Prestasi dua pasangan ganda Indonesia terus menurun dalam dua bulan terakhir. Mereka harus berjuang keras mengamankan posisi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
FUZHOU, RABU — Alih-alih semakin meyakinkan, penampilan pebulu tangkis Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dalam separuh periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, sejak 29 April, menurun. Mereka harus menebusnya dalam sisa waktu kualifikasi untuk mengamankan tiket lolos ke Tokyo.
Menurunnya penampilan kedua pasangan terjadi sejak pertengahan September. Mereka bahkan kesulitan untuk melewati babak kedua turnamen. Dalam turnamen Fuzhou China Terbuka BWF Super 750, mereka tersingkir pada babak pertama.
Di Haixia Olympic Sports Complex, Fuzhou, China, Rabu (6/11/2019), Greysia/Apriyani ditaklukkan ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean, 19-21, 16-21. Adapun Hafiz/Gloria kalah dari ganda campuran tuan rumah, He Jiting/Du Yue. 18-21, 14-21.
Kekalahan itu membuat Greysia/Apriyani tak mampu melampaui babak kedua dalam empat turnamen terakhir. Pada tiga turnamen sebelumnya sejak pertengahan September, yaitu Korea, Denmark, dan Perancis Terbuka, mereka tersingkir pada babak kedua.
Hasil di Denmark, Perancis, dan Fuzhou termasuk sembilan penurunan hasil Greysia/Apriyani dibandingkan dengan turnamen yang sama pada 2018. Satu-satunya perbaikan didapat pada All England ketika mereka bertahan hingga perempat final setelah tersingkir di babak pertama pada 2018.
”Penampilan kami benar-benar di bawah kemampuan terbaik, sangat mengecewakan dan jauh dari harapan. Pastinya kami akan berusaha memperbaiki diri, kita lihat saja dalam tiga bulan ke depan. Mudah-mudahan kami bisa mengatasinya,” ujar Greysia dalam laman PP PBSI.
Penurunan itu membuat posisi mereka dalam daftar peringkat dunia pun turun. Mereka memasuki persaingan 2019 pada peringkat keempat dunia. Posisi itu turun menjadi kelima pada Maret, lalu keenam sejak 24 September, dan kedelapan sejak 29 Oktober.
Rentang posisi yang jauh dengan ganda putri nomor dua Indonesia, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang di peringkat ke-15 dunia, membuat Greysia/Apriyani hampir pasti menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Tokyo 2020. Bercermin pada kondisi saat ini, ganda putri Indonesia tak memenuhi syarat meraih jatah maksimal, dua wakil, karena tak ada minimal dua pasangan pada delapan besar dunia.
”Mau tak mau harus memaksimalkan materi yang ada untuk Tokyo meski kondisinya seperti sekarang. Fokus kami adalah mempersiapkan pemain-pemain muda berusia di bawah 20 tahun untuk penerus Greysia,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti sebelum atlet bertolak ke Fuzhou.
Latihan tambahan
Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, juga menyayangkan menurunnya prestasi Hafiz/Gloria. Kekalahan di Fuzhou memperpanjang hasil buruk mereka sejak China Terbuka, September. Dari enam turnamen setelah itu, Hafiz/Gloria tiga kali tersingkir pada babak kedua dan dua kali pada babak pertama.
Mereka punya peluang meraih hasil maksimal di Makau Terbuka, pekan lalu, tetapi hanya bertahan hingga perempat final. Padahal, Makau Terbuka berkategori lebih rendah daripada lima turnamen lain yang merupakan turnamen Super 500, 750, dan 1000.
Sempat menempati peringkat keenam dunia pada Mei-Juli, saat ini Hafiz/Gloria berada pada urutan kedelapan. Mereka berada di bawah rekan sepelatnas, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, yang menempati posisi kelima setelah menjuarai dua turnamen beruntun, Denmark dan Perancis Terbuka.
Posisi ini membuat ganda campuran harus bekerja keras mempertahankan dua wakilnya pada posisi delapan besar hingga akhir kualifikasi pada 26 April 2020. Posisi kedua pasangan, terutama Hafiz/Gloria, rawan untuk digantikan pemain negara lain jika hasil buruk terus berlanjut.
”Praveen/Melati sudah membaik seiring dengan komunikasi mereka yang terbuka, namun Hafiz/Gloria justru menurun. Menurut saya, mereka kurang berinisiatif untuk melakukan latihan tambahan di luar latihan yang diberikan pelatih. Padahal, ini penting untuk mempertajam kemampuan mereka. Pelatih pasti membantu jika mereka minta,” tutur Richard.
Hafiz mengatakan, rentetan hasil buruk berpengaruh pada mental mereka, tetapi sebenarnya perasaan ini mulai menghilang dengan perlahan. ”Penampilan kami kurang bagus di beberapa turnamen. Rasanya memang enggak enak sekali, tetapi memang harus dihadapi. Sekarang, tinggal jalani dan maksimal lagi di turnamen selanjutnya,” kata Hafiz.
Sementara itu, kemenangan pada babak pertama, Rabu, didapat Praveen/Melati, Jonatan Christie, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.