Tim nasional balap sepeda Filipina menggunakan Tour de Singkarak 2019 sebagai ajang uji coba dan seleksi pebalap yang akan diterjunkan pada SEA Games 2019 di negara mereka sendiri.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
AGAM, KOMPAS — Tim balap sepeda Filipina mempersiapkan diri dengan serius untuk menjadi tuan rumah SEA Games 2019. Hal itu diperlihatkan oleh para pebalap mereka yang memperkuat tim Go for Gold Filipina pada lomba balap sepeda Tour de Singkarak 2019.
Untuk kedua kalinya setelah etape ketiga, pebalap sepeda Filipina memenangi etape kelima yang finis di Agam, Rabu (6/11/2019). Jonel Carcueva menjadi yang terdepan pada pendakian menuju finis di puncak Embun Pagi, Agam. Carcueva menyelesaikan lintasan 206,5 kilometer dalam waktu 5 jam 34 menit 33 detik.
Posisi kedua diraih pebalap tim Thailand Continental Cycling, Thanakhan Chaiyasombat, yang tertinggal 17 detik, disusul Agung Sahbana dari Tim KFC. Dengan hasil ini, Agung sekaligus merebut kembali jersey Merah Putih sebagai pebalap nasional terbaik dari tangan pebalap tim Banyuwangi, Kurniawan.
Ismael Grospe Jr, rekan setim Carcueva yang memenangi etape ketiga, mempertahankan jersey polka dot sebagai lambang pebalap jago tanjakan. ”Kami bisa melepaskan diri dari kelompok besar ketika balapan tersisa delapan kilometer,” kata Carcueva.
Manajer Go for Gold, yang juga pelatih tim nasional balap sepeda Filipina, Ednalyn Hualda menyatakan, Tour de Singkarak adalah tempat latihan yang bagus untuk persiapan SEA Games 2019.
”Kami dalam proses menyeleksi siapa yang akan berlomba di SEA Games. Sejumlah nama sudah dikirimkan, tetapi kami harus melihat lagi kondisi tiap pebalap,” katanya.
Etape kelima yang start dari Payakumbuh adalah tahapan pertama yang berakhir dengan pendakian kategori pertama. Titik finis di Embun Pagi, Agam, berada pada ketinggian 1.112 meter di atas permukaan laut. Etape ini juga menyajikan tiga titik sprint dan satu titik pendakian pada lain di Baso pada Km 30.
Pada pendakian di Baso itu, pebalap Tim KFC Cycling, Muhammad Abdurrohman, sempat meninggalkan kelompok besar. Namun, ketika balapan menuju turunan Sitinjau Laut, Padang Panjang, posisinya digantikan oleh dua pebalap dari Team Procyclingstats.com, Jordy Buskermolen dan Peter Fòrster.
Buskermolen dan Forster memimpin lomba hingga titik sprint ketiga di Sungai Limau, Padang Pariaman. Bahkan, dua pebalap ini sempat unggul hingga lima menit di depan kelompok besar pebalap.
Namun, keduanya terkejar saat balapan memasuki tanjakan terakhir yang cukup terjal di Kelok 44. Direktur Procyclingstats.com Stephan van der Zwan menyatakan, timnya menyadari ada tanjakan terjal menanti sebelum finis. Oleh sebab itu, dua pebalapnya memacu kecepatan di jalur datar sebelum Kelok 44.
”Tetapi kami tersalip juga akhirnya. Pebalap tidak mampu keluar dari peloton saat memasuki Kelok 44,” katanya.
Sementara itu, pebalap tim Sapura, Jesse Ewart, mempertahankan kaus kuning yang direbutnya sejak etape pertama. Ia juga mempertahankan jersey hijau sebagai lambang sprinter terbaik.