Kontingen SEA Games Menanti Kepastian Anggaran Tambahan
›
Kontingen SEA Games Menanti...
Iklan
Kontingen SEA Games Menanti Kepastian Anggaran Tambahan
Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 menanti kepastian tambahan anggaran untuk mengirim atlet ke Filipina.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sebagian anggota kontingen Indonesia sudh harus berangkat ke SEA Games Manila 2019 sebelum upacara pembukaan. SEA Games 2019 bergulir pada 30 November-10 Desember 2019. Kontingen Indonesia berjumlah 1.276 orang, terdiri atas 780 atlet, 239 pelatih, dan 257 tim ofisial yang akan mengikuti 49 cabang olahraga dan 52 disiplin olahraga.
Ketua Kontingen (CdM) Indonesia untuk SEA Games 2019 Harry Warganegara di Jakarta, Minggu (3/11/2019) mengatakan, pihaknya masih menunggu kepastian tambahan anggaran dari Kemenpora untuk memberangkatakan tim “Merah Putih”.
”Kepastian anggaran dibutuhkan karena sebagian atlet berangkat ke Manila sebelum upacara pembukaan,” katanya.
Tim sepak bola putra dan putri, misalnya, berangkat dua pekan sebelum pembukaan karena akan berlatih di Manila. Selain alasan latihan, cabang ini dimulai lebih cepat yakni pada 24 November. Selain sepak bola, cabang berkuda juga akan berangkat lebih awal karena lomba pertama bergulir pada 22 November.
Menurut Harry, pihaknya sudah menyampaikan kepada cabang olahraga bahwa anggaran Rp 47 miliar tidak cukup untuk memberangkatkan semua atlet dan tim ofisial. Dibutuhkan anggaran sebesar Rp 64 miliar untuk memberangkatkan semua kontingen. Dengan belum adanya kepastian tambahan anggaran, prioritas Komite Olimpiade Indonesia adalah memberangkatkan atlet yang sudah terdaftar.
”Syukur jika ada tambahan anggaran jadi bisa memberangkatkan tim ofisial,” katanya.
Selain mengandalkan anggaran pemerintah, KOI juga mencari dukungan swasta. ”Sponsor ada yang tertarik. Indikasinya kami bisa mendapatkan Rp 2-3 miliar dari sponsor, untuk menambah kebutuhan ofisial,” ujarnya.
Revisi anggaran
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan, pada Kamis (31/10/2019) lalu pihaknya sudah merevisi anggaran Kemenpora.
”Kami sudah menyusuri dan merevisi alokasi anggaran pada hampir semua satuan kerja dan deputi di Kemenpora. Anggaran yang berpotensi tidak terserap dapat dialihkan ke kebutuhan lain asal tidak melompat fungsinya,” kata Gatot.
Beberapa anggaran yang tidak terserap adalah monitoring dan evaluasi cabang olahraga SEA Games 2019 sebesar Rp 8 miliar, monitoring dan evaluasi kegiatan luar negeri Rp 5 miliar, jasa perawatan medis Rp 2 miliar, dan bantuan tes fisik Rp 1,6 miliar. Anggaran total Rp 16,6 miliar ini, menurut Gatot, dapat dimanfaatkan untuk menambah anggaran kontingen.
”Kami sudah mengirimkan revisi anggaran kepada Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Nanti diperiksa alasan dan kelengkapan dokumennya. Semoga usulan penambahan anggaran untuk kontingen SEA Games tidak berubah. Selain itu, kami juga perlu memverifikasi proposal pengiriman kontingen yang nilainnya Rp 64 miliar agar sesuai kebutuhan,” kata Gatot.
Selain revisi anggaran, Kemenpora juga berusaha mempercepat proses pencairan anggaran pelatnas. Hingga Jumat (1/11/2019), baru lima cabang olahraga yang sudah menerima anggaran penuh, yaitu wushu, skateboard, senam, panjat tebing, dan bola tangan.
Sebanyak 12 cabang olahraga dalam tahap pencairan anggaran tahap kedua, dan lima cabang dalam proses verifikasi.
”Kami tidak ingin mempersulit pencairan anggaran. Tetapi, kami trauma dengan peristiwa sebelumnya, jadi saya perintahkan agar pencairan anggaran lebih berhati-hati,” kata Gatot.
Harry menuturkan, pencairan anggaran yang belum selesai cukup menghambat pelatnas, terutama untuk membayar honor atlet dan pelatih. Hal ini membuat beberapa ketua umum cabang harus merogoh kocek pribadi untuk memastikan pelatnas berjalan sesuai rencana. “Tetapi, belum semua cabang selesai membuat laporan pertanggungjawaban. Artinya, memang perlu waktu,” ujarnya. (DNA)