Kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merembet ke wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merembet ke wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali menyiagakan personel dan sukarelawan untuk memadamkan api.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo, Jumat (13/9/2019), mengatakan, kebakaran hutan di Gunung Merbabu cepat merembet akibat tiupan angin kencang. Kebakaran itu awalnya diketahui muncul di atas Dusun Malang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang, Rabu (11/9/2019).
Api kemudian merembet ke wilayah Kecamatan Selo dan Ampel, Boyolali. ”Sudah masuk wilayah Selo dan Ampel, tetapi titik api masih ada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, belum sampai ke desa di bawahnya,” kata Bambang.
Bambang mengatakan, BPBD Boyolali saat ini telah mendirikan posko penanganan kebakaran Gunung Merbabu di Kecamatan Selo. Sebanyak 70 personel gabungan BPBD Boyolali beserta para sukarelawan telah disiagakan di posko tersebut. Akan tetapi, mereka masih belum diterjunkan untuk melakukan pemadaman.
”Apinya besar dan angin juga bertiup dengan kencang di atas. Kondisi itu bisa membahayakan petugas dan sukarelawan jika melakukan pemadaman secara manual dengan jarak dekat,” katanya.
Semua pendaki di jalur pendakian Selo sudah turun dengan aman.
Bambang memastikan saat ini sudah tidak ada pendaki di Gunung Merbabu. Sebanyak sembilan pendaki yang berasal dari Yogyakarta dan Jakarta telah turun dan sampai di basecamp pendakian Selo, Kamis sekitar pukul 20.00. ”Semua pendaki di jalur pendakian Selo sudah turun dengan aman,” katanya.
Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah mengeluarkan surat edaran penutupan sementara pendakian untuk keselamatan pendaki. Semua jalur pendakian Gunung Merbabu ditutup mulai 12 September hingga waktu yang belum ditentukan.
Menurut Kasubbag Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Johan Setyawan, api mulai menjalar ke semua sisi gunung karena tiupan angin kencang. Berdasarkan citra satelit, luas areal yang terbakar diperkirakan mencapai 260 hektar di zona inti, zona rimba, dan zona rehabilitasi. Kawasan yang terbakar berupa hutan alam, semak belukar, dan sabana.
Lokasi kebakaran itu merupakan lereng dan punggungan yang sulit dijangkau. Untuk mencapai lokasi itu harus ditempuh berjalan kaki sekitar tiga jam dari dusun terdekat. Selain itu, di sana juga sulit sumber air.
”Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah bersurat ke Direktur Jenderal Konservasi Alam Sumber Daya Alam dan Ekositem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meminta bantuan helikopter guna mempercepat pemadaman dengan water bombing,” ujarnya.
Menurut Johan, upaya pemadaman telah dilakukan secara manual untuk melokalisasi api. Upaya ini melibatkan tim gabungan dari TN Gunung Merbabu, TN Gunung Merapi, Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Mitra Polhut, sukarelawan, SAR, TNI/Polri, BPBD, dan warga.