Presiden: Usut Tuntas Jaringan Teroris Penyerang Wiranto
›
Presiden: Usut Tuntas Jaringan...
Iklan
Presiden: Usut Tuntas Jaringan Teroris Penyerang Wiranto
Badan Intelijen Negara menyebut pelaku penyerangan terhadap Wiranto sudah dipantau sejak tiga bulan lalu. Pelaku ada kaitannya dengan lima terduga teroris yang dibekuk oleh polisi di Bekasi.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas jaringan teroris yang menyerang Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Hingga saat ini, Wiranto masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.
Sekitar pukul 16.00, Kamis, Presiden Jokowi menjenguk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Saat Presiden tiba, sejumlah menteri Kabinet Kerja sudah terlihat berada di RSPAD. Selama sekitar 30 menit Presiden menjenguk Wiranto dan setelah itu langsung memberikan keterangan kepada wartawan.
”Saya langsung perintahkan Kapolri, Kepala BIN, dan didukung TNI untuk mengusut tuntas serta menindak tegas pelaku dan seluruh jaringan yang terkait dengan peristiwa tadi siang,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga mengajak masyarakat untuk ikut memerangi terorisme dan radikalisme. Hanya dengan upaya bersama segenap masyarakat, terorisme dan radikalisme tersebut bisa diberantas.
Tak hanya itu, dia berharap masyarakat turut mendoakan kesembuhan Wiranto. ”Saat ini Pak Wiranto masih ditangani tim dokter RSPAD dan menjalani operasi. Ia juga masih dalam kondisi sadar,” ujar Jokowi.
Selain Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menjenguk Wiranto. Jusuf Kalla mendorong adanya evaluasi atas pengamanan pejabat negara.
”Kasus ini tidak disangka-sangka karena baru pertama kali ada orang yang bisa mencederai pejabat dengan tikaman,” ujarnya.
Senada dengan Jokowi, Kalla meminta kepolisian memberantas jaringan teroris di balik penyerangan Wiranto. ”Kasus ini jelas menunjukkan bahwa kelompok radikal itu masih ada dan berkeliaran,” ucapnya.
Jaringan JAD
Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan, pelaku penusukan Wiranto, Abu Rara, termasuk dalam kelompok teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), yaitu Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
”Kita sudah pantau khusus pelaku ini sejak tiga bulan yang lalu. Pelaku pindah dari Kediri ke Bogor kemudian dari Bogor pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama. Di Menes, dia menikah lagi. Dan memang sel-sel (teroris) seperti ini cukup banyak sehingga kami mengimbau agar masyarakat ikut membantu mengawasi sel-sel seperti ini,” jelas Budi.
Abu Rara, kata Budi, memang sudah terpantau beberapa kali mengumpulkan senjata tajam, khususnya pisau. ”Belum ke tahapan merakit bom, pola penyerangannya masih sebatas senjata tajam,” tambahnya.
Teroris Bekasi
Menurut Budi, pelaku ada kaitannya dengan lima terduga teroris, yang merencanakan serangan dengan bom, yang ditangkap polisi di Bekasi.
Pelaku ada kaitannya dengan lima terduga teroris, yang merencanakan serangan dengan bom, yang ditangkap polisi di Bekasi.
Catatan Kompas, awal Mei lalu, Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri membekuk lima terduga teroris di Bekasi. Salah satunya tewas setelah ditembak dan terkena bom yang dibawanya. Mereka disebut memiliki keterkaitan dengan jaringan JAD dan akan melakukan aksi teror kepada anggota Polri saat Pemilu 2019.
Menurut Budi, menjelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Maruf Amin, 20 Oktober 2019, BIN telah mendeteksi adanya kemungkinan serangan dari kelompok JAD. ”Karena itu, kita harus waspada,” ujarnya.