Sosok Bacharuddin Jusuf Habibie meninggalkan sejuta kesan di Kota Bandung, Jawa Barat. Dia akan selalu dikenang sebagai tokoh berhati besar dan peletak dasar kemandirian teknologi nasional.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sosok Bacharuddin Jusuf Habibie meninggalkan sejuta kesan di Kota Bandung, Jawa Barat. Dia akan selalu dikenang sebagai tokoh berhati besar dan peletak dasar kemandirian teknologi nasional.
Tercatat sebagai siswa angkatan tahun 1952 di Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Dago, Habibie tak pernah lupa pada almamaternya. Dia tercatat terakhir kali datang pada Januari 2016 dan bertemu dengan siswa dan sejumlah guru di sekolah yang berdiri tahun 1950 itu. Uniknya, Habibie tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kedatangannya sempat viral di media sosial.
Kepala Sekolah SMAK Dago Rosmian Simorangkir, Kamis (12/9/2019), mengatakan, bersama Hasri Ainun Besari, kelak jadi istrinya, Habibie dikenal sangat pintar, terutama dalam ilmu pasti. Namun, kenangan dan jejaknya lebih dari sekadar kemampuan akademisnya. Habibie adalah contoh kekuatan Indonesia yang dibangun lewat keberagaman. Meski berbeda keyakinan, ia tidak ragu menempuh pendidikan di SMAK Dago.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose turut berduka cita atas wafatnya BJ Habibie. Beliau adalah Direktur Utama PT Pindad (Persero) pertama setelah menjadi BUMN. Habibie menjabat Dirut Pindad selama 15 tahun, periode 1983-1998.
Jejaknya di Pindad sangat panjang. Semasa menjabat, Habibie mencetuskan ide tentang kemandirian Indonesia di industri pertahanan. Kuncinya, kata Abraham, selalu mengedepankan riset, pengembangan dan inovasi, serta menciptakan produk militer mandiri.
”Dasar-dasar ide beliau itulah yang menjadi panduan bagi kami selalu mengedepankan riset, pengembangan dan inovasi di bidang industri pertahanan,” ucap Abraham, Kamis.
Dasar-dasar ide beliau itulah yang menjadi panduan bagi kami selalu mengedepankan riset, pengembangan dan inovasi di bidang industri pertahanan.
Shalat ghaib
Sementara itu, doa dan harapan juga dipanjatkan personel Polda Jabar lewat shalat ghaib di Masjid At Taqwa Polres Cianjur, Kamis. Shalat dipimpin Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi. Selain di Bandung, shalat ghaib juga dilakukan di Kota Bandung.
”Kepergian almarhum (BJ Habibie) meninggalkan kesedihan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Beliau sangat berjasa bagi pembangunan bangsa Indonesia, khususnya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Rudy.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, shalat gaib dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan Polda Jabar kepada Habibie. ”Beliau adalah tokoh nasional karismatik yang menjadi panutan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Trunoyudo.