Situasi di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, sudah kembali kondusif seusai kericuhan pelajar. Aparat saat ini sudah meninggalkan lokasi. Kendaraan bermotor pun sudah mulai melintas di sebagian ruas jalan.
Oleh
Insan Alfajri dan Stevanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, sudah kembali kondusif seusai kericuhan pelajar. Aparat kepolisian saat ini sudah meninggalkan lokasi. Kendaraan bermotor pun sudah mulai melintas di sebagian ruas jalan yang berada di belakang Kompleks Parlemen tersebut.
Dari pantauan Kompas, kondisi sudah kembali pulih mulai sekitar pukul 22.30 WIB, Rabu (25/9/2019). Sebelumnya, persisnya sejak Rabu sore, kericuhan terjadi di lokasi ini. Massa pelajar melempari batu ke arah Kompleks Parlemen dan bentrok dengan aparat keamanan.
Dampak dari kericuhan tersebut, pecahan kaca, sampah plastik, dan debu bekas pembakaran berserakan di Jalan Tentara Pelajar hingga jalan menuju ke Pasar Palmerah. Selain itu, sedikitnya lima sepeda motor yang hangus dibakar hingga kini belum dibersihkan.
Sementara itu, di Pasar Palmerah belum terlihat ada aktivitas dari pedagang. Padahal, dalam situasi normal, biasanya menjelang tengah malam para pedagang mulai memadati pasar itu untuk menyiapkan dagangan.
Dengan pulihnya keamanan, Jalan Tentara Pelajar arah Slipi sudah bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Namun, arah sebaliknya, Jalan Tentara Pelajar ke Kebayoran Lama masih ditutup.
Kepala Polres Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan, situasi di sekitar Palmerah dan Rawa Belong saat ini sudah kondusif. Polisi bersama warga dan tokoh masyarakat setempat sudah berkomitmen untuk menjaga situasi agar tetap kondusif.
”Saat ini di sekitar wilayah Rawa Belong dan Palmerah sudah aman dengan jaminan tokoh masyarakat,” katanya.
Harry menambahkan, imbas dari kericuhan, polisi menangkap sejumlah pelaku yang diduga sebagai provokator. Para pelaku sudah diamankan ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa. Dari informasi awal yang didapatkan polisi, para perusuh yang ditangkap bukan warga Palmerah atau Rawa Belong.
Sementara itu, terkait aksi sweeping sejumlah aparat kepolisian hingga masuk ke perkampungan di sekitar Palmerah, Harry mengatakan hal tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab polisi untuk segera memulihkan situasi. Sebab, kericuhan yang tak kunjung usai telah merugikan masyarakat.
Penyisiran ke kampung
Berdasarkan pantauan Kompas, aparat keamanan menyisir perusuh hingga masuk ke perkampungan di kawasan Gelora.
Ketua RW 002 Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Haji Bahrudin mengatakan, ada empat orang yang ditangkap polisi. Keempatnya bernama Imam (25), David (18), Vicki (30), dan Sewan (23), yang baru saja menjadi pedagang bubur di dekat Jalan Gelora IXA.
Keempat warga itu ditangkap ketika Bahrudin mencuci muka di rumahnya, RT 004. Posisi rumahnya sekitar 300 meter dari lokasi penangkapan yang berada di depan Kantor RW 002.
”Saya menyesalkan tindakan aparat. Mengapa pukul rata semua. Padahal, mereka warga,” katanya.
Petugas hansip RW 002, Hasim, melihat Imam sempat dipukul aparat sebelum ditangkap. Aparat bahkan sampai masuk ke Kantor RW 002.
”Saya sudah jelaskan berkali-kali, mereka ini warga. Mereka memakai odol karena matanya perih oleh gas air mata. Tetapi, tetap saja digulung,” ucapnya.
Bahrudin mengatakan, saat ini warga sedang berkomunikasi dengan polisi. Besok, mereka akan dijemput ke Polda Metro Jaya.