logo Kompas.id
Beda Sikap Presiden Jokowi
Iklan

Beda Sikap Presiden Jokowi

Baik revisi UU KPK maupun RKUHP sama-sama mendapat penolakan keras masyarakat. Sejumlah pasal dalam RKUHP berpotensi menghambat kebebasan sipil, kebebasan berpendapat, dan cenderung memperkuat otoritas negara.

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ltLiydmOTcf6hDzB636femxRtRs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190920_ENGLISH-TAJUK_B_web_1568990195.jpg
KOMPAS/NINA SUSILO

Presiden Joko Widodo menyampaikan, pemerintah menunda pembahasan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (20/9/2019). Sikap ini diambil mendengarkan masukan dari masyarakat yang menilai RKUHP masih banyak kekurangan. Pemerintah berjanji mendengarkan masukan dari masyarakat untuk menyempurnakan RKUHP.

Presiden Joko Widodo mengambil sikap berbeda soal revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Dalam revisi UU KPK, Presiden Jokowi ”merestui” pembahasan revisi UU KPK secara terbatas. Namun, di saat-saat akhir pengesahan RKUHP, Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jumat, 20 September 2019, justru meminta Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menunda pengesahan RKUHP. Pengesahan RKUHP tidak perlu dilakukan DPR periode 2014-2019 yang akan habis masa kerjanya pada 30 September 2019.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000