Festival Kota Lama Semarang Mesti Dibuat Lebih Berkelas
›
Festival Kota Lama Semarang...
Iklan
Festival Kota Lama Semarang Mesti Dibuat Lebih Berkelas
Festival Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, yang diselenggarakan 12-22 September 2019, menarik minat banyak wisatawan. Tahun depan, festival tersebut diharapkan lebih berkelas dan berskala internasional.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Penyelenggaraan Festival Kota Lama Semarang, Jawa Tengah diharapkan semakin menarik dan diisi pertunjukan-pertunjukan berkelas internasional. Atraksi menarik yang digelar di kawasan bersejarah dengan lanskap eksotik menjadi daya tarik yang bisa memikat wisatawan lokal hingga mancanegara.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sebelum melepas Indische Parade, Festival Kota Lama, Kota Semarang, Minggu (22/9/2019) sore, mengatakan, saat ini Kota Lama sudah berubah. Seiring rampungnya revitalisasi, kawasan itu menjadi salah satu destinasi utama di Kota Semarang.
Namun, daya tarik perlu terus ditingkatkan. Pada 2020, kawasan Kota Lama harus lebih tertib dan Festival Kota Lama harus lebih meriah. “Saya ingin tahun depan sudah ada pertunjukan berkelas internasional. Kalau perlu, secara khusus kita undang (perwakilan) berbagai Kota Lama yang ada di dunia,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, masyarakat yang menikmati keindahan Kota Lama Semarang ikut membagikan kesan yang didapat di media sosial. Narasi dan cerita keindahan kawasan, termasuk penyelenggaraan Festival Kota Lama pada 12-22 September, diharapkan tidak pudar di kemudian hari.
Kepada panitia, Ganjar juga berpesan untuk langsung melakukan evaluasi agar penyelenggaraan tahun depan lebih meriah dan menarik. “Begitu ditutup nanti, agar kepanitiaan untuk tahun depan segera dibentuk. Dorong Kota Lama menjadi salah satu destinasi berkelas dunia,” kata Ganjar.
Pada tahun kedelapan penyelenggaraan Festival Kota Lama ini terdapat sejumlah acara, seperti Pameran Sketsa Cagar Budaya, Jelajah Kota Lama, dan Holland Spreken (pelatihan bahasa Belanda). Juga ada pameran, seminar, dan pertunjukan seni.
Sekretaris Festival Kota Lama 2019 Jessie Setiawati, menuturkan, dengan kondisi kawasan yang sudah direvitalisasi, antusiasme masyarakat meningkat. ”Harapan kami, festival ini bisa dikenal nasional, bahkan mancanegara, yang akhirnya meningkatkan pariwisata,” ujarnya.
Pada Minggu (22/9) atau hari terakhir gelaran Festival Kota Lama, diselenggarakan Indische Parade yang memanggungkan ragam budaya Nusantara dan Belanda. Parade itu diikuti 308 orang yang terdiri dari berbagai komunitas. Acara berlangsung dari pukul 16.15 hingga 17.15.
Selain pertunjukan kesenian, ada juga pawai kendaraan kuno, seperti VW Safari dan sepeda ontel. Hadir pula sejumlah komunitas yang memakai pakaian tradisional Belanda. Mereka mengitari kawasan Kota Lama Semarang, sekitar 1,5 kilometer.
Para pengunjung dan wisatawan antusias menyaksikan parade tersebut. Mereka berebut berfoto dengan peserta parade yang terpusat di Jalan Letjen Suprapto atau sekitar Gereja Blenduk. Setiap malam di akhir pekan, titik itu menjadi simpul kepadatan di Kota Lama. Namun, pada Indische Parade, kendaraan bermotor dilarang melintasi jalur tersebut.
Sari (46), warga Tembalang, Kota Semarang, mengatakan, Kota Lama saat ini jauh berbeda dengan lima tahun silam. “Sejak lama, kawasan Kota Lama ini dikenal kumuh dan kalau malam nggak berani lewat sini. Kini, semua tertata. Semoga acara-acaranya lebih banyak,” ujarnya.