Industri Elektronika Nasional Mulai Produksi Merek Lain
›
Industri Elektronika Nasional ...
Iklan
Industri Elektronika Nasional Mulai Produksi Merek Lain
Pelaku industri manufaktur elektronika nasional kini mulai marak menawarkan bisnis original equipment manufacturer atau OEM. Bisnis ini melayani permintaan produksi merek elektronik asing.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri manufaktur elektronika nasional kini mulai marak menawarkan bisnis original equipment manufacturer atau OEM. Bisnis ini melayani permintaan produksi merek elektronik asing.
OEM merujuk pada pabrik manufaktur yang memproduksi dan menjual produk perusahaan lain dengan nama merek mereka.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Janu Suryanto, di Jakarta, Minggu (22/9/2019), mengatakan, OEM dapat dilihat sebagai upaya menambah kapasitas produksi sekaligus diversifikasi usaha.
Menurut dia, perkembangan OEM lebih banyak dipengaruhi ketatnya persaingan harga produksi. ”Bagi industri manufaktur nasional, kehadiran OEM menunjukkan mulai adanya pendalaman industri. Nantinya, hal itu akan berdampak ke pertumbuhan industri komponen,” ujar Janu.
Sejauh ini, kebanyakan perusahaan yang menawarkan bisnis OEM masih diperuntukkan produksi barang elektronik dengan segmen pasar menengah ke bawah. Janu mencontohkan Panasonic Manufacturing Indonesia dan bisnis OEM mereka di produk mesin cuci dua tabung.
Contoh lainnya, Shimizu Indonesia dan bisnis OEM produk pompa air. Meski terjun ke OEM, kedua perusahaan ini tetap memproduksi barang elektronik dengan merek mereka sendiri. ”Di luar negeri, OEM sudah berkembang lebih matang karena waktu mulainya lebih dulu. Misalnya, Pegatron Technology dan Foxconn,” tuturnya.
Pemerintah sekarang juga mendorong pertumbuhan rumah desain dan riset produk. Dengan demikian, ini akan semakin memperkuat industri manufaktur nasional. Sejauh ini, contoh perusahaan desain produk adalah Tata Sarana Mandiri dan DycodeX. Tata Sarana Mandiri kini sedang mendesain mesin pembaca kartu berteknologi 5G, sedangkan DycodeX mendesain kartu cerdas yang diperuntukkan menjalankan benda terhubung internet (IoT).
Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman menceritakan, PMI mulai merintis lini bisnis OEM sejak sekitar lima tahun lalu. Selain PMI, OEM juga sudah marak dijalankan oleh beberapa perusahaan manufaktur elektronik nasional lainnya. Hasil produksi mereka turut diekspor, termasuk dari PMI yang baru saja mengekspor mesin cuci dua tabung ke Taiwan.
”Keberadaan perusahaan manufaktur elektronik yang bergerak di OEM tentu bagus untuk Indonesia. Jika dilihat dari sisi perdagangan luar negeri, hasil produksi OEM yang dipakai ekspor bisa membantu mengurangi defisit,” katanya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Harjanto dalam siaran pers, Minggu (22/9/2019), mengatakan, pemerintah sedang menargetkan investasi dan ekspor. Oleh karena itu, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha kondusif, seperti kemudahan izin usaha dan fasilitasi insentif fiskal ataupun nonfiskal.
Dia menyebut Kemenperin tengah mendorong produsen semikonduktor agar mau berinvestasi di Indonesia. Sektor industri semikonduktor dinilai mampu memperkuat struktur industri elektronika nasional.
Harjanto menekankan bahwa dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri elektronika merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang jadi prioritas. Industri elektronik juga diharapkan bisa menjadi pendongkrak perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data Kemenperin, pada 2015 industri elektronika mengalami pertumbuhan sebesar 2,92 persen, lalu naik menjadi 8,98 persen setahun kemudian. Akan tetapi, pada 2017, pertumbuhan industri ini anjlok menjadi -0,85 persen. Pada 2018, pertumbuhannya mencapai sekitar -12,92 persen. Pada triwulan I-2019, pertumbuhannya debelar -3,86 persen dan menjadi -5,46 persen pada triwulan II-2019. (MED)