Pesawat Kepresidenan BBJ-2 A-001 yang membawa Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah mengudara sekitar 15 menit sejak lepas landas dari Yogyakarta menuju Jakarta. Ketinggiannya 26.000 kaki di atas pesisir pantai selatan Jawa Tengah. Merapat kemudian tiga pesawat tempur TNI AU jenis F-16. Satu di sebelah kanan, dua di sebelah kiri.
”Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta rombongan, kami Dragon Flight 3, F-16 Fighting Falcon, dengan bangga mengawal penerbangan ini. Atas nama keluarga besar Pangkalan Udara Iswahjoedi, kami menghaturkan ucapan terima kasih atas kepemimpinan Bapak selama menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keselamatan. Amin.”
Demikian salam dari Komandan Skadron Udara 3 Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjoedi, Madiun, Letkol (Penerbang) Agus Dwi yang menjadi satu dari tiga pilot pesawat F-16 tersebut. Pembicaraan yang berlangsung di udara ini dilakukan melalui sistem telekomunikasi eksternal pesawat F-16 yang terhubung dengan sistem telekomunikasi eksternal Pesawat Kepresidenan BBJ-2 A-001 yang membawa Kalla.
Sebagai balasan, Kalla yang berbicara melalui microphone di kokpit, mengucapkan terima kasih kepada para pilot pengawal. Ia juga mengapresiasi pengabdian seluruh penerbang yang menjaga wilayah kedaulatan Negara Republik Indonesia.
”Hari ini saya berbangga untuk dikawal oleh anda semua. Dan saya yakin, dengan kekuatan kita, dengan anda semua, negara kita akan terjaga. Terima kasih atas pengawalan anda semua,”
”Hari ini saya berbangga untuk dikawal oleh anda semua. Dan saya yakin, dengan kekuatan kita, dengan anda semua, negara kita akan terjaga. Terima kasih atas pengawalan anda semua,” kata Kalla.
Pembicaraan singkat antara pemimpin dan prajurit itu disalurkan ke pelantang suara di kabin sehingga seluruh penumpang bisa ikut mendengarkan. Tiga pesawat F-16 tersebut, meneruskan pengawalan beberapa menit kemudian hingga langit Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk kemudian kembali ke Lanud Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur.
Pengawalan oleh pesawat tempur terhadap pesawat kepresidenan hanya dilakukan pada even-even khusus. Pada hari-hari biasa, pesawat kepresidenan terbang tanpa pengawalan pesawat tempur.
Komandan Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdana Kusuma, Letkol (Penerbang) Erwin Harfansa, yang menjadi pilot pesawat kepresidenan, mengatakan, pengawalan pesawat tempur itu adalah ungkapan penghormatan sekaligus pelepasan Kalla dalam penerbangan terakhirnya sebagai wakil presiden. Tradisi tersebut sifatnya spesial karena hanya digelar sebagai salam perpisahan kepada presiden dan wakil presiden. Itu pun tidak selalu terjadi di setiap suksesi.
”Ini farewell flight-nya Bapak Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Ini penerbangan beliau yang terakhir sebagai wakil presiden,” kata Erwin.
Penghormatan
Kalla akan mengakhiri tugasnya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 pada 20 Oktober mendatang. Kamis lalu atau sepuluh hari menjelang turun jabatan, Kalla melakukan kunjungan kerja sehari ke Yogyakarta, pergi pulang dengan pesawat Pesawat Kepresidenan BBJ-2 A-001.
Pada saat perjalanan pulang dari Yogyakarta ke Jakarta itulah, tradisi penghormatan sekaligus pelepasan dilakukan TNI AU. Pasukan pengamanan wakil presiden baru tahu rencana itu beberapa saat menjelang tinggal landas dari Jakarta ke Yogyakarta.
Selain pengawalan dengan tiga pesawat tempur, Kalla juga mendapatkan penghormatan berupa water salute sebanyak dua kali. Water salute adalah penghormatan berupa penyiraman badan pesawat dengan air yang disemprotkan dari mobil pemadam kebakaran. Penyemprotan dilakukan dari kedua sisi badan pesawat ketika pesawat bergerak lambat menuju landas pacu atau sebaliknya.
Water salute pertama berlangsung di Lanud TNI AU Adisutjipto di Yogyakarta, saat pesawat kepresidenan hendak lepas landas pulang ke Jakarta. Water salute kedua berlangsung di Lanud TNI AU Halim Perdana Kusuma, saat pesawat kepresidenan tiba di Jakarta.
Upacara penghormatan sekaligus perpisahan juga berlanjut di pinggir landasan Halim Perdana Kusuma. Sejumlah pimpinan dan staf Lanud TNI AU Halim Perdana Kusuma beserta operator pesawat menyambut Kalla.
Kalla lalu didaulat untuk menuliskan testimoni di atas kertas yang telah disediakan. Sebagai pamungkas, Kalla menerima cinderamata berupa miniatur pesawat kepresidenan sebelum berfoto bersama pihak TNI AU dan operator pesawat.
”Terima kasih atas layanan penerbangan kepada AU selama ini. Semua berjalan dengan sangat baik dan menyenangkan.” Demikian tulisan Kalla kepada tim TNI AU.
Sementara untuk operator pesawat, Kalla juga menuliskan kesannya. ”Terima kasih kepada Pelita Air yang selama ini melayani penerbangan kenegaraan. Semua selalu tepat waktu dan menyenangkan sehingga tugas-tugas berjalan dengan baik.
”Pak Jusuf Kalla cukup supel. Kalau terbang, beliau selalu masuk ke kokpit untuk menyapa"
Selama menjadi pilot pesawat kepresidenan, Erwin sudah beberapa kali membawa Kalla ke berbagai daerah di Indonesia. Bagi dia, Kalla adalah pemimpin yang luwes, jauh dari formalitas. ”Pak Jusuf Kalla cukup supel. Kalau terbang, beliau selalu masuk ke kokpit untuk menyapa,” katanya.
Terakhir kali korps TNI AU memberi upacara pengawalan oleh pesawat tempur dan water salute, Erwin menambahkan, adalah kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Upacara dilakukan beberapa hari sebelum SBY turun dari jabatannya sebagai presiden di 2014.
”Waktu itu, Pak SBY juga dari Yogya. Beliau dikawal dengan F-16 dari Yogya sampai Halim Perdana Kusuma. Begitu Pak SBY turun, F-16 melakukan manuver rendah untuk memberi penghormatan. Ada juga testimoni dan jajar kehormatan dari landasan sampai dengan gerbang keluar Halim Perdana Kusuma,” kata Erwin.
"Saya senang sekali mendapatkan penghormatan dari TNI AU. Dan TNI AU harus selalu siap,”
Kalla mengatakan, dirinya senang mendapatkan penghormatan dari TNI AU. Ia berpesan agar TNI AU terus menjalankan tugasnya menjaga NKRI. ”Saya senang sekali mendapatkan penghormatan dari TNI AU. Dan TNI AU harus selalu siap,” ujarnya.
Kalla yang dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 itu, sudah melalang buana. Penerbangannya selaku wakil presiden pada Kamis lalu adalah yang terakhir. Mulai 20 Oktober 2019 sore, Kalla sudah tidak lagi menjadi wakil presiden. Namun tampaknya, ia masih akan terus terbang meruang cakrawala baru dengan posisi baru.