Sebanyak 7.000 orang dari sejumlah negara mengikuti lari maraton demi Perdamaian Dunia. Kegiatan itu diharapkan membawa spirit kegembiraan tanpa membedakan negara, bangsa, ras, ataupun agama.
Oleh
P Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
VATIKAN, SENIN — Sebanyak 7.000 orang dari sejumlah negara mengikuti lari maraton demi Perdamaian Dunia. Sekalipun hujan, ribuan orang dari berbagai lintas agama itu berlari dengan penuh semangat dan kegembiran. Mereka menyadari kegiatan yang diikuti merupakan salah satu bentuk kampanye positif untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Kegiatan yang digelar pada Minggu (22/9/2019) waktu setempat itu diselenggarakan Dewan Kepausan untuk Budaya dan Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama serta Pemerintah Kota Roma dengan Atletik Ringan Italia. Kegiatan itu didukung pula oleh berbagai komunitas lintas agama di Italia dan Kedutaan Besar Unit Emirat Arab dan India.
Pemerintah India melalui Kedutaan Besar India untuk Italia turut menjadi pendukung kegiatan itu dalam rangka peringatatan 150 tahun kelahiran Mahatma Gandhi. Oleh karena itu, salah satu hadiah dari perlombaan itu ialah mendapatkan medali bergambar Mahatma Gandhi.
Romo Markus Solo Kewuta SVD dari Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama mengatakan, hujan tidak menghalangi ribuan orang untuk memeriahkan lari maraton demi perdamaian dunia itu. Kegiatan itu diharapkan membawa spirit kegembiraan tanpa membedakan negara, bangsa, ras, ataupun agama.
Kegiatan itu diharapkan membawa spirit kegembiraan tanpa membedakan negara, bangsa, ras, ataupun agama.
”Sebelum lari maraton dimulai, perwakilan dari berbagai agama membacakan deklarasi perdamaian. Inti pokok dari deklarasi itu tidak lepas tantangan mewujudkan perdamaian di dunia pada zaman ini,” ujar Markus Solo dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Senin (23/9/2019).
Markus Solo membacakan deklarasi perdamaian itu bersama Rabbi Giacomo dari Komunitas Yahudi Italia dan Imam Saleh dari Masjid Raya Roma. Deklarasi perdamaian yang dikemas dengan olahraga itu diharapkan membawa pesan bagi semua orang di dunia agar saling memandang sebagai kawan kendati di tengah kompetesi atau ”perseteruan”.
Pemerintah Italia memberikan penghargaan atas kegiatan tersebut kepada Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama. Penghargaaan itu diberikan kepada Presiden Religions for Peace untuk wilayah Eropa dan Italia Luigi de Salvia.
”Penghargaan ini di satu sisi membanggakan, tetapi di sisi lain juga harus diartikan sebagai tugas dan sekaligus keprihatinan besar akan perdamaian dunia,” katanya.