Pola permainan bertahan ketat dan serangan balik yang cepat dari Newcastle United sering membuat pemain tim-tim besar frustrasi. Pekan ini, Liverpool yang akan diuji oleh Newcastle di Anfield.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Newcastle United bisa disebut sebagai tim paling janggal di Liga Inggris saat ini. Status mereka, yaitu sebagai tim papan tengah, kerap ”menipu” tim-tim besar, seperti Manchester City dan Tottenham Hotspur. Inilah yang harus diwaspadai Liverpool saat menjamu Newcastle, Sabtu (14/9/2019) malam di Stadion Anfield.
Setelah jeda dua pekan, Liverpool akan kembali bertarung di Liga Inggris Sabtu ini dengan target mempertahankan posisinya di puncak klasemen. Sekilas, calon lawannya, yaitu Newcastle, bukan lawan sepadan bagi ”The Reds”. Liverpool tengah perkasa dengan meraih seratus persen kemenangan dari empat laga awal di Liga Inggris musim ini. Rata-rata tiga gol mereka cetak di setiap laga.
Sebaliknya, ”The Magpies”, julukan Newcastle, terseok-seok di peringkat ke-14 Liga Inggris saat ini. Mereka hanya unggul satu poin dari tim-tim penghuni zona degradasi, seperti Aston Villa dan Norwich City. Namun, di balik wujudnya yang kurang meyakinkan, Newcastle adalah tim berbahaya yang acap kali membuat frustrasi, bahkan malu, tim-tim papan atas.
Hal itu antara lain dialami Tottenham Hotspur. Digadang-gadang sebagai salah satu tim yang bisa menyaingi Liverpool dan Manchester City dalam perburuan trofi Liga Inggris musim ini, Spurs dipermalukan Newcastle 0-1 di kandang sendiri, Agustus lalu. Newcastle tampil bak pencuri pada laga di Stadion Tottenham, London, itu.
Newcastle membiarkan tuan rumah Spurs memojokkan mereka di sepertiga terakhir wilayah pertahanannya dan menguasai hingga 80 persen bola. Tidak seperti tim-tim lainnya di Inggris dengan nama dan sejarah besar, Newcastle tampil sangat defensif dan membangun tembok berlapis yang tidak bisa ditembus Spurs. Lalu, ketika lengah, Newcastle tanpa ampun memukul Spurs dengan satu peluang emas.
Pola permainan serupa membuat juara bertahan, City, juga terkapar di tangan Magpies pada duel kedua tim, Januari lalu. Saat itu, Newcastle masih diasuh Rafael Benitez. Karakter defensif, penjagaan disiplin, dan serangan balik Newcastle memaksa City takluk 1-2 di Stadion St James Park. Itu menjadi kekalahan terakhir City dalam 19 laga Liga Inggris terakhirnya hingga musim baru ini.
Meskipun telah berganti manajer, cara bermain Newcastle tidak banyak berubah di tangan pengganti Benitez, Steve Bruce. Sebaliknya, Bruce mereplikasi seratus persen taktik Benitez saat mempermalukan Spurs, bulan lalu. Newcastle tampil dengan lima bek plus dua hingga tiga gelandang yang ikut turun hingga ke sepertiga akhir wilayah pertahanannya.
Taktik itu hanya menyisakan satu striker plus penyerang sayap cepat seperti Allan Saint-Maxim dan Christian Atsu yang dapat mengeksploitasi kelengahan pertahanan lawan melalui serangan balik cepat dari sisi lebar lapangan.
Taktik ”parkir bus tingkat” ini telah dipelajari dan coba untuk diantisipasi Manajer Liverpool Juergen Klopp. Manajer asal Jerman itu kemungkinan bakal menerapkan taktik baru di laga ini.
Seperti diberitakan Liverpool Echoe, Liverpool bisa tampil sangat berbeda pada laga ini. Ia mengumpulkan para pemain andalannya, seperti Mohamed Salah, Sadio Mane, Adam Lallana, Joel Matip, dan Xherdan Shaqiri, lebih cepat seusai jeda pekan internasional untuk mengasah taktik itu. Laga kontra Newcastle merupakan awal dari pekan padat. Mereka akan menjalani tujuh laga dalam hanya waktu 21 hari ke depan.
Untuk itu, Klopp tengah mengotak-atik taktik plus rotasi pemain. Para pemain seperti Shaqiri, Lallana, dan James Milner, punya kesempatan langka tampil sebagai pemain mula di laga kontra Newcastle. Klopp ingin menjaga kebugaran timnya menjelang laga kontra Napoli di Italia pada penyisihan grup Liga Champions Eropa, Rabu (18/9/2019) dini hari WIB mendatang.
Tidak tertandingi
Meskipun duel kontra Napoli sangat penting, Klopp juga mengejar tiga poin pada laga kontra Newcastle. The Reds diunggulkan catatan statistik. Mereka tidak pernah kalah di 43 laga terakhir di Anfield.
Tidak ada satu pun klub lain di liga-liga top Eropa, sekalipun itu Barcelona, Paris Saint-Germain, ataupun Bayern Muenchen, yang mampu menandinginya. Mereka juga tengah tancap gas, yaitu selalu menang di 13 laga terakhir.
”Saya tidak pernah melihat tim lain yang bermain lebih baik dan konstan menekan seperti mereka. Belum lagi, dukungan fans mereka di Anfield. Mereka benar-benar tim yang sangat terlatih dan tangguh,” ujar Dani Ceballos, gelandang Arsenal, menilai penampilan The Reds seusai timnya kalah 1-3 di Anfield, akhir Agustus lalu.
Di lain pihak, upaya Newcastle mengejar keajaiban lain di Anfield diganggu masalah cedera gelandang pentingnya, Sean Longstaff. Menurut Bruce, Longstaff dibekap cedera pergelangan kaki dalam insiden tidak lazim ketika berlatih. ”Sayang sekali, kami kehilangan pemain dalam insiden aneh ini. Suka tidak suka, hal semacam itu bisa terjadi di sepak bola,” ujarnya. (Reuters)