Inter Milan seolah ”pingsan” saat mendadak kehilangan kendali permainan hingga Sassuolo mencetak dua gol. Ini pertanda bahaya bagi tim asuhan Antonio Conter yang sedang memburu gelar juara Serie A itu.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
REGGIO EMILIA, MINGGU — Pelatih Inter Milan Antonio Conte mendapat catatan penting saat timnya mengalahkan Sassuolo, 4-3, di Stadion Mapei, Minggu (20/10/2019). Meski akhirnya bisa mengalahkan Sassuolo untuk pertama kalinya sejak Desember 2016, Inter juga menampilkan pertahanan terburuknya musim ini pada laga tersebut.
Ketika Inter sudah unggul 4-1 pada menit ke-71, mereka kehilangan konsentrasi dan tidak bisa lagi mendominasi permainan. Pemain Sassuolo, Filip Djuricic dan Jeremie Boga, kemudian bisa mencetak gol pada menit ke-74 dan ke-81. Hingga laga berakhir, Sassuolo masih bisa terus menekan Inter.
Cara Boga mencetak gol ketiga Sassuolo itu menjadi sinyal bahaya bagi Inter. Boga bisa leluasa berlari sambil membawa bola dan melewati lima pemain Inter sebelum menceploskan bola ke gawang. Inter seolah membukakan pintu bagi Boga selebar-lebarnya.
”Setelah unggul 3-1 dan kemudian 4-1, seharusnya laga sudah berakhir. Sisi positifnya, kami memperoleh tiga poin. Namun, kami masih harus bertahan lebih baik lagi,” kata striker Inter, Romelu Lukaku. Pemain asal Belgia itu mencetak dua gol pada laga tersebut dan dua gol lainnya dicetak Lautaro Martinez.
Kekhawatiran Lukaku cukup beralasan karena ini merupakan pertama kalinya Inter bisa kebobolan tiga gol pada musim ini di semua kompetisi. Jika pertahanan buruk ini terus berlanjut, ambisi mereka merebut gelar juara Liga Italia musim ini bakal sulit tercapai. Jumlah selisih gol bisa sangat menentukan dalam perhitungan posisi di klasemen akhir.
Sassuolo merupakan faktor lainnya yang membuat Inter berkeringat dingin pada laga itu. Jelang laga itu, Pelatih Sassuolo Roberto De Zerbi sudah mengingatkan bahwa mereka bakal merepotkan Inter. ”Inter adalah tim superior. Namun, bermain dengan kepercayaan diri dan keberanian, Sassuolo bisa membuat masalah,” kata De Zerbi dikutip Football Italia.
Ucapan De Zerbi bukan sekadar gertakan karena tim berjuluk ”I Neroverdi” itu selalu menjadi mimpi buruk Inter di Serie A. Setelah menang 1-0 di Stadion Mapei pada Desember 2016, Inter lantas menelan empat kekalahan beruntun dari Sassuolo. Pada awal tahun ini, laga antara kedua tim itu berakhir imbang 0-0 di Stadion Giuseppe Meazza, kandang Inter.
Wajar apabila Conte selalu terlihat tegang sepanjang laga dan akhirnya tidak mengikuti sesi konferensi pers seusai laga. ”Conte kelelahan karena juga menderita demam. Ia mengalami masalah pencernaan, tetapi rasa sakit tidak bisa mengusirnya keluar dari lapangan,” kata asisten pelatih Inter Milan, Cristian Stellini, dikutip Tuttosport.
Stellini menyebut Inter ”pingsan” saat Sassuolo bisa mencetak dua gol terakhir. Oleh karena itu, mereka akan mencari cara agar kejadian ini tidak berulang karena mereka juga masih harus fokus menghadapi Liga Champions. Setelah ditahan imbang Slavia Praha, 1-1, dan dikalahkan Barcelona, 1-2, Inter akan menghadapi Borussia Dortmund, Kamis (24/10/2019) dini hari WIB.
Mengejar Juventus
Langkah Inter untuk kembali merebut puncak klasemen Serie A juga mulai sulit. Mereka harus konsisten meraih kemenangan untuk bisa mengejar dan menjungkirkan Juventus yang berhasil mengalahkan Bologna, 2-1, pada Minggu dini hari WIB. Juventus kokoh di puncak klasemen dengan 22 poin dan Inter berada di peringkat kedua dengan 21 poin.
Bintang Juventus Cristiano Ronaldo mencetak gol pada menit ke-19 untuk mencatat total golnya yang ke-701 (di klub dan tim nasional). Gol Juventus lainnya dicetak Miralem Pjanic dan Bologna mencetak gol melalui Danilo.
Kemenangan ini ternyata juga membuat Pelatih Juventus Maurizio Sarri tidak puas. ”Kami sudah berada di jalur yang benar, tetapi masih harus membenahi beberapa detail. Ini sebenarnya laga yang bagus, tetapi rusak karena tiga atau empat kesalahan. Kami masih mudah kehilangan bola,” kata Sarri. (REUTERS)