Singapura kembali diselimuti kabut asap pada Rabu (18/9/2019) ini. Setelah seharian kemarin kualitas udara terpantau ada di level moderat atau sedang, pada Rabu ini kualitas udara di Singapura dinyatakan tak sehat.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Singapura kembali diselimuti kabut asap pada Rabu (18/9/2019) ini. Setelah seharian kemarin kualitas udara terpantau ada di level moderat atau sedang, pada Rabu ini mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 kualitas udara di Singapura dinyatakan tidak sehat, terburuk dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, warga masih tetap beraktivitas dan kegiatan belajar-mengajar masih berlangsung.
Mengacu pada pantauan 24 jam Pollutant Standard Index (24-hr PSI) oleh National Environment Agency (NEA), pada Rabu ini kualitas udara memburuk sehingga dinyatakan tidak sehat mulai pukul 06.00 pagi.
Dari indeks polutan pada pukul 18.00 ini, tercatat rata-rata PSI mencapai nilai 111. Pada pukul 13.00, PSI ada di angka 116-118. Sementara pada pagi hari rata-rata PSI ada di angka 112 di wilayah utara dan tengah Singapura. Nilai PSI tertinggi, 128, tercatat terjadi di wilayah selatan Singapura.
NEA menetapkan ada lima tingkatan kualitas udara berdasarkan skala. Untuk skala indeks 0-50 kualitas udara bagus, skala 51-100 kualitas udara sedang atau moderat, skala 201-300 kualitas udara tidak sehat, dan indeks lebih dari 300 kualitas udara sangat berbahaya.
Dengan kualitas udara pada Rabu ini yang tidak sehat, NEA meminta warga untuk mengurangi aktivitas luar ruang. Dari laman resmi NEA, Pemerintah Singapura sudah membentuk gugus tugas penanganan dampak kabut asap yang terdiri atas 28 badan pemerintah.
Kementerian Pendidikan Singapura juga mengumumkan akan menghentikan kegiatan belajar-mengajar jika kualitas udara semakin memburuk. Namun, sampai hari ini, kegiatan belajar-mengajar masih berlangsung. Murid-murid sekolah memadati bus dan kereta saat jam pulang sekolah siang tadi.
Kementerian Pendidikan Singapura juga mengumumkan akan menghentikan kegiatan belajar-mengajar jika kualitas udara semakin memburuk. Namun, sampai hari ini, kegiatan belajar-mengajar masih berlangsung. Murid-murid sekolah memadati bus dan kereta saat jam pulang sekolah siang tadi.
Adapun Kementerian Kesehatan memastikan stok masker N95 masih tersedia di toko-toko ataupun di apotek sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kehabisan.
Seperti pantauan Rabu siang hingga sore ini, warga Singapura tetap berkegiatan seperti biasa, ada yang menggunakan masker, ada yang tidak. Warga memadati stasiun dan terminal bus untuk menuju destinasi masing-masing. Kereta dan bus juga masih beroperasi normal, melayani kegiatan masyarakat.
Sementara itu, para pekerja konstruksi masih mengerjakan pekerjaan mereka. Dari pantauan, asap terlihat menutupi langit Singapura dan bau asap tercium.
Seperti yang dikatakan Tan Ah Hyat (45), petugas pembersih di Terminal Bus Jurong East, ia memilih tetap bekerja meskipun asap menyelimuti Singapura.
”Asap kali ini memang lebih buruk dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Saya memilih tetap bekerja,” kata Hyat.
Asap kali ini memang lebih buruk dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Saya memilih tetap bekerja
Dari gelaran Formula Satu (F1), media daring lokal memberitakan, persiapan balapan terus berlangsung. Namun, penyelenggara balapan diberitakan sudah menyiapkan rencana cadangan.