Kebakaran Berskala Besar Masih Mengintai Kawasan Padat Penduduk
›
Kebakaran Berskala Besar Masih...
Iklan
Kebakaran Berskala Besar Masih Mengintai Kawasan Padat Penduduk
Kebakaran berskala besar masih menjadi ancaman warga Jakarta, terutama di permukiman padat penduduk. Upaya pemadaman kerap kali sulit dilakukan karena akses ke permukiman rata-rata didominasi jalanan sempit.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebakaran berskala besar masih menjadi ancaman warga Jakarta, terutama di permukiman padat penduduk. Upaya pemadaman kerap kali sulit dilakukan karena akses ke permukiman rata-rata didominasi jalanan sempit.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengutamakan langkah pencegahan dengan memasang rambu rawan kebakaran di kawasan padat penduduk.
Kasus kebakaran terbaru terjadi di kawasan padat hunian, Jalan Kampung Pesing Koneng, Kelurahan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (22/9/2019) malam. Peristiwa itu menyebabkan terjadinya gangguan perjalanan kereta rel listrik relasi Duri-Tangerang.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih mengatakan, obyek yang terbakar merupakan rumah tinggal padat hunian. Saat ini api sudah dapat dipadamakan dan sedang dalam pendinginan.
”Ada 17 mobil damkar yang kami kerahkan. Kebakaran diduga akibat kebocoran kompor gas. Tidak ada korban jiwa, tetapi rumah yang terbakar sekitar 50 rumah dengan total kerugian mencapai Rp 3,7 miliar,” kata Rompis, Minggu, di Jakarta.
Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengemukakan, saat kebakaran terjadi, PT KCI menghentikan operasional kereta untuk mencegah dampak kebakaran meluas. Penghentian dilakukan dengan memadamkan listrik aliran atas (LAA) relasi lintas Pesing-Taman Kota.
Sekitar pukul 19.50, perjalanan KRL relasi Duri-Tangerang kembali normal. Namun, perjalanan KRL di lintas Duri-Tangerang pergi-pulang masih akan mengalami antrean akibat kebakaran permukiman warga dan pemadaman sementara LAA yang sebelumnya terjadi.
”Saat ini, petugas dari PT KAI dan PT KCI masih bekerja sama untuk mengurai antrean kereta,” ucapnya.
Pada Sabtu (21/9/2019), kebakaran berskala besar menghanguskan 129 rumah di Kelurahan Rawa Bunga dan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemicu kebakaran yang mengakibatkan 452 warga mengungsi itu akibat ponsel di salah satu rumah warga meledak saat pengisian daya listrik.
Kasus serupa juga pernah terjadi dan menghanguskan 13 rumah di kawasan kelurahan Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2019). Kebakaran itu mengakibatkan 22 warga kehilangan tempat tinggal.
Jauh sebelum itu, kebakaran yang tak kalah memilukan pernah terjadi di Kampung Bandan, Jakarta Utara, awal bulan Mei 2019. Kebakaran itu mengakibatkan 4.500 jiwa mengungsi.
Beberapa kasus kebakaran itu meskipun pemicunya berbeda, rata-rata kebakaran meluas karena Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Pemadaman DKI Jakarta sulit masuk ke lokasi kebakaran. Sebab, lokasi kebakaran yang terjadi di permukiman padat penduduk berada di gang sempit.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi warga terdampak kebakaran, Minggu (22/9/2019), mengatakan, kebakaran di kawasan padat penduduk masih menjadi masalah di DKI Jakarta. Penyebab utamanya adalah kesemrawutan instalasi listrik.
”Kami telah memasang rambu-rambu peringatan kebakaran di rumah-rumah dan kampung-kampung supaya muncul kesadaran masyarakat. Umumnya kejadian (kebakaran) dari kabel listrik yang pemasangannya tidak benar,” katanya.
Kami telah memasang rambu-rambu peringatan kebakaran di rumah-rumah dan kampung-kampung supaya muncul kesadaran masyarakat.
Hal penting yang ditekankan dalam instruksi itu, antara lain, setiap kelurahan diinstruksikan menentukan kriteria RT kebakaran. Pemerintah setempat juga diminta menempel striker waspada kebakaran di RT yang termasuk daerah rawan kebakaran.
Fokus tanggap darurat
Terkait kebakaran di Jatinegara, Anies mengatakan, pemerintah saat ini fokus memenuhi kebutuhan warga terdampak dengan menyediakan posko pengungsi dan ketersediaan makanan. Segala kebutuhan administrasi kependudukan yang terbakar juga akan segera diganti Pemprov DKI.
”Tahapan penanganannya masih pembersihan agar lingkungan bersih dari puing-puing kebakaran dan bahan berbahaya yang bisa melukai warga di sini,” kata Anies.
Ketua RW 001 Kelurahan Rawa Bunga Dwi Lestari menambahkan, sejauh ini kebutuhan makan minum dan pakaian para pengungsi sudah terpenuhi. Hal mendesak yang dibutuhkan warga adalah perlengkapan sekolah agar anak-anak bisa kembali bersekolah.