Inovasi Digital Antarkan Warga ke Gerbang Kesejahteraan
Berkat inovasi digital, banyak kemudahan yang bisa dilakukan warga. Pola belajar hingga berbisnis menjadi kian mudah dan cepat. Penerima manfaat inovasi ini sedang berjalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Berpuluh-puluh tahun nelayan-nelayan di Kampung Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur, hidup dalam keterbatasan. Hasil perikanan pesisir yang melimpah, hanya memberi pendapatan maksimal Rp 1,1 juta per nelayan per bulannya. Kini, perlahan semuanya berubah seiring era Revolusi Industri 4.0.
Hasil perikanan tangkap kelompok nelayan diekspor ke sejumlah negara oleh Aruna Indonesia, perusahaan rintisan berbasis aplikasi digital yang menghubungkan nelayan kecil dengan pembeli akhir. Setidaknya, ada 20.000 nelayan menggunakan aplikasi Aruna, yang 2.000-an di antaranya merupakan pengguna aktif.
Kelompok nelayan di Kampung Baru, Balikpapan, merupakan salah satu kelompok nelayan dari 15 kabupaten/kota yang bergabung dengan Aruna. Sejumlah nelayan di daerah tertinggal juga turut bergabung, di antaranya di Sebatik, Kalimantan Utara, dan Rote Ndao, NTT.
Baca juga : Peta Pantauan Digital, Inovasi Konservasi
“Pendapatan nelayan yang bergabung dengan Aruna naik, seperti di Kampung baru, yang naiknya setidaknya tiga kali lipat,” kata CEO yang juga co-founder Aruna, Farid Naufal Aslam, usai paparan profil bisnis Aruna di Paviliun Indonesia di Hungexpo Budapest, Hongaria, Rabu (11/9/2019).
Melalui video profil bisnis, salah satu co-founder Aruna, Utari Octavianty, menyebut, penerapan teknologi digital di kampung-kampung nelayan seperti di Kampung Baru, memberi pemasukan Rp 700 juta per desa per bulannya.
Sejak November 2017, kepiting bakau dan rajungan tangkapan nelayan tradisional Kampung Baru diekspor ke Singapura, Hongkong, Malaysia, dan Amerika Serikat. “Besarannya antara 5-7 ton per bulannya,” kata Farid. Sebelumnya, tangkapan nelayan langsung dibeli tengkulak dengan harga jauh di bawah harga pasar.
Kepiting dan rajungan termasuk komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-September 2018, nilai ekspor dua komoditas itu 370,14 juta dollar AS (sekitar Rp 5 triliun) atau sebesar 10,50 persen total nilai ekspor perikanan Tanah Air.
Sejumlah negara menegaskan keyakinan mereka pada kekuatan inovasi digital, termasuk pengembangan ekonomi digital yang memberi jalan keluar dari sejumlah persoalan.
Akhir Agustus 2019, raksasa bisnis digital China, Alibaba, secara khusus menawarkan Aruna untuk mengisi gerai-gerai jejaring Alibaba di China yang berjumlah 500 gerai. “Kami masih mempertimbangkan, karena faktor kesiapan, termasuk sumber daya manusia,” kata Farid. Di Budapest, dua investor menyatakan tertarik menanamkan modalnya hingga hampir lima juta dollar AS.
Perusahaan yang berdiri tahun 2015 itu menjadi salah satu usaha rintisan yang diajak Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) hadir dalam ajang konferensi global teknologi digital International Telecommunication Union (ITU) Telecom World 2019. Total ada 135 usaha kecil dan menengah dari sejumlah negara mengikuti pertemuan tahunan itu.
Usaha rintisan lain yang diajak serta adalah Ruangguru. Perusahaan rintisan bidang pembelajaran yang belum berusia lima tahun itu memenangkan kompetisi ITU Telecom World Global Industry Award 2019. Inovasi Ruangguru dinilai sangat potensial menghadirkan solusi inovatif dalam dunia inklusi digital.
Saat ini, Ruangguru diakses sekitar 12 juta pengguna yang sebagian besar pada jenjang SD-SMA lewat produknya Ruangbelajar. Aplikasi ini menghadirkan para guru dan praktisi pengajaran yang berprestasi untuk memberikan penjelasan materi pelajaran.
