Stephen Langitan, Taklukkan Jakarta-London dengan Sepeda Motor
›
Stephen Langitan, Taklukkan...
Iklan
Stephen Langitan, Taklukkan Jakarta-London dengan Sepeda Motor
Menunggangi sepeda motor yang dinamai Merah Putih, Stephen Langitan (55) melintasi puluhan negara untuk tiba di London, Inggris, dari Jakarta. Dia seorang diri mengendarai sepeda motor demi mengharumkan nama Indonesia.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
”Hidup adalah perjuangan, perjuangan memperjuangkan apa yang layak untuk diperjuangkan. Kemenangan menaklukkan ketakutan diri, itulah perjuangan hidup yang paling berarti”.
Demikian penggalan kalimat bijak yang dituliskan Stephen Langitan (55) dalam buku yang mengisahkan perjalanannya dengan sepeda motor, seorang diri, dari Jakarta ke London. Dalam buku setebal 430 halaman tersebut, ia menceritakan pengalamannya mulai dari persiapan hingga perjalanan.
”Saya mengambil keputusan mohon izin kepada istri saya akan melakukan perjalanan lebih jauh lagi setelah beberapa kali melakukan perjalanan jauh di Indonesia seorang diri. Saat itu, saya tercetus perjalanan dari Jakarta ke London,” ujar Stephen dalam peluncuran bukunya berjudul Naik Motor Seorang Diri Jakarta London 30.000 Km, di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Niatnya tersebut sempat ditolak oleh istrinya, Maya Langitan (36), karena perjalanan tersebut membutuhkan biaya yang besar dan harus meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama. Namun, dia berhasil membujuk istrinya karena perjalanannya bertujuan mulia, yaitu mengenalkan Indonesia ke sejumlah negara. Terlebih niat itu telah ditopang sejumlah sponsor yang akan membiayai perjalanannya.
Pada awalnya, Stephen ingin melintasi 30 negara demi menggenapi jarak tempuh 30.000 kilometer. Namun, rencana tersebut tidak terlaksana karena berbagai kendala, salah satunya faktor keamanan.
Akhirnya, ia memilih melintasi 22 negara dengan jarak tempuh 27.437 kilometer. Kemudian, demi menggenapi jarak 30.000 kilometer, Stephen berkeliling di beberapa negara di Eropa.
Menunggangi sepeda motor bermesin 250 cc yang dia namai Merah Putih, Stephen pun mulai melakukan perjalanannya pada 25 Maret 2018 dari Jakarta. Dia melintasi Sumatera dan menuju Malaysia dengan menggunakan feri.
Dari Malaysia, Stephen menuju Thailand, Myanmar, dan India. Ia menyempatkan diri jalan-jalan di Nepal dan kembali ke India demi mencapai Pakistan.
Stephen berencana ke China, tetapi karena peraturan yang ketat, dia pun melanjutkan perjalanan ke Iran, Turki, dan Yunani. Dia ingin melintasi Albania, Montenegro, dan Kroasia, tetapi batal karena faktor keamanan. Akhirnya, dia ke Italia dengan menggunakan feri.
Stephen berencana ke China, tetapi karena peraturan yang ketat, dia pun melanjutkan perjalanan ke Iran, Turki, dan Yunani. Dia ingin melintasi Albania, Montenegro, dan Kroasia, tetapi batal karena faktor keamanan. Akhirnya, dia ke Italia dengan menggunakan feri.
Demi memenuhi target jarak tempuh 30.000 kilometer, Stephen berkeliling Eropa, seperti Italia, Perancis, Spanyol, serta kembali lagi ke Perancis, Swiss, Jerman, Belanda, dan Belgia. Ia kembali ke Perancis sebelum ke tujuan utama, yakni Inggris.
Stephen tiba di London pada 14 Agustus 2018. Dia merayakan puncak perjalanannya dengan mengikuti upacara bendera kemerdekaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London pada 17 Agustus 2018.
Sebagian besar perjalanannya terbilang lancar. Namun, ia juga pernah terjatuh dua kali saat berada di India dan Turki. Namun, kecelakaan tersebut tidak membuatnya terluka sehingga ia dapat melanjutkan perjalanan.
Bagi Stephen, tantangan terberat dari perjalanannya adalah mengatasi kebosanan dan ego. Ia beberapa kali harus menahan diri agar tetap fokus. Stephen juga tidak memaksakan kehendaknya jika jalur yang akan dia tempuh tidak aman.
Dia selalu membagikan pengalaman perjalanannya di media sosial sebelum menuangkannya dalam sebuah buku sesuai dengan motivasi awalnya. Dia ingin perjalanannya menginspirasi orang lain agar melakukan hal serupa demi mengharumkan nama Indonesia.
Perjalanan ini bukan hura-hura, tetapi membawa misi untuk memperkenalkan Indonesia.
Stephen selalu memperkenalkan Indonesia kepada orang yang ditemuinya dalam perjalanan. Ia pun tak mengira, begitu banyak orang yang menyambutnya dengan ramah. ”Perjalanan ini bukan hura-hura, tetapi membawa misi untuk memperkenalkan Indonesia,” ujarnya.
Istri Stephen, Maya, kagum dengan tekad suaminya meskipun pernah ia tentang. Menurut Maya, perjalanan yang dilakukan suaminya memiliki risiko dan mengemban tanggung jawab yang besar.
”Ia mengajarkan kepada orang lain bagaimana persiapan yang matang untuk melakukan perjalanan jarak jauh dan memiliki target yang jelas,” ujar Maya.
Perjalanan ini pun memiliki kesan yang mendalam bagi keluarganya. Sosok Stephen menjadi panutan bagi keluarganya karena ia mampu bangkit setelah menderita penyakit stroke pada 2013.
Sebelum berangkat melakukan perjalanan, ibu dari Stephen meninggal dan ayahnya sakit keras. Namun, ia tetap membulatkan tekad melakukan perjalanan menuju London. Beberapa bulan setelah Stephen tiba di Indonesia, ayahnya berpulang.
Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani menuturkan, perjalanan yang dilakukan Stephen patut dicontoh karena ia selalu mengutamakan keselamatan dalam berkendara di jalan raya. Ia ingin agar perjalanan yang dilakukan Stephen dapat menginspirasi generasi muda yang ingin meraih impiannya.