Gempa bermagnitudo 5, yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 4,8, terjadi di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa, tepatnya 79 kilometer arah tenggara Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/10/2019) petang.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5, yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 4,8, terjadi di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa, tepatnya 79 kilometer arah tenggara Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/10/2019) petang. Getaran gempa terasa hingga wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta Agus Riyanto mengatakan, gempa terjadi pukul 18.34. Hingga pukul 19.00, tidak terpantau adanya gempa susulan. Gempa itu terjadi pada kedalaman 75 kilometer. Berdasarkan analisis lokasi titik gempa dan kedalamannya, gempa itu tergolong gempa bumi menengah.
”Ini diakibatkan adanya subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam di bawah lempeng Eurasia. Ini tergolong pergerakan sesar naik,” kata Agus saat dihubungi pada Senin malam.
Bangunan-bangunan retak dan rusak harap dihindari.
Agus mengungkapkan, gempa itu turut dirasakan sebagian warga di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, Purworejo, hingga Kebumen. Pihaknya belum menerima laporan kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut. Menurut hasil permodelan, gempa itu juga tidak berpotensi tsunami.
”Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bangunan-bangunan retak dan rusak harap dihindari. Pastikan tempat tinggal cukup tahan terhadap gempa,” kata Agus.
Dihubungi secara terpisah, Mahatma Christi, warga Kabupaten Sleman, DIY, mengungkapkan, getaran gempa terasa di rumahnya. Saat gempa berlangsung, ia sedang duduk bersantai di dalam rumah. Getaran itu cukup membuatnya terkejut.
”Kalau besar, sih, tidak sepertinya. Saya bisa merasakan getaran itu soalnya sedang duduk bersandar. Tetapi tidak sampai keluar rumah karena gempanya juga tidak terlalu lama, hanya satu menit,” kata Christi.
Christi menambahkan, getaran itu hanya dirasakan olehnya dan kakaknya yang sedang duduk berdekatan. Ia tak memungkiri rasa panik terhadap gempa masih ada karena pernah mengalami kejadian gempa yang cukup besar pada 2006. Namun, ia berusaha untuk tetap bersikap tenang.
Saya yakin itu ada gempa karena lihat air yang ada di gelas bergoyang-goyang.
Jalu (24), warga Kabupaten Kulon Progo, DIY, juga merasakan hal yang sama. Getaran terjadi sewaktu ia sedang merebahkan badan di kamar. Ia menyadari ada getaran, tetapi tidak berusaha keluar karena getaran tak berlangsung lama, kurang dari satu menit.
”Saya yakin itu ada gempa karena lihat air yang ada di gelas bergoyang-goyang. Tetapi, biasa saja, sih. Gempa tidak terlalu besar,” kata Jalu.
Clara Cynthia (24), warga Kabupaten Bantul, merasakan gempa saat sedang memainkan ponselnya di ruang tamu rumah. Ia tak pikir panjang untuk berlari keluar rumah sewaktu merasakan getaran gempa. Sesampainya di luar rumah, ada sebagian tetangganya yang juga keluar dari rumah masing-masing.
”Saya lari keluar karena memang agak panik. Ternyata, di luar, tetangga-tetangga saling tanya. Benar merasa gempa atau tidak. Ada yang merasakan, ada yang tidak. Seperti di rumah saya, yang merasa ada gempa hanya saya,” kata Clara.
Guncangan gempa juga dirasakan oleh sebagian warga di Cilacap. Belum ada laporan kerusakan akibat gempa ini. ”Saya berada di kantor bersama enam rekan dan tidak merasa ada gempa. Tadi sedang ngobrol bersama, (hiasan dinding dan jam) tidak bergerak,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, saat dihubungi dari Purwokerto, Jawa Tengah, Senin malam.
Mulwahyono menyampaikan, gempa yang dirasakan sebagian masyarakat termasuk kategori lemah. ”Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dari warga. Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa juga tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Andi Susilo juga menyampaikan hal serupa. Dirinya tidak merasakan gempa tersebut dan masih terus memantau dampak gempa tersebut. ”Informasi yang saya dapatkan, masyarakat di Kutawaru, Cilacap, sempat keluar rumah karena merasakan gempa,” kata Andi.