Atlet loncat galah putra Frederick Saputra menggeser posisi Idan Fauzan, pemilik rekor nasional loncat galah, sebagai atlet utama untuk mewakili Indonesia di SEA Games 2019. Performa Frederick berkembang pesat tahun ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan mengejutkan diambil Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI dengan tidak menyertakan peloncat galah Idan Fauzan dalam daftar nama atlet ke SEA Games 2019 di Filipina. Padahal, Idan adalah pemegang rekor nasional loncat galah dengan loncatan setinggi 5,30 meter. Sebagai gantinya, PB PASI mendaftarkan Frederick Saputra, peraih medali emas Kejuaraan Nasional Atletik 2019 dengan loncatan setinggi 5,20 meter.
”Saya tidak terbebani dengan keputusan ini. Justru ini jadi motivasi saya untuk membuktikan bahwa saya memang pantas dikirim ke SEA Games ini. Saya akan keluarkan kemampuan terbaik saya untuk meraih medali walaupun di atas kertas cukup berat,” ujar Frederick ditemui seusai latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
PB PASI mengumumkan daftar 35 nama atlet yang dikirim ke SEA Games 2019 pada Kamis (26/9/2019). Mereka terdiri atas 18 atlet putra dan 17 atlet putri. Menariknya, dari nomor loncat galah, tidak ada nama Idan Fauzan. PB PASI hanya mendaftarkan dua atlet di nomor loncat galah untuk SEA Games 2019, yakni Frederick Saputra di kategori putra dan Devi Renatta Jayadi di putri.
Keputusan itu cukup mengejutkan. Sebab, Idan merupakan pemegang rekornas loncat galah dengan loncatan 5,30 meter. Atlet berusia 19 tahun itu membuat rekornas ketika meraih emas ASEAN School Games 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 24 Juli.
Adapun Frederick tergolong baru menonjol belakangan ini. Sejak memulai karier pada 2016, atlet berusia 23 tahun itu hanya sekali membukukan loncatan 5,00 meter, yakni ketika mengikuti kejuaraan di Surabaya, Jawa Timur, 4 Maret 2017. Ia baru bisa membukukan loncatan lebih dari 5 meter ketika meraih emas Kejuaraan Nasional Atletik 2019 di Cibinong, Jawa Barat, 6 Agustus, dengan loncatan 5,20 meter. Itu menjadi loncatan terbaik dalam kariernya.
Meskipun kalah rekor dari Idan, Frederick tetap yang dipilih untuk mewakili Indonesia di nomor loncat galah SEA Games 2019. Sebab, hasil loncatan di Kejuaraan Nasional Atletik 2019 membuatnya melampaui batas standar untuk mengikuti SEA Games 2019 yang ditetapkan PB PASI, yakni 5,10 meter. Tidak ada atlet lain yang bisa melampaui batas standar itu hingga PB PASI mengumumkan daftar nama 35 atlet tersebut.
Frederick mengatakan, dirinya tidak memasang target muluk di SEA Games keduanya ini. Ia hanya ingin memperbaiki rekor personalnya. ”Saya cuma ingin bisa meloncat lebih dari 5,20 meter di SEA Games nanti. Syukur-syukur itu bisa menjadi rekornas dan bisa meraih medali,” kata atlet asal DKI Jakarta yang hanya membukukan loncatan 4,80 meter di SEA Games 2017.
Saingan berat
Target Frederick memang sangat realistis. Sebagai gambaran, peraih emas loncat galah SEA Games 2017 asal Thailand Porranot Purahong mencatat loncatan 5,35 meter. Adapun peraih perak, juga asal Thailand, Patsapong Amsam-Ang, membukukan loncatan 5,30 meter. Sementara peraih perunggu asal Malaysia, Iskandar Alwi, membukukan loncatan 5,25 meter.
