Pelari gawang putri andalan Indonesia, Emilia Nova, optimistis dapat kembali pada penampilan terbaiknya di SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Walaupun lama bergelut memulihkan cedera tumit lima bulan terakhir, pelari gawang putri andalan Indonesia, Emilia Nova, tetap optimistis meraih hasil terbaik pada SEA Games 2019 Filipina. Kepercayaan diri itu timbul karena Emil mengalami perkembangan positif setelah kembali berlatih di lintasan dua bulan terakhir. Dia juga memiliki catatan waktu terbaik musim ini dibandingkan dengan calon pesaingnya di SEA Games.
Emil merasakan cedera tumitnya kambuh pada Februari. Namun, ia baru serius melakukan terapi setelah Kejuaraan Asia Atletik 2019 di Doha, Qatar, 23 April 2019. Karena cedera tersebut, performa Emil cenderung menurun. Ia mencatat waktu 13,59 detik ketika meraih emas di Malaysia Terbuka 2019 di Kuala Lumpur, 31 Maret 2019. Catatan waktunya turun menjadi 13,70 detik di Kejuaraan Asia 2019, dan 14,19 detik di Universiade 2019 di Napoli, Italia, 10 Juli 2019.
Sepulang dari Universiade, Emil nyaris tak menyentuh lintasan dan gawang. Hari-harinya dilalui dengan terapi dan latihan ringan untuk menjaga kondisi fisik. Atlet kelahiran Jakarta, 20 Agustus 1995, itu baru kembali berlatih di lintasan dua bulan terakhir. Pada September-Oktober, ia hanya melakukan latihan ringan. Memasuki November ini, dirinya mulai meningkatkan intensitas latihan.
Perkembangan Emil cukup baik. Dia sudah berani lari melewati delapan dari total sepuluh gawang di lintasan. Catatan waktunya untuk lari delapan gawang 10,6 detik pada latihan terakhir, Senin (4/11/2019). Catatan waktu itu mendekati rekor terbaiknya berlari di delapan gawang yakni 9,89 detik menjelang Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
”Hasil ini membuat saya yakin, saya bisa kembali berlomba dengan performa terbaik pada SEA Games 2019. Saya tetap optimistis bisa merebut emas di SEA Games ini,” ujar Emil, yang meraih medali perak lari gawang 100 m putri Asian Games 2018 dengan waktu 13,33 detik, atau rekor terbaiknya sejauh ini.
Kepercayaan diri Emil meningkat karena catatan waktu terbaiknya tahun ini masih lebih baik daripada calon pesaing di SEA Games. Catatan waktu terbaik Emil tahun ini adalah 13,59 detik pada Kejuaraan Asia 2019. Adapun pesaing dengan waktu terbaik musim ini pada SEA Games 2019 adalah pelari Vietnam, Tran Thi Yen Hoa, yang waktu terbaiknya 13,61 detik ketika mengikuti GP Asia 2019 di Chingqing, China, 7 Juni 2019.
Selain itu, ada pelari Malaysia Raja Nursheena Azhar yang waktu terbaiknya tahun ini 14,30 detik pada kejuaraan di India, 11 Oktober 2019. Adapun pelari Singapura Nur Izlyn Zaini catatan waktu terbaik 13,84 detik tahun ini pada kejuaraan di Columbia, Amerika Serikat, 13 April 2019.
Tran Thi Yen Hoa adalah peraih medali emas lari gawang 100 m putri SEA Games 2017 Malaysia dengan 13,40 detik. Adapun Raja Nursheena meraih perak dengan 13,92 detik dan Nur Izlyn meraih perunggu dengan waktu 14,14 detik.
”Kalau saya bisa mempertahankan catatan waktu terbaik musim ini, saya mungkin bisa meraih emas di SEA Games. Apalagi pesaing terberat yang meraih medali dua tahun lalu, catatan terbaik mereka musim ini di bawah saya,” katanya.
Tingkatkan kecepatan
Pelatih lari gawang PB PASI Fitri ”Ongky” Haryadi menyampaikan, secara keseluruhan, Emil tidak kehilangan teknik lari gawangnya walaupun sudah cukup lama tidak berlatih di lintasan. Namun, dia kehilangan kecepatan. Untuk itu, dia belum bisa berlari delapan gawang di bawah 10 detik. ”Ini menjadi pekerjaan rumah kami agar kecepatan Emil bisa meningkat dalam persiapan sebulan terakhir sebelum ke SEA Games,” tuturnya.
Akan tetapi, Ongky juga tidak bisa terlalu memaksa Emil berlatih lebih keras karena dia baru saja sembuh dari cedera tumit. Bahkan, Emil belum bisa berlari 100 meter. Dia hanya bisa berlari 60-80 meter. Jika dipaksa lebih dari itu, kadang dia merasakan sedikit ada sakit di tumitnya.
Untuk mengakali situasi itu, pelatih berusaha meningkatkan intensitas latihan dengan jarak lari 60-80 meter. Tujuannya agar volume latihan sama dengan berlatih lari 100 meter. Contohnya, jika intensitas lari 100 meter biasa dibuat dua kali, intensitas lari 60-80 meter akan dibuat empat kali. ”Dengan begitu, walaupun hanya lari 60-80 meter, Emil diharapkan tetap mendapatkan volume latihan yang sama dengan lari 100 meter,” ujarnya.
Onky mengatakan, dirinya berharap dengan pola latihan itu, baik kecepatan maupun fisik Emil, bisa meningkat dan kebugarannya tetap terjaga. ”Saya berharap Emil meledak atau mencapai puncak performanya saat SEA Games nanti,” katanya.