Baca juga : Inovasi Teknologi Digital Menopang Perekonomian
Puluhan ribu video, tutorial, dan grafis sudah dibuat dan diunggah untuk memudahkan para penggunanya memahami pelajaran melalui latihan-latihan soal. “Banyak kesaksian para pengguna yang membuat kami semakin semangat dalam menghasilkan produk yang lebih baik,” kata VP Business Operation Ritchie Goenawan.
Akses internet hingga wilayah desa-desa dan pelosok memungkinkan siswa-siswi memperoleh pendampingan belajar dari guru-guru berkualitas. Lewat paket belajar mulai Rp 465 ribu untuk satu tahun ajaran, aplikasi ini diharapkan meretas kesenjangan belajar di seluruh wilayah, termasuk di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Wilayah 3T ada di 121 kabupaten. Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah itu rata-rata 60 dari target rata-rata nasional 74. Salah satu penyebabnya adalah kesenjangan dalam layanan pendidikan. Selain kekurangan sekolah, daerah 3T kekurangan tenaga guru, yang kalaupun ada, tak jarang mereka merangkap banyak materi pelajaran. (Kompas, 15/5/2019)
Kehadiran aplikasi belajar seperti Ruangguru mampu mengisi kekurangan itu. Pada saat yang sama, membuka peluang anak-anak dari daerah pelosok memiliki kemampuan berkompetisi secara akademis.
Baca juga : Dunia Bahas Masa Depan Inovasi Digital
Di bidang kesehatan, aplikasi digital bidan Sehati turut mewarnai pembangunan kesehatan ibu dan anak. Lewat aplikasi Sehati, para bidan pengguna akan mengetahui perkembangan ibu hamil dan risiko anak stunting yang mereka tangani secara detil, karena jejak pemeriksaannya tercatat rapi di aplikasi.
Mereka juga bisa menerima rekomendasi tindakan dan rujukan penanganan dari para dokter ahli yang disediakan lewat aplikasi itu, sehingga kefatalan terhindarkan. Saat ini, aplikasi ini sudah diakses ribuan bidan, termasuk di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Kupang, NTT, salah satu daerah dengan angka kematian ibu tinggi.
“Aplikasi ini kami bangun atas keprihatinan banyaknya angka kematian ibu melahirkan. Padahal, kefatalan itu sebenarnya bisa diatasi sejak dini, termasuk risiko stunting,” kata co-founder Sehati Anda Waluyo Suparlan. Kini, aplikasi Sehati dalam penjajakan diterapkan di Kolombia.
Inovasi digital sudah dan sedang membawa perubahan. Tidak boleh ada satupun kelompok yang tertinggal.
Data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka itu di bawah target Millenium Development Goals (MDG) yakni menurunkan AKI menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015.
Adapun kasus anak stunting (tengkes), Global Nutrition Report 2014 menempatkan Indonesia dalam kelompok lima besar negara dengan kasus gangguan pertumbuhan tinggi badan atau stunting (tengkes) terbesar di dunia. Anak tengkes juga terkait dengan kecerdasan dan risiko penyakit degeneratif. Kondisi ini memerlukan penanganan segera bila Indonesia memiliki generasi dengan daya saing tinggi di tingkat global.
Era digital dunia
Pada konferensi teknologi digital di Budapest, sejumlah negara menegaskan keyakinan mereka pada kekuatan inovasi digital, termasuk pengembangan ekonomi digital yang memberi jalan keluar dari sejumlah persoalan. Di Hongaria, industri berbasis digital menyumbang 25 persen Produk Domestik Bruto (PDB) kurang dari lima tahun terakhir.
Ekonomi digital juga menyerap 400.000 tenaga kerja atau sekitar 10 persen tenaga kerja di Hongaria. Sepuluh tahun terakhir, resesi ekonomi sempat melanda Hongaria dan mencatatakan diri sebagai salah satu negara dengan pengangguran terbanyak di Eropa.
Baca juga : Melihat Papua Mendunia di Hongaria
Kini, menyusuri jalan-jalan di kota Budapest, susah menemukan para gelandangan atau kelompok kriminal. Generasi muda mengisi lapangan pekerjaan di kota warisan dunia yang dipenuhi kafe, pertokoan, dan lokasi-lokasi wisata itu. “Kami sadar dan merancang pembangunan bukan hanya dengan manajemen resesi, tetapi masuk pada teknologi digital, termasuk ekonomi digital. Kini, ekonomi digital ada di jantung Eropa, Hongaria,” kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban kepada perwakilan ratusan negara anggota ITU.