Di sisi lain, Patsapong sudah jauh berkembang saat ini. Pada Asian Games 2018, atlet berusia 22 tahun itu mampu meraih perunggu dengan loncatan 5,50 meter. Kemudian, dia memperbaiki rekornya menjadi 5,55 meter ketika ikut kejuaraan di Chiang Rai, Thailand, 21 November 2018. Tahun ini, rekor terbaiknya adalah 5,51 meter yang dicetak di Warsawa, Polandia, 28 Juli 2019.
Selain itu, pada SEA Games 2019 ini, peloncat galah asal Filipina, Ernest John Obiena, akan berpartisipasi setelah absen di SEA Games 2017 karena cedera. Ernest berkembang sangat pesat saat ini. Ia berhasil mencetak rekor personal 5,81 meter pada kejuaraan di Chiari, Italia, 3 September 2019. Itu adalah loncatan terbaik atlet loncat galah asal Asia Tenggara saat ini.
”Lawan yang akan saya hadapi berat-berat semua. Jadi, untuk saya, bisa memecahkan rekor pribadi atau rekornas sudah menjadi prestasi luar biasa. Untuk medali, mungkin kalau dapat perunggu sudah sangat hebat,” tutur Frederick.
Kekecewaan Idan
Idan cukup kecewa jika memang dirinya tidak bisa ikut SEA Games 2019. Sebab, sejatinya, SEA Games kali ini akan menjadi yang pertama dalam kariernya. Dirinya juga merasa masih yang terbaik di Indonesia sekarang dan yakin bisa bersaing di SEA Games nanti. ”Sebagai atlet, kami pasti ingin ikut semua kejuaraan multicabang yang ada. Sebab, itu adalah kebanggaan karena bisa membela negara di pentas internasional,” ujarnya.
Idan menuturkan, jika pun dirinya tidak bisa memperbaiki rekor pada tahun ini, hal itu karena minim jam berlomba. Sepanjang tahun ini, ia hanya tiga kali dapat kesempatan berlomba, yakni Taiwan Terbuka 2019, Jawa Timur Terbuka 2019, dan Kejuaraan Nasional 2019. Pada Taiwan Terbuka, dia gagal membuat loncatan karena berlomba dengan galah milik atlet lain. Galah pribadinya tidak bisa dibawa ke Taiwan.
Ia hanya membukukan loncatan 4,80 meter di Jatim Terbuka dan 5,00 meter di kategori yunior Kejuaraan Nasional Atletik 2019. ”Kalau latihan terus, rasanya jenuh dan saya tidak bisa mengukur batas kemampuan. Kalau banyak ikut berlomba, saya terasa sekali semakin percaya diri. Buktinya, waktu pemusatan latihan di Amerika Serikat selama sebulan sebelum Asian Games 2018, saya bisa berlomba tiga kali selama di sana. Balik dari sana, saya jadi lebih percaya diri sehingga bisa membuat rekornas 5,30 meter tersebut,” tutur Idan.
Pelatih loncat galah pelatnas atletik asal Rusia, Anatoly Chernobay, menyampaikan, Frederick sekarang adalah atlet yang paling berkembang. Dia giat berlatih, mau terus belajar, dan tidak segan mengayomi ataupun memberi masukan kepada para yuniornya. Yang kurang dari Frederick hanya kecepatan, tetapi masih bisa dibenahi dengan tambahan latihan gym. Selain itu, dia butuh galah baru. Saat ini, dia memakai galah 4,75 meter. Karena loncatannya semakin tinggi, dia butuh galah baru yang berukuran 4,80 meter atau 4,90 meter.
”Untuk Idan, dia sangat bagus saat masih remaja. Ketika itu, dia sangat giat dan disiplin berlatih. Namun, belakangan, dia mulai malas-malasan. Untuk itu, prestasinya cenderung stagnan. Semoga keputusan PB PASI tidak mengirim Idan ke SEA Games 2019 bisa membuat Idan introspeksi dan berlatih lagi dengan lebih giat,” tutur Chernobay.