Tim nasional Indonesia U-16 perlu menjaga fokus sepanjang laga Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2020. Kemenangan 4-0 atas Filipina diharapkan tidak membuat para pemain jemawa karena perjuangan masih panjang.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional Indonesia U-16 sukses mengawali laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2020 dengan menaklukkan Filipina, 4-0, di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (16/9/2019). Jalan masih panjang dan kekurangan masih ada sehingga ”Garuda Muda” saat ini berusaha meningkatkan fokus agar bisa tampil lebih baik.
Pada laga yang ditonton sekitar 3.700 penonton tersebut, Indonesia bisa tampil dominan sejak awal. Mereka bisa terus menekan Filipina yang cenderung bertahan dan menunggu momen menyerang balik. Dominasi yang berbuah kemenangan ini pun mengantar Indonesia berada di peringkat kedua klasemen sementara dengan tiga poin.
Pujian adalah racun.
Namun, pelatih timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, sadar bahwa kemenangan ini akan menuai banyak pujian dari masyarakat. Kecenderungan untuk membandingkan timnas kelompok umur dengan timnas senior pun akan terjadi. Oleh karena itu, tugas untuk menjaga fokus pemain menjadi prioritas.
”Pujian adalah racun. Kami sekarang belum apa-apa dan kami masih harus fokus untuk menghadapi setiap laga,” kata Bima. Indonesia masih akan menghadapi Kepulauan Mariana Utara, Brunei Darussalam, dan China. Hanya tim juara grup dan tim runner-up terbaik yang akan otomatis lolos ke putaran final.
Bima kemudian mengisolasi para pemain dari dunia luar. Staf pelatih telah mengumpulkan telepon seluler para pemain sepanjang kompetisi. Para pemain hanya bisa mengakses telepon seluler mereka selama 1 jam, terutama untuk meminta doa dan dukungan dari keluarga.
Hal yang paling dikhawatirkan adalah ketika para pemain bisa mengakses media sosial dan membaca tanggapan dari masyarakat. Pujian-pujian akan mengalir deras, apalagi ketika timnas senior baru saja tampil buruk pada dua laga kualifikasi Piala Dunia 2022. Garuda Muda, untuk sementara, bisa memberikan harapan akan kualitas sepak bola yang lebih baik.
Namun, kritikan pedas masih bisa saja bermunculan. Bima tidak ingin konsentrasi pemainnya terganggu dengan berbagai komentar tersebut. ”Lagi pula kita tidak boleh membandingkan mereka dengan timnas senior. Para pemain senior juga melalui proses yang sama,” katanya.
Penyelesaian akhir
Fokus menjadi prioritas karena Garuda Muda belum menunjukkan kemampuan terbaik pada laga perdana ini meski bisa menang besar. Masih ada kekurangan yang sangat mengganggu, terutama masalah penyelesaian akhir yang masih buruk.
Meski bisa mendominasi serangan, Indonesia masih membuang banyak peluang. Bahkan, beberapa peluang terjadi sebelum penyerang Ahmad Athallah Araihan mencetak gol pertama pada menit ke-38. Alumnus Liga Kompas Gramedia (LKG) itu melakukan dua sentuhan sebelum menembak dari luar kotak penalti. Selain Athallah, ada dua lagi alumni LKG yang menjadi pemain inti, yaitu Muhamad Valeron dan Raka Cahyana Rizki.
Tiga gol lagi tercipta pada babak kedua. Marselino Ferdinan juga mencetak gol dari sisi tengah pada menit ke-46. Enam menit kemudian, Alfin Farhan Lestaluhu menambah keunggulan dan gol terakhir tercipta dari tendangan Wahyu Agong Drajat pada menit ke-78.
”Kami masih grogi karena baru pertama kali dilihat banyak penonton,” kata kapten Indonesia U-16, Marcell Januar Putra. Para pemain pun berusaha fokus tampil lebih baik pada laga kedua melawan Kepulauan Mariana Utara, Rabu (18/9/2019) malam.
Filipina bisa melibas Kepulauan Mariana Utara, 7-0, pada laga pertama, Sabtu (14/9/2019). Namun, Pelatih Filipina Bongbong Roxy Dorlas mengakui timnya memilih bermain bertahan ketika menghadapi Indonesia. ”Indonesia tim yang kuat dan tim kami juga baru terbentuk Juni lalu sehingga persiapan kami sebetulnya masih sangat kurang,” katanya.