Inovasi digital yang memadukan kecerdasan buatan, big data, dan internet of things juga disadari betul sebagai aset masa depan bangsa, seperti Serbia dan Vietnam. Tahun lalu, Serbia mendeklarasikan diri masuk dalam transformasi digital di hampir semua sektor.
Presiden Joko Widodo menekankan fokus pemerintahan lima tahun mendatang, di antaranya pada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Selain itu, masuk pada era ekonomi digital.
Di Vietnam, pemerintah menggenjot inivestasi berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi. Di level masyarakat, akses pada ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi digital juga dibuka luas.
Mereka menyadari bahwa akses internet dan inovasi digital akan membuka kesenjangan banyak hal hingga wilayah pelosok. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan pun akan terangkat. “Inovasi digital sudah dan sedang membawa perubahan. Tidak boleh ada satupun kelompok yang tertinggal, itu harapan kami,” kata Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam, Nguyen Manh Hung.
Tahun ini, konferensi global ITU Telecom World 2019 banyak memberi porsi khusus digitalisasi di banyak sektor, terutama ekonomi yang membawa banyak perubahan besar. Ratusan wakil pemerintah, korporasi, dan UKM duduk bersama membahas kondisi saat ini dan masa depan penggunaan teknologi digital di banyak sektor.
Baca juga : Usaha Rintisan Indonesia Dapat Pengakuan Internasional
Delegasi Indonesia memaparkan tuntasnya program Palapa Ring yang menghubungkan lebih dari 500 kota dengan jaringan serat optik sepanjang sekitar 36.000 kilometer. Infrastruktur teknologi telekomunikasi itu tinggal selangkah lagi membuka keterisolasian banyak daerah hingga wilayah Papua.
Untuk memaksimalkan konektivitas antardaerah, ribuan menara pemancar (base transceiver station/BTS) segera dibangun hingga akhir 2020. Menara-menara itu akan menyempurnakan komunikasi nirkabel di banyak daerah yang selama ini terisolasi.
Operasionalisasi koneksi digital itu diharapkan memperkuat industri yang sudah ada dan membuka industri-industri baru berbasis pengetahuan dan inovasi di banyak daerah. “Koneksivitas pada jaringan internet membuat nilai jual kota-kota yang jauh menjadi sama dengan kota besar lain. Ini peluang besar yang harus segera dimanfaatkan untuk kesejahteraan,” kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Anang Latif.
Sebelum akhir tahun 2020, BAKTI akan membangun lagi 4.000 BTS di kawasan-kawasan pelosok. Demi membuka wilayah yang tetap belum terakses, awal tahun 2023, Satelit Multifungsi Satria akan diluncurkan dan mengorbit di atas Papua untuk memperkuat penetrasi internet hingga pedalaman.
Baca juga : Lewat Visinya, Jokowi Menjawab Tantangan Teknologi Digital
Saat ini, infrastruktur digital sudah dibangun dan terus dilengkapi, tinggal memastikan komitmen pemerintah dan swasta, serta masyarakat agar mampu memanfaatkan inovasi digital secara produktif hingga pelosok Nusantara.
“Kita tidak bisa menunggu lama. Literasi digital harus digalakkan terus hingga wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal sehingga kesejahteraan benar-benar dirasakan,” kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Samsul Widodo. Ia menggandeng sejumlah usaha rintisan berbasis digital masuk ke desa-desa dan membawa perubahan pada komunitas.
Belum lama ini, Samsul mengajak unicorn Indonesia Tokopedia merintis pusat kewirausahaan digital, Tokopedia Center. Tahap pertama dibuka di Subang dan Cianjur, Jawa Barat, yang memungkinkan warga desa yang punya produk khas bisa terhubung ke pasar digital. Lalu, dibuka pula Tokopedia Corner di 34 universitas, yang menjadi semacam inkubasi kewirausahaan digital.
Dalam pidatonya jelang Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menekankan fokus pemerintahan lima tahun mendatang, di antaranya pada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Selain itu, masuk pada era ekonomi digital.
Melihat tren global dan visi Presiden Jokowi, ditambah anak-anak muda inovatif berprestasi, Indonesia dalam jalur yang tepat menuju sejahtera. Nelayan-nelayan di Kampung Baru, Balikpapan, telah membuktikan kekuatan ekonomi digital membawa mereka menuju sejahtera.