Manchester United hanya berjarak satu poin dari zona degradasi. Kondisi ini menambah tekanan pada ”Setan Merah” menjelang laga kontra Liverpool di Old Trafford, Minggu ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·5 menit baca
MANCHESTER, SABTU — Manchester United semakin mendekat ke zona degradasi setelah Everton mengalahkan West Ham United, 2-0, Sabtu (19/10/2019) malam. Southampton juga semakin menempel MU setelah bermain imbang 1-1 melawan Wolverhampton Wanderers pada laga lainnya. Tim ”Setan Merah” pun semakin terjepit dan wajib menjawab keraguan dengan mengalahkan Liverpool di Stadion Old Trafford, Minggu pukul 22.30 WIB.
Kemenangan Everton itu membuat mereka kini berada di peringkat ke-13 dengan 10 poin dan MU yang baru mengumpulkan 9 poin turun ke peringkat ke-14. Sementara Southampton berhasil keluar dari zona degradasi dengan mengumpulkan 8 poin.
Jika gagal mengalahkan Liverpool, MU akan berada dalam situasi pelik. Mereka sangat berpeluang terperosok lebih dalam ke zona degradasi atau peringkat ke-18 dan seterusnya jika gagal kembali ke jalur kemenangan di laga-laga berikutnya. Namun, misi mengalahkan Liverpool sangatlah sulit karena Setan Merah kini semakin pincang sebab sejumlah pemain kunci cedera, termasuk kiper David de Gea dan gelandang Paul Pogba.
Kondisi ini membuat publik semakin meragukan MU dan sebaliknya menjadikan Liverpool sebagai favorit pada laga di Old Trafford nanti. Namun, Pelatih Liverpool Juergen Klopp justru merasa risi dan menganggap komentar-komentar positif dari publik bisa membebani mereka.
Beberapa komentar bahkan terasa berlebihan bagi Klopp, seperti yang telah dilakukan mantan pemain Leeds United dan Manchester City, Danny Mills. Dalam sebuah acara di stasiun televisi Sky Sports, Mills tampil sebagai pandit dan membuat daftar kombinasi 11 pemain MU dan Liverpool. Namun, tidak ada satu pun pemain MU dalam daftar itu.
Klopp merasa lelucon Mills itu tidak pantas. ”Saya 100 persen paham kekuatan MU. Saya menduga mereka akan tampil dengan susunan pemain terbaik. Saya sudah cukup tua dan kami berpengalaman untuk menilai berbagai hal dengan benar,” ujar Klopp, dilansir laman klub.
Tidak dapat dimungkiri, MU merupakan teka-teki bagi Liverpool dan hasil laga kedua tim itu sering sulit dicerna dengan akal sehat. Bagaimana mungkin klub seperti Liverpool yang pada musim lalu hampir saja menjuarai Liga Inggris tetap kesulitan melawan MU, terutama di Old Trafford. Kemenangan ”The Reds” di stadion berjuluk ”Teater Impian” itu terakhir kali terjadi Maret 2014. Wajar jika Klopp tidak mau memandang remeh rival besarnya itu.
Klopp masih ingat, ketika baru satu tahun menangani Liverpool, MU bisa menahan imbang mereka, 0-0, di Stadion Anfield pada Oktober 2016. Pelatih MU saat itu, Jose Mourinho, pun mengatakan, Liverpool bukanlah keajaiban dunia terakhir yang sering dibicarakan banyak orang.
”Kami bisa mengontrol emosi di lapangan dan bahkan kami bisa mengendalikan atmosfer di Anfield. Saya rasa, pendukung Liverpool mengharapkan laga yang mudah, tetapi itu tidak mereka dapatkan,” kata Mourinho, dikutip ESPN.
Oleh karena itu, Klopp merasa perlu membedah setiap lini MU yang berpotensi memberikan kejutan pada laga nanti. ”Saya rasa, mereka akan menampilkan kecepatan dari Anthony Martial, Marcus Rashford, dan Daniel James. Mereka punya kecepatan dan kualitas,” kata Klopp.
Martial, yang sebelumnya berada di daftar pemain MU yang cedera, diprediksi sudah bisa tampil kembali untuk mengancam pertahanan Liverpool. Kehadiran Martial menjadi kabar baik bagi Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer di tengah badai cedera. Kebetulan, Martial sangat terkesan saat menjalani debutnya bersama MU dan mencetak gol saat mengalahkan Liverpool 3-1 di Old Trafford pada 2015. ”Itu masih menjadi gol favorit saya hingga saat ini dan gol itu terjadi saat saya masih berusaha memahami Old Trafford,” ujarnya, dilansir laman MU.
Meski demikian, Klopp yakin Solskjaer telah menemukan cara terbaik untuk menghadapi mereka. ”Tidak banyak tim yang ingin menghadapi kami saat ini. MU sepertinya satu-satunya tim yang ingin menantang kami,” katanya.
Apa yang dikatakan Klopp tidak berlebihan karena Liverpool telah memenangi kedelapan laga yang sudah berlangsung sejak awal musim. Bahkan, Pelatih Manchester City Pep Guardiola, yang menjadi pesaing utama Liverpool dalam perebutan trofi Liga Inggris musim lalu, mengakui bahwa The Reds saat ini sulit dibendung.
”Yang dilakukan Liverpool musim ini sangat fantastis. Tingkat persaingan di liga terus bertambah setiap musim,” ujar Guardiola, dikutip The Guardian.
Pemain baru City pada musim ini, Rodrigo Hernandez, atau Rodri, mengakui bahwa Liverpool merupakan tim tertangguh yang pernah dihadapinya. ”Tim yang diasuh Klopp sangat kuat. Mereka bisa menyerang Anda seperti binatang,” kata mantan gelandang Atletico Madrid ini.
Peluang terbaik
Klopp ingin tetap rendah hati dan waspada karena laga kontra MU bisa menjadi peluang terbaik bagi Liverpool untuk tetap menjauh dari City pada musim ini. Sebelum City menghadapi Crystal Palace, Sabtu (19/10/2019) malam, Liverpool yang berada di puncak klasemen dengan 24 poin bisa unggul delapan poin di atas City. Oleh karena itu, kekalahan dari MU yang sedang pincang bakal menjadi kekecewaan terbesar musim ini.
Apalagi City bernasib sial dengan mendapat jadwal yang melelahkan pada akhir tahun. Demi kepentingan televisi yang memiliki hak siar, City harus memainkan dua laga dalam waktu kurang dari 48 jam. Setelah bertandang ke Wolverhampton Wanderers pada 27 Desember, City kemudian menjamu Sheffield United pada 29 Desember.
”Bos dalam hal ini adalah televisi, bukan kami. Sistem (di liga) tidak melindungi para pemain,” ujar Guardiola.
Jadwal yang terlalu padat bisa membuat pemain kelelahan dan bahkan cedera. City merugi dan Liverpool diuntungkan. Meski demikian, Klopp membela Guardiola dan menentang jadwal yang menyiksa klub ini.