Polisi menangkap tiga perusuh yang bersembunyi dalam ambulans PMI. Para perusuh itu membawa batu dan bom molotov yang telah disita polisi sebagai barang bukti.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Polisi menangkap tiga perusuh yang bersembunyi dalam ambulans PMI. Para perusuh itu membawa batu dan bom molotov yang telah disita polisi sebagai barang bukti.
Sebelumnya beredar viral video polisi mengepung ambulans yang disebut membawa batu saat kerusuhan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Polisi telah mengklarifikasi video tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, Kamis (26/9/2019), mengungkapkan, awalnya anggota Brimob dilempari batu oleh perusuh di kawasan Pejompongan. Kemudian perusuh yang membawa batu dan bom molotov itu mencari perlindungan dengan masuk ambulans PMI.
“Anggapan anggota Brimob bahwa mobil (ambulans) itu juga digunakan oleh perusuh,” kata Argo.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario Seto mengungkapkan, ketiga tersangka yang ditangkap adalah AN, RL, dan YG.
Mereka adalah warga Jakarta, bukan mahasiswa atau pelajar. Saat diamankan di dalam mobil ambulans PMI, ketiganya sedang membawa batu di saku celananya, bom molotov, bensin, dan kembang api. Polisi masih mendalami apakah ketiganya ikut unjuk rasa karena disuruh atau kemauan sendiri.
Suyudi mengatakan, kejadian tersebut menjadi evaluasi jika ada orang yang seolah berlindung di dalam ambulans atau pura-pura sakit.
“Ambulans kan tidak melihat itu, mereka lebih kepada aspek pelayanan. Ini juga masukan buat Dinas Kesehatan kalau misalnya ingin melayani seseorang harus lihat-lihat dulu, jangan sampai orang yang dilayani ini tidak kelihatan sakit tapi membawa batu, bom molotov,” ucapnya.
Total ada 5 ambulans PMI dan 1 ambulans Dinas Kesehatan DKI yang sempat diamankan polisi. Dua ambulans PMI di antaranya, dijadikan tempat bersembunyi perusuh.
Ketua PMI Pusat Bidang Relawan Muhammad Muas mengungkapkan, saat kerusuhan PMI mengerahkan lima ambulans dan tiga sepeda motor. Jumlah relawan sebanyak 31 orang. Seluruh ambulans dan relawan itu dibawa ke markas Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan, namun dua sepeda motor hilang.
“Seluruh relawan sudah diperbolehkan pulang. Tidak ada yang menjadi korban kekerasan aparat tapi ada yang kena lemparan batu. Mengenai kerusakan ambulans, pihak Polda Metro Jaya akan memberikan perhatian,” ujarnya.
Seluruh relawan sudah diperbolehkan pulang. Tidak ada yang menjadi korban kekerasan aparat tapi ada yang kena lemparan batu. Mengenai kerusakan ambulans, pihak Polda Metro Jaya akan memberikan perhatian.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, ada satu unit ambulans yang diamankan di Polda Metro Jaya yaitu dari Puskesmas Pademangan. Ambulans itu mengalami kerusakan di kaca belakang, samping, dan depan.
Widyastuti juga meminta Polda Metro Jaya merehabilitasi nama baik pemprov DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.