Liverpool akan diuji oleh Leicester City yang kini dilatih oleh Brendan Rodgers. Pola serangan balik mematikan Leicester melalui striker Jamie Vardy menuntut kedisiplinan pemain bertahan Liverpool yang sering lengah.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Rekor menakjubkan Liverpool, yaitu 16 kemenangan beruntun di Liga Inggris, mendapatkan ancaman saat mereka menjamu Leicester City, Sabtu (5/10/2019) pukul 21.00 WIB, di Stadion Anfield. Ancaman Leicester itu menjelma dua bentuk, yaitu striker Jamie Vardy dan Manajer Brendan Rodgers yang pernah mendapatkan ”tempat” spesial di Anfield.
Untuk pertama kali sejak dipecat Liverpool dan digantikan Manajer Juergen Klopp pada Oktober 2015, Rodgers kembali ke Anfield. Stadion itu pernah mengelu-elukan namanya, yaitu saat nyaris membawa ”The Reds” menjuarai Liga Inggris musim 2013-2014. Saat itu, Liverpool bahkan mengukir 101 gol, rekor terbaiknya dalam satu abad, yaitu sejak musim 1895-1896.
Rodgers pun menorehkan sejarah sebagai manajer Liverpool pertama dalam 20 tahun yang menyabet penghargaan prestisius, yaitu manajer terbaik Liga Inggris, pada akhir musim itu. Namun, ”bulan madu” itu tidak berlangsung lama. Satu tahun berselang, Liverpool mulai terseok-seok lalu jatuh ke peringkat kesepuluh seusai melewati sepuluh Liga Inggris. Rodgers pun dipecat.
Sempat merantau lama ke Skotlandia bersama Glasgow Celtic, Rodgers pun kembali ke Liga Inggris untuk melatih Leicester City pada Februari 2019. Delapan bulan berlalu, ia ”menyulap” klub berjuluk ”The Foxes” itu kembali disegani seperti halnya ketika menjadi juara kejutan pada musim 2015-2016 bersama Pelatih Claudio Ranieri. Liecester kini duduk di peringkat ketiga Liga Inggris.
Sepanjang musim ini, mereka membekap tim-tim kuat, seperti Tottenham Hotspur, dan hanya sekali kalah di Liga Inggris. Tren positif itu menjadi modal mereka untuk menghadapi Liverpool, pemuncak klasemen Liga Inggris yang belum pernah kehilangan satu pun poin di tujuh laga Liga Inggris musim ini. Striker cepat, Jamie Vardy, bakal menjadi andalan mereka membongkar pertahanan The Reds.
Sejak dilatih Rodgers, pelatih yang menyukai taktik ofensif, khususnya melalui serangan balik, Vardy seolah terlahir kembali. Pemain terbaik di Liga Inggris tahun 2016 itu mengemas 14 gol dari 17 laga Liga Inggris terakhirnya. Lima gol di antaranya terjadi musim ini. Selain Vardy, sejumlah tenaga muda Leicester, seperti James Maddison, menjadi ancaman bagi pertahanan The Reds.
”Kami hanya ingin melanjutkan level performa kami. Liverpool dalam tren yang luar biasa bagus (16 kemenangan beruntun). Mereka adalah lawan hebat untuk menguji kualitas tim. Kami membawa paradigma positif di laga-laga kami, tidak peduli siapa lawannya,” tutur Rodgers menatap laga itu.
Cetak biru taktik
Diakui Manajer Liverpool Juergen Klopp, Leicester berpeluang merepotkan timnya di laga itu. Kekhawatiran itu terutama muncul melihat performa Liverpool akhir-akhir ini. Pada dua laga terakhir, The Reds tidak mampu menang meyakinkan seperti laga-laga sebelumnya. Laga kontra Sheffield United di Liga Inggris, pekan lalu, misalnya, menjadi ”cetak biru” bagi tim-tim lain untuk meredam agresivitas bek-bek sayap Liverpool.
Saat itu, Liverpool kesulitan berkreasi dan mencetak gol akibat tekanan di lini sayap. Mereka hanya mampu mencetak gol lewat keberuntungan, yaitu blunder kiper Sheffield, Dean Henderson, yang dimanfaatkan Georginio Wijnaldum. Adapun laga kontra Salzbourg di Liga Champions mengekspos kelelahan dan rapuhnya pertahanan Liverpool. Liverpool kebobolan tiga gol meskipun akhirnya menang 4-3 pada laga di Anfield itu.
”Saya yakin Brendan Rodgers akan berpikir jika kami melakukan hal sama seperti malam ini, maka Jamie Vardy kemungkinan akan lima kali lolos dan berhadapan-hadapan dengan kiper. Kami hanya punya waktu tiga hari untuk memulihkan diri dan mengatasi masalah itu (rapuhnya pertahanan saat melawan Salzbourg),” tutur Klopp seusai laga itu.
Liverpool bakal mati-matian mengejar 17 kemenangan beruntun di Liga Inggris untuk terus menjauh dari kejaran Manchester City. Kebetulan pula, mereka punya rekor menawan di Anfield. Mereka tidak pernah kalah dalam 43 laga Liga Inggris terakhirnya di Anfield. Jika menang, mereka pun bakal selangkah menyamai rekor kemenangan beruntun terbanyak Liga Inggris, yaitu 18 laga yang diukir City pada Desember 2017.
”Semua orang panik dan stres (seusai nyaris ditahan Salzbourg) dan mungkin melihat sisi-sisi negatifnya. Namun, kami tidak boleh ikut-ikutan seperti itu. Tidak ada alasan untuk panik. Kami hanya perlu rileks dan melihat hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki,” ujar bek Liverpool, Virgil van Dijk, menyerukan timnya untuk meningkatkan performa saat melawan The Foxes. (AFP)