Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memberikan bantuan bagi korban bencana gempa di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memberikan bantuan bagi korban bencana gempa di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Pemberian bantuan ini sebagai wujud kepedulian dan rasa empati terhadap para korban bencana yang selama 20 hari belakangan masih dilanda gempa.
Penyerahan bantuan itu khusus untuk korban di Desa Liang dan Desa Waai, dua desa di Kabupaten Maluku Tengah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa bermagnitudo 6,5 pada 26 September. Bantuan diserahkan Sugiyanto, anggota staf Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, Selasa (15/10/2019) petang.
Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dari para pembaca Kompas terhadap bencana gempa yang terjadi di Maluku.
Bantuan berupa 2 ton beras, 200 kardus air mineral, 200 lembar sarung, 115 lembar tikar, 40 kardus makanan ringan, serta perlengkapan perempuan dan anak balita sebanyak 60 kardus. Jenis bantuan itu dua hari sebelumnya telah didata agar sesuai kebutuhan korban.
”Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dari para pembaca Kompas terhadap bencana gempa yang terjadi di Maluku. Salah satu tujuannya adalah untuk meringankan beban para korban. Bantuan dari pembaca ini disalurkan lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas,” kata Sugiyanto.
Menurut dia, tidak hanya bagi korban bencana di Ambon, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas juga menyalurkan bantuan bagi korban bencana di daerah lain di Tanah Air, mulai dari Banda Aceh sampai Papua. Penyaluran bantuan kemanusiaan itu mulai dilakukan Kompas sejak tahun 1980.
Desa Liang dan Waai, yang berada di bagian tenggara Pulau Ambon itu, terdampak paling parah. Di Liang, 2 orang meninggal, 57 orang luka ringan, dan 11.792 jiwa mengungsi. Rumah rusak ringan 454 unit, rusak sedang 381 unit, dan rusak berat 353 unit. Di Waai, 6 orang meninggal, 66 orang luka ringan, 8.210 jiwa mengungsi. Jumlah rumah rusak ringan 430 unit, rusak sedang 100 unit, dan rusak berat 119 unit.
Gempa pada 26 September itu juga menguncang Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku, total korban jiwa yang meninggal 39 orang, korban luka ringan 1.548 orang, luka berat 30 orang, dan pengungsi 170.900 orang. Adapun rumah penduduk yang rusak ringan 3.245 unit, rusak sedang 1.837 unit, dan rusak berat 1.273 unit.
Rasa syukur
Para penerima bantuan yang disalurkan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas itu menyampaikan terima kasih kepada pembaca Kompas dan Kompas Gramedia Grup. ”Kami sangat bersyukur atas kebaikan dari mereka. Semoga para dermawan itu selalu diberi berkah oleh Allah SWT,” kata Adri Selan, koordinator logistik di Pos Komando Utama Desa Liang.
Hal serupa juga disampaikan Raja (Kepala Desa) Waai Zeth Bakarbessy. ”Kami tidak dapat membalas kebaikan dan kemurahan hati mereka kepada kami. Kami akan membawa ini dalam pergumulan kami dengan Tuhan. Semoga Tuhan memberkati mereka yang telah berbuat baik,” katanya.
Berdasarkan pantauan Kompas, korban gempa yang mengungsi masih merasa trauma. Mereka membangun tenda di dataran tinggi. Warga masih khawatir terjadi gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami. Mereka belum tahu kapan akan kembali ke perkampungan yang porak poranda akibat gempa. Hingga Selasa, gempa masih mengguncang.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Ambon Andi Azhar Rusdi berharap warga tidak terpengaruh dengan isu yang menyebutkan bahwa akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon. Intensitas gempa susulan terus berkurang. Selama 20 hari terakhir, total gempa susulan 1.548 kali dengan jumlah gempa yang dirasakan 178 kali.