segar bagi Argentina yang kerap kesulitan pada laga di kompetisi resmi.
Apalagi, kemenangan itu diraih tanpa melibatkan para pemain kunci, seperti Lionel Messi, Angel di Maria, dan Sergio Aguero. Meski tidak tampil dengan kekuatan penuh, ”La Albiceleste” justru mampu menghentikan rekor kemenangan beruntun Meksiko pada 11 laga terakhir mereka. Ini juga merupakan kekalahan pertama Pelatih Meksiko Gerardo Martino yang mengambil alih tim ”El Tri” sejak Januari 2019.
Penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez, menjadi pahlawan Argentina dengan mencetak tiga gol ke gawang yang dijaga kiper Meksiko Guillermo Ochoa pada 40 menit babak pertama. Leandro Paredes menambah satu gol dari titik penalti.
”Saya merasa emosional. Butuh pengorbanan yang begitu besar untuk berada di sini. Tidak setiap hari pula anda bisa mencetak tiga gol dengan memakai seragam ini,” ujar Martinez. Tahun ini, Martinez sudah mencetak enam gol dari tiga laga persahabatan dan dua gol dari tiga laga Copa America 2019.
Martinez kini menjadi penyerang kepercayaan Pelatih Argentina Lionel Scaloni. Ketika Martinez dipanggil ke timnas, mantan rekannya di Inter, Mauro Icardi, sama sekali tidak dilirik Scaloni. Martinez pun mampu menjawab kepercayaan Scaloni dengan baik.
Scaloni kemudian mengganti Martinez dengan Paulo Dybala pada awal babak kedua karena pertimbangan fisik Martinez yang kurang bugar. Menurut Scaloni, rencana penggantian itu sudah ada sejak awal laga dan membuat Martinez merasa tidak nyaman karena hanya punya waktu singkat untuk tampil sebaik mungkin.
Saya harap Martinez selalu merasa tidak nyaman seperti itu.
Kemenangan besar Argentina atas Meksiko ini juga merupakan hasil kerja keras Scaloni dalam mempelajari lawan. Setelah mengetahui kelemahan lawan, Scaloni sengaja menumpuk pemain di lini tengah dan memasang Martinez sebagai striker tunggal. Dengan sistem ini, Argentina bisa memanfaatkan lebar lapangan dengan baik saat menyerang.
Meski demikian, Scaloni menganggap kemenangan besar dengan empat gol itu tidak terlalu penting. ”Yang terpenting adalah tim bisa merasa lebih kuat dan semua pemain merasa gembira. Berapa pun gol yang bisa dicetak,” katanya.
Perasaan seperti itu mampu membangkitkan moral para pemain untuk tampil lebih baik dan konsisten pada laga-laga lainnya. Argentina butuh semangat seperti ini ketika tampil pada kompetisi-kompetisi mayor. Pada Piala Dunia 2018 dan Copa America 2019, Argentina tampil tidak konsisten dan hanya menuai kekecewaan.
Kekalahan Brasil
Jika Argentina meraih kemenangan besar, Brasil sebagai rival besar mereka justru sebaliknya. Tim ”Samba” untuk pertama kalinya menelan kekalahan setelah tampil tidak terkalahkan dalam 17 laga. Ironisnya, mereka dikalahkan Peru, tim yang dikalahkan Brasil pada final Copa America 2019.
Laga persahabatan yang berlangsung di Stadion Los Angeles Memorial Coliseum, AS, Rabu dini hari WIB, itu dimenangi Peru 1-0. Gol tunggal baru tercipta pada menit ke-85 melalui tendangan bebas Luis Abram. ”Ini sebuah proses pembelajaran. Kekalahan selalu terjadi dan kami harus mengambil pelajaran dari kekalahan ini,” kata bek Brasil, Fagner. (AFP/REUTERS)