Ketika berlibur, apa yang tersisa dalam kenangan Anda? Tempat yang indah? Foto-foto? Makanan lezat setempat?
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Ketika berlibur, apa yang tersisa dalam kenangan Anda? Tempat yang indah? Foto-foto? Makanan lezat setempat?
Bagi Jason Lee, ahli wewangian dan pebisnis Singapura, liburan menyisakan kenangan aroma. Setiap tempat memiliki aromanya sendiri. Aroma-aroma ini ditangkap lalu diterjemahkan menjadi wewangian parfum.
Pertengahan Oktober lalu, Lee mengajari kami untuk ikut meracik parfum bersamanya. Kegiatan ini berlangsung di apartemen lyf, sebuah hunian bersama untuk anak muda milik Ascott Limited yang baru diresmikan.
Setiap tempat memiliki aromanya sendiri. Aroma-aroma ini ditangkap lalu diterjemahkan menjadi wewangian parfum.
Dia mengatakan, aroma setiap tempat berbeda. Cobalah ke sebuah rumah, aromanya akan berbeda dengan rumah lainnya. Demikian pula sebuah tempat, memiliki aroma yang berbeda pula.
Secara umum, parfum pada umumnya terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah top, mid, dan dry atau base. Bagian top merupakan bagian yang memberikan aroma untuk pertama kali ketika parfum dioles atau disemprotkan.
Bagian ini hanya bertahan selama 15 menit. Aroma yang digunakan untuk bagian top ini biasanya adalah aroma lemon, anggur, lemon, bergamot, basil atau lavender.
Setelah bagian pertama menguap dengan cepat, bagian kedua atau mid akan mengambil alih indra penciuman. Bagian ini dapat bertahan sekitar 30 menit. Aroma yang biasanya digunakan untuk bagian tengah ini antara lain lada hitam, sereh, cengkeh, atau pala.
Bagian ketiga pada dasarnya merupakan fondasi dari parfum. Bagian ini dapat bertahan 4 jam-24 jam. Biasanya, bagian ini mengandung bebauan kayu, pinus, musk, atau vanila. Bagian ini biasanya merupakan bagian maskulin. Semakin banyak persentase bagian dry pada parfum, semakin bertahan lama, tetapi aromanya semakin maskulin.
Untuk tahap pertama, campurkan ketiga bagian dengan proporsi yang sama. Selanjutnya, terserah Anda, kata Lee, karena merupakan permainan kita sendiri. Tidak ada yang salah dan benar.
Bagi yang menyukai aroma segar, tinggal menambahkan bagian mid. Sementara penambahan porsi dry, menambah aroma maskulin dan membuat parfum menjadi bertahan lebih lama.
Menurut Lee yang pernah tinggal di Jakarta untuk menjadi ahli wewangian produk, seperti sabun, tidak ada yang salah atau benar dalam membuat parfum. Selama harum yang dihasilkan disukai pembuatnya, proses pembuatan parfum sudah berhasil baik. Namanya selera, tidak pernah dapat diperdebatkan, de gustibus non est disputandum.
Kami lalu sibuk menambahkan bagian yang ingin ditonjolkan. Ada yang senang aroma segar atau ada yang senang aroma maskulin sehingga menambah porsi base atau dry lebih banyak lagi. Lee kemudian berkeliling dari meja ke meja, melihat kesibukan kami meracik parfum.
Bisnis
Racikan kenangan Jason Lee berubah menjadi bisnis serius. Awalnya, dia hanya meracik parfum untuk kekasihnya. Setelah senang meracik wewangian, dia membagikan hasil racikannya kepada para tamu ketika menikahi kekasihnya pada 2015.
Tidak disangka, parfum hasil racikannya mendapat sambutan sangat baik. Lee keluar dari pekerjaannya di salah satu perusahaan terbesar penyedia wewangian, Givaudan, untuk membuka bisnis parfumnya sendiri yang dinamakan Six.
Lee lalu membuka toko parfum Six di Mal Funan. Mal ini memang menyediakan tempat bagi perusahaan-perusahaan rintisan dari Singapura. ”Kami tidak menyediakan ruang untuk perusahaan dengan jaringan internasional,” ujar Center Manager CapitaLand Augustine Woo.
Bulan lalu, toko parfum Lee mengeluarkan tiga parfum uniseks yang terinspirasi dari aroma New York, aroma kepulauan Boracay di Filipina, dan aroma pegunungan di musim dingin.
Tidak hanya sekadar menjual parfum, toko Lee juga membuka kursus membuat parfum. Dengan demikian, masing-masing orang dapat meracik sendiri parfumnya sesuai keinginan.
Kenangan pun ternyata dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.